Analisis Biaya Manfaat Dalam Kebijakan Publik

Suatu kebijakan yang baik, menurut Dunn 1994 harus melalui tahap- tahap kegiatan. Tahap-tahap kegiatan tersebut adalah sebagai berikut : 1 Agenda Setting, 2 Policy Formulating, 3 Policy Adoption, 4 Policy Implementation, 5 Policy Assessment. Dunn 1998, menggambarkan proses suatu kebijakan publik dibuat, yaitu sebagai berikut Gambar 2. Sumber : Dunn 1998 Gambar 2 Analisis Kebijakan yang Berorientasi pada Masalah Gambar tersebut merupakan prosedur analisis kebijakan publik yang harus dilalui oleh analis kebijakan, sebagai alat untuk menunjukkan keterkaitan antara metode-metode dan teknik-teknik analisis kebijakan. Dunn 2000 menyatakan untuk menentukan alternatif terpilih ada 3 hal yang harus diperhatikan, yaitu : 1 Efektivitas, apakah alternatif kebijakan tersebut efektif untuk memecahkan masalah kebijakan 2 Efisiensi, apakah alternatif tersebut efisien untuk memecahkan masalah kebijakan 3 Adequacy, apakah proporsi alternatif kebijakan tersebut cukup mampu mengatasi masalah kebijakan.

2.5. Analisis Biaya Manfaat Dalam Kebijakan Publik

Metode analisis biaya manfaat diterapkan untuk menciptakan informasi yang bersifat evaluatif dan normatif. Analisis biaya manfaat dapat menilai kebijakan yang telah diambil atau dilaksanakan telah meningkatkan atau Pemantauan Evaluasi Peramalan Rekomendasi Kinerja Kebijakan Masalah Kebijakan Aksi Kebijakan Hasil Kebijakan Masa Depan Kebijakan Perumusanan Masalah Perum usan Masal ah Perum usan Masal ah Perumusa menurunkan kesejahteraan masyarakat dan selanjutnya merekomendasikan alternatif tindakan memperbaiki keadaan, bila yang terjadi adalah penurunan tingkat kesejahteraan. Banyak analisis biaya manfaat moderen diterapkan dalam Ekonomi kesejahteraan yang secara khusus diarahkan pada cara investasi publik dapat memberikan kontribusi untuk memaksimalkan pendapatan bersih sebagai ukuran agregat kepuasan kesejahteraan dalam masyarakat. Menurut Dunn 1994, pada saat diterapkan di sektor publik, maka analisis biaya manfaat akan memiliki beberapa ciri khusus, yaitu; 1. Berusaha mengukur semua biaya dan manfaat bagi masyarakat yang kemungkinan dihasilkan dari program publik, termasuk berbagai hal yang tidak terlihat bersifat intangible dalam bentuk uang moneter. Ukuran untuk biaya dan manfat adalah nilai ekonomis dan bukan nilai finansial. karena harga pasar tidak selalu sama dengan nilai ekonomis Hufschmidt et al ., 1983. 2. Secara tradisional melambangkan rasionalitas ekonomi, karena kriteria ditentukan dengan pengukuran efisiensi ekonomi secara global. Suatu kebijakan dikatakan efisien bila manfaat bersih total manfaat dikurangi total biaya lebih besar dari nol dan lebih tinggi dari manfaat bersih yang mungkin dapat dihasilkan dari sejumlah alternatif investasi lainnya. 3. Masih menggunakan pasar swasta sebagai titik tolak didalam memberikan rekomendasi, misalnya dalam menentukan biaya kemungkinan dari suatu investasi selalu dihitung berdasarkan manfaat bersih apa yang mungkin dapat diperoleh dengan menginvestasikannya di sektor swasta, 4. Analisis biaya manfaat kontemporer atau analisis biaya manfaat sosial. dapat juga digunakan untuk mengukur pendistribusian kembali manfaat. Dalam penggunaan analisis biaya manfaat untuk menganalisis suatu kebijakan yang telah diambil pada masa lalu, sangat penting untuk mempertimbangkan semua biaya dan manfaat yang timbul dalam masyarakat baik yang memiliki kaitan secara langsung maupun tidak langsung dengan kebijakan tersebut, baik internal maupun eksternal dan baik yang terukur secara langsung maupun terukur secara tidak langsung. Lebih lanjut Dunn 1994, mengemukakan bahwa metode analisis biaya manfaat sebagai suatu metode dalam analisis kebijakan publik memiliki beberapa keunggulan dan keterbatasan. Keunggulannya adalah meliputi: 1 biaya maupun manfaat dinyatakan dalam satuan ukuran yang sama uang; 2 memungkinkan untuk melihat manfaat dan biaya pada masyarakat secara keseluruhan, dan ; 3 memungkinkan analisis yang dapat membandingkan program secara luas dalam lapangan yang berbeda. Keterbatasan Analisa Biaya Manfaat meliputi : 1 tekanan yang terlalu eksklusif pada efisiensi ekonomi yang dapat berarti bahwa kriteria keadilan menjadi tidak berarti atau tidak dapat diterapkan. Dalam pelaksanaannya kriteria Kaldor-Hick telah mengabaikan masalah-masalah redistribusi manfaat. Sementara kriteria pareto jarang memecahkan konflik antara efisiensi dan keadilan; 2 nilai uang tidak cukup untuk mengukur daya tanggap, karena adanya variasi pendapatan masyarakat; 3 ketika harga pasar tidak ada bagi suatu barang yang penting, analisis sering memaksa diri untuk membuat harga bayangan berdasarkan pendekatan kesediaan membayar atau WTP yang bersifat subjektif. Semua manfaat dan biaya yang timbul dari suatu kebijakan harus diperhitungkan secara lengkap, namun dalam penerapannya sulit untuk dilakukan, besar kemungkinan akan terabaikan. Untuk mengurangi kesalahan tersebut dilakukan klasifikasi biaya dan manfaat atas: internalitas terhadap ekstemalitas; nyata terhadap tidak nyata; primer terhadap sekunder,efisien bersih terhadap efisiensi semu. Dalam analisis kebijakan restrospektif pemanfaatan Danau Maninjau, tipe ABM yang akan diperbandingkan adalah yang bersifat eksternalitas, karena yang bersifat internalitas telah diperhitungkan secara lengkap pada saat analisis prospektif. Manfaat dan biaya eksternalitas yang akan diperbandingkan adalah mencakup semua jenis biaya baik yang dapat terukur secara langsung maupun tidak langsung dengan cara penaksiran atas dasar dasar harga pasar yang tidak berhubungan langsung dengan sasaran pokok program sekunder. Hasil perbandingan manfaat dan biaya menimbulkan kenaikan dalam agregat pendapatan atau hanya akan menghasilkan pergeseran pendapatan diantara berbagai kelompok dalam masyarakat Menurut Dunn 1994, ada empat cara untuk menilai seberapa jauh suatu kebijakan dapat memaksimalkan kesejahteraan sosial, yaitu: 1. Memaksimalkan kesejahteraan individu secara simultan,yangmenuntut agar peringkat preferensi transitif tunggal dikonstruksikan berdasarkan nilai semua Individu. Berdasarkan Dalil Kemustahilan Arrow, hal ini tidak mungkin untuk dicapai. 2. Melindungi kesejahteraan Minimum, didasarkan pada kriteria Pareto yang menyatakan suatu keadaan sosial dikatakan lebih baik dari yang lainnya jika paling tidak ada satu orang yang diuntungkan dan tidak ada satu orangpun yang dirugikan. Pareta optimum adalah suatu keadaan sosial di mana tidak mungkin membuat satu orang diuntungkan better off tanpa membuat yang lain dirugikan worse off. 3. Memaksimalkan kesejahteraan bersih, didasarkan pada kritetia Kaldor-Hicks yang menyatakan bahwa suatu keadaan sosial lebih baik dari yang lainnya jika terdapat perolehan bersih dalam efisiensi manfaat total dikurangi biaya total dan jika mereka yang memperoleh manfaat dapat mengganti mereka yang kehilangan. 4. Memaksimalkan kesejahteraan redistributif, berusaha memaksimalkan manfaat redistributif untuk kelompok-kelompok yang terpilih, seperti secara rasial tertekan, miskin atau sakit.

2.6. Status Kepemilikan Sumberdaya Air