13 3
Tanggung jawab pendidikan merupakan tanggung jawab semua manusia. Pendidikan tidak hanya menjadi tanggung jawab sekolah, tetapi pendidikan
menjadi tanggung jawab semua pihak, baik menjadi tanggung jawab keluarga, tanggung jawab sekolah, tanggung jawab masyarakat maupun
tanggung jawab pemerintah.
2.1.2 Belajar
Teori-teori yang dipaparkan antara lain pengertian belajar, teori-teori belajar, prinsip-prinsip belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar,
aktivitas belajar dan hasil belajar.
2.1.2.1 Pengertian Belajar
Belajar menurut ahli berbeda-beda, tergantung pada sudut pandang dan pola pikir. Menurut Subini 2011: 12, belajar adalah proses mencari dari apa
yang tidak diketahui menjadi tahu, apa yang tidak dimengerti menjadi mengerti. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya Slameto 2010: 2.
Gagne dalam Anni 2006: 2, belajar merupakan perubahan disposisi atau kecakapan manusia yang berlangsung selama periode waktu tertentu dan
perubahan perilaku itu tidak berasal dari proses pertumbuhan. Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian belajar yang telah
dipaparkan di atas, dapat diambil tiga unsur pokok dalam belajar, yaitu: 1
Belajar merupakan proses Belajar dikatakan sebagai proses, karena dalam belajar melibatkan proses
mental dan emosional atau proses berpikir dan merasakan. Seseorang
14 dikatakan belajar apabila dalam diri pembelajar terdapat aktivitas baik
melibatkan pikiran dan perasaanya. Aktivitas pikiran dan perasaan itu sendiri tidak dapat diamati orang lain, akan tetapi dirasakan oleh yang bersangkutan
sendiri. 2
Belajar menimbulkan perubahan perilaku Hasil belajar akan terlihat pada perubahan perilaku individu yang belajar.
Untuk mengukur seseorang telah belajar maka dapat dilihat dari perbandingan perilaku sebelum dan setelah mengalami kegiatan belajar.
Perubahan perilaku seseorang tergantung pada apa yang dipelajarinya. 3
Belajar merupakan hasil dari pengalaman Belajar adalah mengalami. Belajar terjadi karena individu berinteraksi
dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Lingkungan fisik adalah lingkungan di sekitar individu baik dalam bentuk
alam sekitar natural maupun dalam bentuk hasil ciptaan manusia. Adapun lingkungan sosial siswa diantaranya guru, orang tua, masyarakat dan
sebagainya.
2.1.2.2 Teori-teori Belajar
Dalam perkembangan psikologi belajar muncul berbagai macam teori belajar. Teori-teori belajar yang mendukung dalam penelitian ini antara lain
meliputi teori belajar Jean Piaget, teori belajar Ausabel dan teori belajar konstruktivisme.
2.1.2.2.1 Teori Belajar Jean Piaget Piaget berpendapat bahwa proses belajar pada anak-anak mempunyai
struktur mental yang berbeda dengan orang dewasa. Anak-anak memiliki cara
15 yang khas untuk menyatakan kenyataan dan untuk menghayati dunianya maka
anak membutuhkan layanan dalam belajar. Perkembangan mental yang ada pada anak juga melalui tahap-tahap tertentu, menurut suatu aturan sesuai dengan
perkembangan anak-anak. Masing-masing anak memiliki jangka waktu berlatih yang berbeda antara anak yang satu dengan anak yang lainya walaupun tahap-
tahap perkembangan itu melalui suatu urutan tertentu. Perbedaan jangka waktu dalam perkembangan anak secara mental dipengaruhi oleh adanya faktor
kematangan, pengalaman, interaksi sosial, dan equilibration atau perpaduan antara kematangan, pengalaman dan interaksi sosial yang bersama-sama
bertujuan membangun dan memperbaiki struktur mental Rifa’i dan Anni 2009: 26-30.
Piaget dalam Rifa’i dan Anni 2009: 26-30 mengklasifikasikan 4 tahap perkembangan kognitif anak, meliputi:
1 Tahap sensorimotorik
Tahap ini dialami oleh anak usia 0 sampai 2 tahun. Pemahaman tentang pengetahuan dunia masih terbatas karena pengetahuan diperoleh dari
pengalaman penginderaan sensori dan kegiatan motoriknya otot. Anak usia ini mempelajari lingkungan menggunakan kemampuannya seperti
kemampuan melihat, kemampuan mendengar, kemampuan menyentuh dan kemampuan menggenggam.
2 Tahap preoperasional
Tahap preoperasional dialami anak pada usia 2 sampai 7 tahun. Tingkat pemikiran pada anak usia ini lebih bersifat simbolis dan intuitif. Pemikiran
bersifat simbolis karena anak secara mental sudah mampu mempresentasikan
16 objek yang tidak nampak, dengan ditandai penggunaan bahasa dalam
bermain. Sedang pemikiran bersifat intuitif anak merasa yakin akan pengetahuan dan pemahamannya tanpa menggunakan pemikiran rasional.
3 Tahap operasional kongkrit
Tahap perkembangan kognitif ini dialami oleh anak usia 7 sampai 11 tahun atau setara dengan anak usia sekolah dasar SD. Pada tahap ini anak mampu
mengoperasionalkan berbagai logika dengan bantuan benda- benda yang bersifat kongkrit.
4 Tahap operasional formal
Tahap operasional formal dialami oleh anak usia 7 sampai 15 tahun. Pada tahap ini anak telah mampu berpikir abstrak. Pemiliran operasional formal
tampak jelas dalam memecahkan problem verbal. 2.1.2.2.2 Teori Belajar Ausabel
Menurut Trianto 2009: 37 “Inti dari teori belajar Ausubel adalah tentang belajar bermakna”. Belajar bermakna merupakan suatu proses
dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Berdasarkan teori Ausubel, dalam membantu siswa
menanamkan pengetahuan baru dari suatu materi, sangat diperlukan konsep- konsep awal yang sudah dimiliki siswa yang berkaitan dengan konsep yang akan
dipelajari. 2.1.2.2.3 Teori Belajar Konstruktivisme
Teori konstruktivisme menurut Trianto 2009: 28, menyatakan bahwa “siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks,
mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila
17 aturan-aturan itu tidak lagi sesuai.” Sehingga dalam pembelajaran guru harus
merancang kegiatan-kegiatan pembelajaran yang dapat membuat siswa membangun sendiri konsep-konsep materi pelajaran dan melakukan revisi
terhadap informasi yang didapat melalui bimbingan guru. Paparan di atas dapat menimbulkan perubahan perilaku pada siswa
maka dalam menyelenggarakan pembelajaran harus disesuaikan dengan tahap perkembangan psikologi belajar siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat
dicapai. Selain itu, kondisi pembelajaran yang diciptakan dengan nuansa eksplorasi dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan
minat belajarnya.
2.1.2.3 Prinsip-prinsip Belajar