Analisis Kebijakan Publik Economic assessment and management policy of lake resources sustainability (Case study in Maninjau Lake of West Sumatera)

untuk kebutuhan domestik dapat diklasifikasikan atas 3 aspek, yaitu 1 aspek ekonomi,2 aspek sosial kelembagaan, dan 3 aspek teknis. Umumnya penelitian lebih banyak dititik beratkan pada eksisten sistem irigasi dan pengaruhnya terhadap kesejahteraan masyarakat petani, sedangkan penelitian yang menitik beratkan pada penelitian nilai ekonomi air serta pendugaan kurva permintaannya masih relatif sedikit.

2.3. Konflik Pengelolaan Sumberdaya Alam

Persyaratan terjadinya interaksi sosial adalah kontak sosial dan adanya komunikasi. Proses interaksi yang pokok adalah proses asosiatif dan proses dis- asosiatif. Bentuk proses asosiatif adalah kerjasama dan akomodasi, sedangkan proses dis-asosiatif adalah persaingan, kontroversi dan pertentangan atau konflik Sukanto, 1990. Fisher 2001, mendefinisikan konflik sebagai hubungan antara dua pihak atau lebih yang memiliki atau yang merasa memiliki sasaran-sasaran yang satu sama lain tidak sejalan. Konflik adalah pertentangan antara banyak kepentingan, nilai, tindakan atau arah serta merupakan bagian yang menyatu sejak kehidupan ada. Oleh karena itu, konflik adalah sesuatu yang tak terelakkan yang dapat bersifat positif negatif. Dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan, konflik dapat diartikan sebagai sengketa lingkungan. Untuk menyelesaikan konflik tersebut dapat ditempuh melalui pengadilan atau diluar pengadilan berdasarkan pilihan sukarela dari pihak-pihak yang berkonflik. Penyelesaian konflik diluar pengadilan dilakukan untuk mencapai kesepakatan mengenai bentuk tindakan penyelesaian guna menjamin tidak terjadi atau terulangnya dampak negatif terhadap lingkungan hidup.

2.4. Analisis Kebijakan Publik

Analisis kebijakan adalah aktivitas untuk menciptakan pengetahuan tentang dalam proses pembuatan kebijakan Lasswell, 1971, di dalam Dunn, 1994. Tujuan kebijakan publik adalah menyelesaikan berbagai masalah publik yang mencakup dan berdampak kepada kehidupan publik. Kebijakan publik merupakan agenda kebijakan yang dirumuskan oleh pemerintah yang merupakan tanggapan terhadap lingkungan atau masalah publik. Dalam menyelesaikan masalah publik yang terpenting adalah hubungan yang normative antara pejabat publik dengan masyarakat yang dipimpinnya. Seorang pejabat publik harus memahami kebutuhan masyarakat yang dipimpinnya. Thoha 1986: 56-57 memberikan dua aspek pokok Public Policy, yaitu: 1 Policy merupakan praktika sosial, bukan event yang tunggal atau terisolir. Dengan demikian sesuatu yang dihasilkan pemerintah berasal dari segala kejadian dalam masyarakat dan digunakan pula untuk kepentingan masyarakat; 2 Policy adalah suatu peristiwa yang ditimbulkan oleh baik untuk mendamaikan “claim” dari pihak-pihak yang konflik atau untuk menciptakan “incentive” bagi tindakan bersama. Dye 1992 memberikan definisi Public Policy is whatever government choose to do or not to do . Kebijakan pemerintah untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu. Islamy 1992, menyatakan sesuatu yang tidak dilaksanakan oleh pemerintah pun termasuk kebijakan publik. Hal ini disebabkan karena “sesuatu yang tidak dilakukan oleh pemerintah akan mempunyai pengaruh dampak yang sama besarnya dengan sesuatu yang dilakukan pemerintah. Udoji dalam Wahab:1991 mendefinisikan Kebijakan Publik sebagai suatu tindakan bersanksi yang mengarah pada suatu tujuan tertentu yang dipusatkan pada suatu masalah atau sekelompok masalah tertentu yang saling berkaitan dan mempengaruhi sebagian besar warga masyarakat. Dari pendapat para pakar di atas dapat disimpulkan kebijakan publik adalah berbagai tindakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Menurut Parker dalam Santoso, 1998:4, Kebijakan Publik adalah suatu tujuan tertentu atau serangkaian tindakan yang dilakukan oleh suatu pemerintah pada periode tertentu dalam hubungannya dengan suatu subjek atau tanggapan pada suatu krisis. Menurut William Dunn 1981:70 kebijakan publik adalah serangkaian pilihan yang kurang lebih berhubungan termasuk keputusan untuk tidak berbuat yang dibuat oleh badan badan atau kantor-kantor pemerintah, diformulasikan dalam bidang-bidang issue yaitu arah tindakan actual atau potensial dari pemerintah yang didalamnya terkandung konflik diantara kelompok masyarakat. Masalah kebijakan publik tidak hanya masalah organisasi publik semata, tetapi merupakan masalah kehidupan masyarakat secara menyeluruh, oleh karena itu untuk memecahkan masalah publik tersebut diperlukan berbagai disiplin ilmu. Dengan demikian dalam memecahkan masalah publik seorang analis tidak bekerja sendirian tetapi dibantu oleh tim yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu. Dalam membuat analisis kebijakan publik, seorang analis akan melalui tahap-tahap kerangka pemikiran sebagaimana yang dikemukakan oleh Dunn 2000, yaitu: a. Merumuskan masalah-masalah kebijakan, yaitu kebutuhan, nilai-nilai, atau kesempatan-kesempatan yang tidak terealisir tetapi yang dapat dicapai melalui tindakan publik. b. Meramal masa depan kebijakan. Peramalan forecasting adalah suatu prosedur untuk membuat informasi faktual tentang situasi sosial masa depan atas dasar informasi yang telah ada tentang masalah kebijakan. c. Rekomendasi aksi-aksi kebijakan. Prosedur analisis-kebijakan dari rekomendasi memungkinkan analis menghasilkan informasi tentang kemungkinan serangkaian aksi dimasa mendatang untuk menghasilkan konsekuensi yang berharga bagi individu, kelompok, atau masyarakat seluruhnya. Didalamnya terkandung informasi mengenai aksi-aksi kebijakan, konsekuensi di masa depan setelah melakukan alternatif tindakan, dan selanjutnya ditentukan alternatif mana yang akan dipilih. d. Pemantauan dalam analisis kebijakan, merupakan prosedur analisis kebijakan yang digunakan untuk memberikan informasi tentang sebab dan akibat dari kebijakan publik. Mengevaluasi Kinerja Kebijakan adalah prosedur analisis- kebijakan yang digunakan untuk menghasilkan informasi mengenai nilai atau manfaat dari serangkaian aksi di masa lalu dan atau masa depan. Suatu kebijakan yang baik, menurut Dunn 1994 harus melalui tahap- tahap kegiatan. Tahap-tahap kegiatan tersebut adalah sebagai berikut : 1 Agenda Setting, 2 Policy Formulating, 3 Policy Adoption, 4 Policy Implementation, 5 Policy Assessment. Dunn 1998, menggambarkan proses suatu kebijakan publik dibuat, yaitu sebagai berikut Gambar 2. Sumber : Dunn 1998 Gambar 2 Analisis Kebijakan yang Berorientasi pada Masalah Gambar tersebut merupakan prosedur analisis kebijakan publik yang harus dilalui oleh analis kebijakan, sebagai alat untuk menunjukkan keterkaitan antara metode-metode dan teknik-teknik analisis kebijakan. Dunn 2000 menyatakan untuk menentukan alternatif terpilih ada 3 hal yang harus diperhatikan, yaitu : 1 Efektivitas, apakah alternatif kebijakan tersebut efektif untuk memecahkan masalah kebijakan 2 Efisiensi, apakah alternatif tersebut efisien untuk memecahkan masalah kebijakan 3 Adequacy, apakah proporsi alternatif kebijakan tersebut cukup mampu mengatasi masalah kebijakan.

2.5. Analisis Biaya Manfaat Dalam Kebijakan Publik