23 kemampuan baik pengetahuan, sikap, maupun perilaku. Kemampuan tersebut
diperoleh dari hasil aktivitas siswa yang belajar.
2.1.3 Pembelajaran IPA di SD
IPA merupakan singkatan dari Ilmu Pengetahuan Alam Natural Science atau Science
. Natural artinya alamiah, berhubungan dengan alam atau berkaitan dengan alam. Science artinya ilmu pengetahuan. Jadi ilmu pengetahuan
alam merupakan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan alam semesta. Menurut Iskandar 2001: 2, IPA adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-
peristiwa yang terjadi di alam. Selain itu, Sains juga merupakan produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan atau real science is both product and process,
inseparably joint Agus. S. 2010. IPA membahas tentang gejala-gejala alam
yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan manusia. Hal ini sepadan dengan Winaputra 1992:
123 dalam Samatowa 2011:3 yang menyatakan bahwa tidak hanya merupakan kumpulan pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup, tetapi memerlukan
kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah.
Berdasarkan definisi diatas, IPA dapat dirumuskan sebagai suatu pengetahuan yang disusun sebagai usaha manusia memahami alam semesta yang
melibatkan adanya produk dan proses. IPA sebagai produk menyatakan suatu hasil kegiatan empiris yang dilakukan oleh seseorang yang dapat berbentuk fakta,
data, konsep, prinsip, dan teori. Selain itu IPA juga dikatakan sebagai proses yang menyatakan bahwa IPA tidak hanya merupakan suatu kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta, konsep, prinsip atau teori semata tetapi IPA merupakan cara kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah yang
24 melibatkan keterampilan proses IPA seperti mengobservasi, memprediksi,
melakukan interpretasi, merancang dan melakukan eksperimen, mengendalikan variabel, merumuskan hipotesis dan menarik kesimpulan Trianto 2010: 141
. Pembelajaran IPA di SD proses aktif dari siswa dibutuhkan dalam
rangka agar tujuan IPA di SD dapat tercapai seperti siswa mampu memahami konsep IPA, memiliki keterampilan proses, memiliki minat mempelajari alam
sekitar, bersikap ilmiah, mampu menerapkan konsep-konsep IPA, dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, mencintai alam sekitar serta
menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan. Tujuan pembelajaran IPA di SD juga akan tercapai apabila ada upaya
guru dalam merancang pembelajaran seperti pendekatan atau model yang digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran. Guru juga memahami perannya
dalam pembelajaran sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini senada dengan teori konstruktivis Bruner, 1966 yang menyatakan bahwa “the
role of the teacher is only as a facilitator for the development of student knowledge and not the source and giver of knowledge”.
Pokok pernyataan teori konstruktivis itu menjelaskan bahwa peran guru hanya sebagai fasilitator dalam
rangka untuk mengembangkan pengetahuan siswa. Guru bukan sumber dan pemberi pengetahuan Tanko 2012: 89.
Pada mata pelajaran IPA materi energi bertujuan agar siswa memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kemampuan yang diharapkan siswa dapat mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar. Kegiatan yang dapat dilaksanakan
pada pembelajaran materi energi panas dan bunyi dapat dengan
25 mendemonstrasikan, misalnya energi panas yang ditimbulkan dengan
menggesek-gesekkan kedua tangan selama lima menit. 2.1.4 Karakteristik Siswa SD
Karakteristik siswa SD tergolong dalam tahap perkembangan operasional kongkrit dan pada dasarnya setiap siswa mempunyai satu kesatuan
yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Perbedaan antara yang satu dengan yang lainnya tersebut dapat dikatakan sebagai karakteristik yang dimiliki
siswa. Karakteristik yang dimiliki setiap siswa bersifat melekat dan unik. Hal ini didukung dengan pernyataan pengertian karakter itu sendiri, yang dinyatakan
oleh Pusat Bahasa Depdiknas dalam Aunillah 2011: 19 bahwa karakter adalah bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat,
dan watak. Karakter juga diartikan oleh Musfiroh dalam Aunillah 2011: 19 adalah serangkaian sikap attitudes, perilaku behaviours, motivasi
motivations, dan keterampilan skill. Dengan beberapa pengertian tersebut dapat peneliti paparkan bahwa
karakteristik siswa adalah merupakan watak yang dimiliki siswa yang dapat ditunjukkan dalam suatu tindakan siswa dalam kehidupannya. Adapun Anning
1994 perkembangan belajar anak itu sebagai berikut 1
Kemampuan berfikir anak itu berkembang secara sekuensial dari kongkrit menuju abstrak.
2 Anak harus siap ke tahap perkembangan berikutnya dan tidak boleh
dipaksakan menuju tahap perkembangan kognitif yang lebih tinggi, misalnya dalam membaca permulaan, mengingat angka, dan belajar konservasi.
26 3
Anak belajar melalui pengalaman-pengalaman langsung, khususnya melalui aktivitas bermain.
4 Anak memerlukan pengembangan kemampuan penggunaan bahasa yang
dapat digunaka secara efektif di sekolah. 5
Perkembangan sosial anak bergerak dari egosentris menuju kepada kemampuan untuk berempati dengan yang lain.
6 Setiap anak sebagai seorang individu, masing-masing memiliki cara belajar
yang unik.
2.1.5 Performansi Guru