Nilai Pilihan Dari hasil wawancara dengan responden kesediaan membayar Nilai Bukan Guna Dari hasil regresi kesediaan membayar masyarakat Willingness to pay Persepsi Masyarakat terhadap keberadaan Danau Maninjau

5.3. Nilai Pilihan Dari hasil wawancara dengan responden kesediaan membayar

masyarakat Willingness to pay terhadap Nilai Pilihan, yaitu mempertahankan eksistensi danau dengan pekerjaan dan variabel sosial ekonomi lainnya diperoleh persamaan WTP NP = 98100 Maka nilai WTP NP total dikalikan jumlah penduduk sekitar Danau Maninjau 32998 orang = 98100 x 32998 = 3,237,103,800.00

5.4. Nilai Bukan Guna Dari hasil regresi kesediaan membayar masyarakat Willingness to pay

terhadap Nilai Bukan Guna, yaitu danau sebagai warisan dengan pekerjaan dan variabel sosial ekonomi lainnya diperoleh persamaan WTP NBG = 92000 Maka nilai WTP NBG total dikalikan jumlah penduduk sekitar Danau Maninjau 32998 orang = 92000 x 32998 = 3,035,816,000.00

5.5. Persepsi Masyarakat terhadap keberadaan Danau Maninjau

Untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap sumberdaya alam dan lingkungan Danau Maninjau telah dilakukan survey terhadap 169 responden masyarakat yang berdomisili di sekitar Danau Maninjau. Karakteristik responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini telah dijelaskan pada bagian penghitungan nilai ekonomi pemanfatan domestik terdahulu. Persepsi masyarakat terhadap sumberdaya alam dan lingkungan Danau Maninjau dapat dilihat dari beberapa aspek diantaranya : a status kepemilikan SDAL Danau Mainjau, b hak pemanfaatan Danau Maninjau untuk perikanan, c hak pemanfaatan Danau Maninjau untuk irigasi, d hak pemanfaatan Danau Maninjau untuk pariwisata, e hak pemanfaatan Danau Maninjau untuk kebutuhan domestik, f kewajiban untuk menjaga kelestarian Danau Maninjau, g hak untuk mengatur pengelolaan Danau Maninjau, h kondisi eksisting Danau Maninjau, i dampak PLTA terhadap masyarakat sekitar Danau Maninjau, j dampak perikanan budidaya keramba jaring apung terhadap masyarakat, k pengelolaan dampak PLTA Maninjau oleh PLN.

5.5.1. Status Kepemilikan Danau Maninjau

Hasil survey tentang persepsi masyarakat di sekitar Danau Maninjau terhadap status kepemilikan sumberdaya alam dan lingkungan Danau Maninjau disajikan pada Tabel 25 Tabel 25 Persepsi Masyarakat terhadap Kepemilikan Danau Maninjau No Status Kepemilikan Danau Maninjau Frekuensi Persentase 1 2 3 4 Semua Orang Pemerintah Masyarakat Setempat Ragu-Ragu 41 29 81 18 24,3 17,2 47,9 10,7 Jumlah 169 100 Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa 47,9 atau sebanyak 81 orang responden menyatakan bahwa status kepemilikan sumberdaya alam dan lingkungan Danau Maninjau adalah milik masyarakat yang ada di sekitar Danau Maninjau. Responden yang menyatakan bawa sumberdaya alam dan lingkungan Danau Maninjau adalah milik bersama common property right adalah 24,3 atau 41 orang dan responden yang menyatakan bahwa sumberdaya alam dan lingkungan Danau Maninjau milik pemerintah dalah 17,2, serta ragu-ragu adalah 10,7 atau 18 orang, ragu-ragu. Terjadinya perbedaan persepsi masyarakat terhadap status kepemilikan Sumberdaya Alam dan Lingkungnan Danau Maninjau dapat dilihat dari karakteristik masyarakat itu. Hasil uji Chi-Square dapat dilihat pada Tabel 26 Tabel 26 Hubungan Persepsi Masyarakat Terhadap Status Kepemilikan Danau Maninjau Dengan Karakteristik Responden No Karakteristik Responden Value Asyp.Sig Contigency Coeficient 1 2 3 4 5 Jarak tempat tinggal Jenis Pekerjaan Umur Pendidikan Pendapatan 18,678 21,054 6,394 24,535 10,808 0,028 0,135 0,700 0,017 0,289 0,315 0,333 0,191 0,356 0,245 Keterangan : nyata pada p0,05 nyata pada p0,2 Berdasarkan Tabel 26 di atas terlihat bahwa hubungan antara antara jarak tempat tinggal dengan danau, jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan masyarakat dengan persepsi terhadap status kepemilikan sumberdaya alam dan lingkungan Danau Maninjau terdapat hubungan yang signifikan seperti ditunjukkan oleh Asym. Sig 0,05 Pendidikan dan Jarak tempat tinggal dan Asymp. Sig. 0.2 Pekerjaan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa berbeda jarak tempat tinggal, jenis pekerjaan dan pendidikan, maka akan berbeda pula persepsinya terhadap status kepemilikan sumberdaya alam dan lingkungan Danau Maninjau. Dilihat dari keeratan hubungannya antara jarak tempat tinggal dengan danau, jenis pekerjaan dan pendidikan dengan persepsinya terhadap status kepemilikan sumberdaya alam dan lingkungan Danau Maninjau tidak terdapat hubungan yang erat, karena koefisien kontigensinya 0,50.

5.5.2. Hak Pemanfaatan SDAL Danau Maninjau Untuk Perikanan

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan terhadap responden tentang persepsi masyarakat yang berkaitan dengan pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan Danau Maninjau untuk perikanan disajikan pada Tabel 27 Tabel 27 Persepsi Masyarakat terhadap Hak Pemanfaatan SDAL Danau Maninjau Untuk Perikanan No Hak Pemanfaatan Danau Maninjau Untuk Perikanan Frekuensi Persentase 1 2 3 4 Semua Orang Pemerintah Masyarakat Setempat Ragu-Ragu 49 9 105 7 28,4 5,3 62,1 4,1 Jumlah 169 100 Berdasarkan Tabel 27 di atas terlihat bahwa 62,1 atau sebanyak 105 orang responden menyatakan bahwa yang berhak memanfaatkan sumberdaya alam dan lingkungan Danau Maninjau untuk perikanan adalah masyarakat setempat dan 28,4 atau sebanyak 49 orang menyatakan bahwa yang berhak memanfaatkan sumberdaya alam dan lingkungan Danau Maninjau untuk perikanan adalah semua orang sedangkan 5,3 atau 9 orang menyatakan bahwa yang berhak memanfaatkan untuk perikanan adalah pemerintah serta 4,1 atau 7 orang menyatakan ragu-ragu. Adanya perbedaan persepsi masyarakat terhadap hak pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan Danau Maninjau untuk perikanan dapat dilihat hubungannnya dengan karakteristik masyarakat tersebut. Hasil uji Chi-Square disajikan pada Tabel 28 Tabel 28 Hubungan Persepsi Masyarakat terhadap Hak Pemanfaatan SDAL Danau Maninjau Untuk Perikanan No Karakteristik Responden Value Asyp.Sig Contigency Coeficient 1 2 3 4 5 Jarak tempat tinggal Jenis Pekerjaan Umur Pendidikan Pendapatan 3.500 15.265 5.620 37.905 1.197 0,744 0,123 0,467 0,000 0,977 0,142 0,288 0,179 0,428 0,084 Keterangan : Sangat nyata p0,01 nyata pada p0,05 nyata pada p0,2 Berdasarkan Tabel 28 di atas terlihat bahwa hubungan antara jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan masyarakat dengan persepsi terhadap hak pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan Danau Maninjau untuk perikanan terdapat hubungan yang signifikan seperti ditunjukkan oleh Asym. Sig 0,01 Pendidikan dan Asym. Sig 0,2 Pekerjaan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa berbeda jenis pekerjaan dan pendidikan, maka akan berbeda pula persepsinya terhadap hak pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan Danau Maninjau untuk perikanan. Dilihat dari keeratan hubungannya antara jarak tempat tinggal dengan danau, jenis pekerjaan dan pendidikan dengan persepsinya terhadap hak pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan Danau Maninjau untuk perikanan tidak terdapat hubungan yang erat, karena koefisien kontigensinya 0,50.

5.5.3. Hak Pemanfaatan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Danau Maninjau untuk Pariwisata

Hasil survey tentang persepsi masyarakat di sekitar Danau Maninjau terhadap pemanfaatan Sumberdaya alam dan lingkungan Danau Maninjau untuk pariwisata disajikan pada Tabel 29 Tabel 29 Persepsi Masyarakat terhadap Hak Pemanfaatan SDAL Danau Maninjau Untuk Pariwisata No Hak Pemanfaatan Danau Maninjau Untuk Pariwisata Frekuensi Persentase 1 2 3 4 Semua Orang Pemerintah Masyarakat Setempat Ragu-Ragu 62 43 57 8 36,1 25,4 33,7 4,7 Total 169 100 Tabel 29 menunjukkan bahwa 36,1 atau sebanyak 62 responden menyatakan bahwa yang berhak memanfaatkan sumberdaya alam dan lingkungan Danau Maninjau untuk pariwisata adalah semua orang. 33,7 atau 57 orang responden mengatakan bahwa yang berhak memanfaatkan sumberdaya alam dan lingkungan danau untuk pariwisata adalah masyarakat setempat serta 25,4 atau 43 oarng menyatakan yang berhak adalah pemerintah serta 4,7 atau 8 orang ragu-ragu. Perbedaan persepsi masyarakat terhadap pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan Danau Maninjau untuk pariwisata dapat dilihat pada uji Chi- quare pada Tabel 30 Tabel 30 Hubungan Persepsi Masyarakat terhadap Hak Pemanfaatan SDAL Danau Maninjau Untuk Pariwisata No Karakteristik Responden Value Asyp.Sig Contigency Coeficient 1 2 3 4 5 Jarak tempat tinggal Jenis Pekerjaan Umur Pendidikan Pendapatan 7,208 19,352 10,663 5,967 6,327 0,615 0,198 0,300 0,918 0,707 0,202 0,321 0,244 0,185 0,190 Keterangan : nyata pada p0,2 Dari Tabel 30 di atas terlihat bahwa antara antara jenis pekerjaan dan persepsi terhadap hak pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan Danau Maninjau untuk pariwisata terdapat hubungan yang signifikan seperti ditunjukkan oleh Asym. Sig 0,2. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa berbeda jenis pekerjaan, maka akan berbeda pula persepsinya terhadap hak pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan Danau Maninjau untuk pariwisata. Dilihat dari keeratan hubungannya antara jenis pekerjaan dengan persepsinya terhadap hak pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan Danau Maninjau untuk pariwisata tidak terdapat hubungan yang erat, karena koefisien kontigensinya 0,50.

5.5.4. Hak Pemanfaatan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Danau Maninjau untuk Irigasi

Berdasarkan hasil survey di lapangan tentang persepsi masyarakat di sekitar Danau Maninjau yang berhubungan dengan hak pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan Danau Maninjau untuk irigasi dapat dilihat pada Tabel 31 Tabel 31 Persepsi Masyarakat terhadap Hak Pemanfaatan SDAL Danau Maninjau Untuk Irigasi No Hak Pemanfaatan Danau Maninjau Untuk Irigasi Frekuensi Persentase 1 2 3 4 Semua Orang Pemerintah Masyarakat Setempat Ragu-Ragu 38 56 70 5 22,5 33,1 41,4 3,0 Total 169 100 Dari Tabel 31 di atas terlihat bahwa 41,4 atau sebanyak 70 orang responden menyatakan bahwa yang berhak memanfaatkan sumberdaya alam dan lingkungan Danau Maninjau untuk irigasi adalah masyarakat setempat dan 33,1 atau sebanyak 56 orang menyatakan bahwa yang berhak memanfaatkan sumberdaya alam dan lingkungan Danau Maninjau untuk perikanan adalah pemerintah sedangkan 22,5 atau 38 orang menyatakan bahwa yang berhak memanfaatkan untuk perikanan adalah semua orang serta 3 atau 5 orang menyatakan ragu-ragu. Adanya perbedaan persepsi masyarakat terhadap hak pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan Danau Maninjau untuk irigasi dapat dilihat dalam kaitannya dengan karakteristik masyarakat tersebut. Hasil uji asosiasi Chi- Square pada Tabel 32 Tabel 32 Hubungan Persepsi Masyarakat terhadap Hak Pemanfaatan SDAL Danau Maninjau Untuk Irigasi No Karakteristik Responden Value Asyp.Sig Contigency Coeficient 1 2 3 4 5 Jarak tempat tinggal Jenis Pekerjaan Umur Pendidikan Pendapatan 12,284 27,799 13,766 10,876 7,509 0,198 0,023 0,131 0,540 0,584 0,260 0,376 0,274 0,246 0,206 Keterangan : nyata pada p0,05 nyata pada p0,2 Dari Tabel 32 di atas memperlihatkan bahwa terdapat hubungan antara jarak tempat tinggal, pekerjaan dan umur dengan persepsinya terhadap hak pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan Danau Maninjau untuk irigasi terdapat hubungan yang signifikan seperti ditunjukkan oleh Asym.Sig 0,05 Pekerjaan dan Asym.Sig. 0,2 Jarak tempat tinggal dan Umur. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa berbeda jarak tempat tinggal, pekerjaan dan umur maka berbeda pula persepsinya terhadap hak pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan Danau Maninjau untuk irigasi. Dilihat dari keeratan hubungannya, antara jarak tempat tinggal, pekerjaan dan umur dengan persepsinya terhadap pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan untuk irigasi tidak terdapat hubungan yang erat karena koefisien kontigensinya 0,50. 5.5.5. Hak Pemanfaatan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Danau Maninjau untuk Kebutuhan Domestik Persepsi masyarakat yang berada di sekitar Danau Maninjau yang berkaitan dengan hak pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan untuk kebutuhan domestik dapat dilihat pada Tabel 33. Tabel 33 Persepsi Masyarakat terhadap Hak Pemanfaatan SDAL Danau Maninjau Untuk Domestik No Hak Pemanfaatan Danau Maninjau Untuk Kebutuhan Domestik Frekuensi Persentase 1 2 3 4 Semua Orang Pemerintah Masyarakat Setempat Ragu-Ragu 70 29 58 12 41,4 17,2 34,3 7,1 Total 169 100 Tabel 33 terlihat bahwa 41,4 atau sebanyak 70 responden menyatakan bahwa yang berhak memanfaatkan sumberdaya alam dan lingkungan Danau Maninjau untuk kebutuhan domestik adalah semua orang, dan 34,3 atau 58 orang responden mengatakan bahwa yang berhak memanfaatkan sumberdaya alam dan lingkungan danau untuk pariwisata adalah masyarakat setempat serta 17,2 atau 29 oarng menyatakan yang berhak adalah pemerintah serta 7,1 atau 12 orang ragu-ragu. Untuk melihat adanya perbedaan persepsi masyarakat terhadap pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan Danau Maninjau untuk kebutuhan domestik dapat dilihat dalam kaitannya dengan karakteristik masyarakat tersebut pada hasil uji asosiasi Chi-Square pada Tabel 34 Tabel 34 Hubungan Persepsi Masyarakat terhadap Hak Pemanfaatan SDAL Danau Maninjau Untuk Domestik No Karakteristik Responden Value Asyp.Sig Contigency Coeficient 1 2 3 4 5 Jarak tempat tinggal Jenis Pekerjaan Umur Pendidikan Pendapatan 7,417 30,699 12,626 11,697 13,235 0,594 0,010 0,180 0,470 0,152 0,205 0,392 0,264 0,254 0,269 Keterangan : nyata pada p0,05 nyata pada p0,2 Berdasarkan Tabel 34 di atas terlihat bahwa hubungan antara antara pekerjaan, umur dan pendapatan masyarakat dengan persepsi terhadap hak pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan Danau Maninjau untuk kebutuhan domestik terdapat hubungan yang signifikan seperti ditunjukkan oleh Asym. Sig 0,05 Pekerjaan dan Asyp. Sig. 0,2 Umur dan Pendapatan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa berbeda jenis pekerjaan, umur dan pendapatan, maka akan berbeda pula persepsinya terhadap hak pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan Danau Maninjau untuk kebutuhan domestik. Dilihat dari keeratan hubungannya antara jenis pekerjaan, umur dan pendapatan dengan persepsinya terhadap pemanfaatan sumberdaya alam dan lungkungan Danau Maninjau untuk kebutuhan domestik Maninjau tidak terdapat hubungan yang erat, karena koefisien kontigensinya 0,50.

5.5.6. Hak Untuk Mengatur Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Danau Maninjau

Hasil survey yang dilakukan kepada masyarakat di sekitar Danau Maninjau yang berkaitan dengan hak untuk mengatur pengelolaan Danau Maninjau dapat dilihat pada Tabel 35 Tabel 35 Persepsi Masyarakat terhadap Hak Untuk Mengatur Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Danau Maninjau No Hak Untuk Mengatur Pengelolaan Danau Maninjau Frekuensi Persentase 1 2 3 4 Semua Orang Pemerintah Masyarakat Setempat Ragu-Ragu 19 58 79 13 11,2 34,3 46,7 7,7 Total 169 100 Dari Tabel 35 terlihat bahwa 46,7 atau sebanyak 79 orang responden menyatakan bahwa yang berhak mengatur pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan Danau Maninjau adalah masyarakat setempat, dan 34,3 atau 58 orang responden mengatakan bahwa yang berhak mengatur pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan Danau Maninjau adalah pemerintah serta 11,2 atau 19 oarng menyatakan yang berhak adalah semua orang,sedangkan 7,7 atau 13 orang ragu-ragu. Adanya perbedaan persepsi masyarakat terhadap hak pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan Danau Maninjau dapat dilihat dalam kaitannya dengan karakteristik masyarakat tersebut. Hasil uji asosiasi Chi-Square pada tabel 36. Tabel 36 Hubungan Persepsi Masyarakat terhadap Hak Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Danau Maninjau No Karakteristik Responden Value Asyp.Sig Contigency Coeficient 1 2 3 4 5 Jarak tempat tinggal Jenis Pekerjaan Umur Pendidikan Pendapatan 12.202 10.802 9.113 5.026 2.714 0,058 0,373 0,167 0,755 0,844 0,259 0,245 0,226 0,170 0,126 Keterangan : nyata pada p0,2 Dari Tabel 36 di atas memperlihatkan bahwa terdapat hubungan antara jarak tempat tinggal dan umur dengan persepsinya terhadap hak pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan Danau Maninjau terdapat hubungan yang signifikan seperti ditunjukkan oleh Asym.Sig 0,2. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa berbeda jarak tempat tinggal dan umur maka berbeda pula persepsinya terhadap hak pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan Danau Maninjau. Dilihat dari keeratan hubungannya, antara jarak tempat tinggal dan umur dengan persepsinya terhadap hak pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan tidak terdapat hubungan yang erat karena koefisien kontigensinya 0,50.

5.5.7. Kondisi Pengelolaan Eksisting Danau Maninjau

Hasil survey tentang persepsi masyarakat di sekitar Danau Maninjau terhadap pemanfaatan Sumberdaya alam dan lingkungan Danau Maninjau untuk pariwisata disajikan pada Tabel 37 Tabel 37 Persepsi Masyarakat terhadap Kondisi Pengelolaan Eksisting Danau Maninjau No Kondisi Pengelolaan Pemanfaatan Danau Maninjau Saat ini Frekuensi Persentase 1 2 3 4 5 Sangat Teratur Teratur Ragu-Ragu Kurang Teratur Tidak Teratur 9 20 12 91 37 5,3 11,8 7,1 53,8 21,9 Total 169 100 Dari Tabel 37 di atas terlihat bahwa 53,8 atau sebanyak 91 orang responden menyatakan bahwa kondisi eksisting Sumberdaya Alam dan Lingkungan Danau Maninjau kurang teratur dan 21,9 atau sebanyak 37 orang menyatakan bahwa kondisi eksisting Sumberdaya Alam dan Lingkungan Danau Maninjau tidak teratur serta 11,8 atau 20 orang menyatakan bahwa kondisi eksisting Sumberdaya Alam dan Lingkungan Danau Maninjau teratur, 7,1 atau 12 orang menyatakan ragu-ragu, dan 5,3 atau sebanyak 9 orang menyatakan sangat teratur. Terdapat perbedaan persepsi masyarakat terhadap pengelolaan eksisting Danau Maninjau dapat dilihat dalam kaitannya dengan karakteristik masyarakat tersebut. Hasil uji asosiasi Chi-Square pada Tabel 38 Tabel 38 Hubungan Persepsi Masyarakat terhadap Pengelolaan Eksisting Danau Maninjau No Karakteristik Responden Value Asyp.Sig Contigency Coeficient 1 2 3 4 5 Jarak tempat tinggal Jenis Pekerjaan Umur Pendidikan Pendapatan 4,893 12,711 13,548 8,671 0,299 0,961 0,889 0,330 0,926 0,168 0,168 0,264 0,272 0,221 0,299 Keterangan : nyata pada p0,2 Berdasarkan Tabel 38 di atas terlihat bahwa hubungan pendapatan masyarakat terhadap persepsi pengelolaan eksisting Danau Maninjau terdapat hubungan yang signifikan seperti ditunjukkan oleh Asym. Sig 0,2. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa berbeda pendapatan, maka akan berbeda pula persepsinya terhadap pengelolaan eksisting sumberdaya alam dan lingkungan Danau Maninjau. Dilihat dari keeratan hubungannya antara pendapatan dengan persepsinya terhadap pengelolaan eksisiting sumberdaya alam dan lungkungan Danau Maninjau tidak terdapat hubungan yang erat, karena koefisien kontigensinya 0,50.

5.5.8. Dampak Usaha Perikanan Keramba Jaring Apung terhadap Masyarakat

Persepsi masyarakat yang berada di sekitar Danau Maninjau yang berkaitan dengan dampak usaha perikanan keramba jaring apung terhadap masyarakat dapat dilihat pada Tabel 39 Tabel 39 Dampak Usaha Perikanan Keramba Jaring Apung Terhadap Masyarakat No Dampak Usaha Perikanan Keramba Jaring Apung Terhadap Masyarakat Frekuensi Persentase 1 2 3 4 5 Sangat Menguntungkan Menguntungkan Kurang Menguntungkan Merugikan Sangat Merugikan 60 92 13 3 1 35,5 54,4 7,7 1,8 0,6 Total 169 100 Dari Tabel 39 di atas terlihat bahwa 54,48 atau sebanyak 92 orang responden menyatakan bahwa dampak usaha keramba jaring apung menguntungkan, dan 35,5 atau sebanyak 60 orang menyatakan bahwa dampak usaha keramba jaring apung sangat menguntungkan, serta 7,7 atau 13 orang menyatakan bahwa dampak usaha keramba jaring apung kurang menguntungkan, 1,8 atau 3 orang menyatakan merugikan, dan 0,63 atau sebanyak 1 orang menyatakan sangat merugikan. Untuk melihat adanya perbedaan persepsi masyarakat terhadap dampak usaha perikanan keramba jaring apung dapat dilihat dalam kaitannya dengan karakteristik masyarakat tersebut. Hasil uji asosiasi Chi-Square pada Tabel 40 Tabel 40 Persepsi Masyarakat terhadap Dampak Usaha Perikanan Keramba Jaring Apung No Karakteristik Responden Value Asyp.Sig Contigency Coeficient 1 2 3 4 5 Jarak tempat tinggal Jenis Pekerjaan Umur Pendidikan Pendapatan 11,454 20,935 18,214 24,875 9,299 0,490 0,401 0,109 0,072 0,677 0,252 0,332 0,312 0,358 0,228 Keterangan nyata pada p0,2 Berdasarkan Tabel 40 di atas terlihat bahwa hubungan antara, umur dan pendididkan masyarakat dengan persepsi terhadap dampak usaha perikanan keramba jaring apung terdapat hubungan yang signifikan seperti ditunjukkan oleh Asym. Sig 0,2. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa berbeda, umur dan pendidikan, maka akan berbeda pula persepsinya terhadap dampak usaha perikanan keramba jaring apung. Dilihat dari keeratan hubungannya antara umur dan pendidikan dengan persepsinya terhadap dampak usaha keramba jaring apung tidak terdapat hubungan yang erat, karena koefisien kontigensinya 0,50.

5.5.9. Dampak Operasional PLTA terhadap Masyarakat

Hasil survey tentang persepsi masyarakat di sekitar Danau Maninjau terhadap pengelolaan dampak operasional PLTA oleh PLN telah dilakukan dengan baik disajikan pada Tabel 41 Tabel 41 Persepsi Masyarakat terhadap Damapak Operasional PLTA Terhadap Masyarakat No Pengelolaan Dampak Operasional PLTA Maninjau Oleh PLN telah dilakukan dengan Baik Frekuensi Persentase 1 2 3 4 5 Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu Kurang Setuju Tidak setuju 22 31 46 43 27 13,0 18,3 27,2 25,4 16,0 Total 169 100 Berdasarkan Tabel 41 di atas terlihat bahwa 27,2 atau sebanyak 46 orang responden menyatakan ragu-ragu bahwa pengelolaan dampak operasional PLT oleh PLN telah dilakukan dengan baik, 25,4 atau sebanyak 43 orang menyatakan kurang setuju bahwa pengelolaan dampak operasional PLT oleh PLN telah dilakukan dengan baik, dan 18,3 atau 31 orang menyatakan setuju bahwa dampak operasional PLT oleh PLN telah dilakukan dengan baik,serta16 atau 27 orang menyatakan ragu-ragu bahwa pengelolaan dampak operasional PLT oleh PLN telah dilakukan dengan baik, 13 atau sebanyak 22 orang menyatakan sangat setuju bahwa pengelolaan dampak operasional PLT oleh PLN telah dilakukan dengan baik. Terdapat perbedaan persepsi masyarakat terhadap pengelolaan dampak operasional PLTA oleh PLN telah dilakukan dengan baik dapat dilihat dalam kaitannya dengan karakteristik masyarakat tersebut pada hasil uji Chi-Square pada Tabel 42 Tabel 42 Persepsi Masyarakat terhadap Pengelolaan Dampak Operasional PLTA oleh PLN Telah Dilakukan Dengan Baik No Karakteristik Responden Value Asyp.Sig Contigency Coeficient 1 2 3 4 5 Jarak tempat tinggal Jenis Pekerjaan Umur Pendidikan Pendapatan 25,875 26,122 5,702 15,320 8,384 0,011 0,162 0,930 0,501 0,754 0,364 0,366 0,181 0,288 0,217 Keterangan : nyata pada p0,05 nyata pada p0,2 Berdasarkan Tabel 42 di atas terlihat bahwa hubungan antara, jarak tempat tinggal dan pekerjaan dengan persepsi masyarakat terhadap pengelolaan dampak operasional PLTA telah dilakukan dengan baik terdapat hubungan yang signifikan seperti ditunjukkan oleh Asym. Sig 0,05 Jarak tempat tinggal dan Asymp.Sig. 0,2 Pekerjaan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa berbeda jarak tempat tinggal dan pekerjaan, maka akan berbeda pula persepsinya terhadap pengelolaan dampak operasional PLTA telah dilakukan dengan baik. Dilihat dari keeratan hubungannya antara jarak tempat tinggal dan pekerjaan dengan persepsinya terhadap pengelolaan dampak operasional PLTA telah dilakukan dengan baik tidak terdapat hubungan yang erat, karena koefisien kontigensinya 0,50. Dari hasil analisis data yang telah dilakukan, diketahui bahwa persepsi masyarakat terhadap keberadaan Danau Maninjau sangat bervariasi. Variasi persepsi tersebut berhubungan dengan karakteristik masyarakatnya. Karakteristik masyarakat yang memiliki hubungan yang signifikan dengan persepsinya adalah umur, tingkat pendidikan, dan jenis pekerjaan. Menurut Krech 1975, masuknya objek persepsi selalu melalui dua faktor, yaitu factor structural dan faktor fungsional. Faktor struktural terkait dengan tingkat pendidikannya melalui sistem syaraf manusia secara biologik, dan factor fungsional terkait dengan pengalaman yang direpresentasikan oleh umurnya dan kebutuhannya direpresentasikan melalui jenis pekerjaannya. Menurut Hamilton 1985, di dalam Jordan Elnagheeb 1993, anggota masyarakat yang berusia lebih muda akan memberikan perhatian yang lebih terhadap kualitas lingkungan. Lowe et al 1980 dan Liere Dunlap 1980, di dalam Jordan Elnagheeb 1993 mengemukakan bahwa anggota masyarakat yang berpendidikan lebih tinggi cenderung lebih memperhatikan upaya-upaya pelestarian kualitas lingkungan dibandingkan dengan yang berpendidikan lebih rendah.

5.6. Rancangan Kebijakan Untuk Melestarikan Fungsi SDAL Berkaitan Dengan Pemanfaatan Danau Maninjau.