Pengelolaan Limbah Rumah Tangga

c. Pengelolaan Limbah Rumah Tangga

Limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamarmandi, cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoran manusia. Berdasarkan sifat fisiknya, limbah atau sampah dibedakan menjadi dua yaitu limbah padat dan limbah cair. 1 Limbah padat atau limbah sampah Limbah padat atau sampah padat pada umumnya merupakan limbah yang bentuknya padat sehingga lebih mudah untuk ditangani dikumpulkan dan dibuang. Ada dua jenis pengelolaan sampah rumah tangga yaitu garbage dan rubbish. Garbage merupakan sisa pengolahan atau sisa makanan yang dapat membusuk. Rubbish merupakan sampah yang tidak dapat membusuk misalnya pecahan gelas, kaca, plastik, atau logam. a Menangani Sampah Sebenarnya menangani masalah sampah adalah hal yang mudah, jika terdapat pengelolaan yang benar dan kesadaran dari masyarakat. Jika terdapat pekarangan yang luas dan jarak antar rumah berjauhan, sampah dapat ditangani dengan cara dikumpulkan dalam keranjang sampah lalu dibuang ke dalam lubang yang dibuat di kebun atau pekarangan. Tetapi jika lahan tidak ada, pengolahan dapat di mulai dari penyimpanan sampah, pengumpulan sampah, dan pembuangan sampah akhir dikenal dengan 3P. b Pembuatan Bak Sampah Bak sampah merupakan tempat pembuangan sampah sementara yang harus ada setiap rumah. Bak sampah dapat dipakai untuk membuang kotoran seperti daun, plastik, kertas. Sampah dari kompleks perumahan biasanya diambil dengan gerobak sampah truk sampah dan dibuang ke tempat pembuangan akhir. 2 Limbah atau sampah cair Limbah atau sampah cair biasanya disebut dengan air limbah. Berdasarkan sifat fisik, zat pengotor dalam limbah dibedakan menjadi tiga yaitu: a Pengotor padat seperti sisa makanan, lumpur dan sebagainya; b Pengotor cair seperti limbah cucian dan limbah rumah tangga; c Pengotor gas seperti limbah buangan kimia. Berdasarkan sifat kimianya, jenis pengotor dibedakan menjadi dua, yaitu: a Pengotor dari bahan-bahan organik atau bahan-bahan yang mudah terurai oleh pengurai seperti bakteri, jamur, dan sebagainya, b Pengotor dari bahan-bahan anorganik yaitu bahan-bahan yang tidak mudah terurai seperti bahan-bahan kimiawi baik sintetik maupun nonsintetik. Cakupan penduduk Kelurahan Rowosari yang menggunakan sarana pembuangan limbah yang memenuhi syarat masih sangat rendah. Sebagian masyarakat masih membuang limbah disembarang tempat. Jika ada sarana pembuangan limbah, umumnya belum memenuhi syarat sanitasi. Berbagai cara telah dilakukan untuk meningkatkan jumlah penduduk yang mempunyai akses kepada sarana pembuangan limbah yang layak. Berikut ini beberapa sistem pengelolaan limbah sederhana yang dapat kita buat dirumah kita. 1 Pengelolaan Air Limbah Kakus Pembuangan kotoran manusia harus dibuat dengan baik agar tidak mencemari lingkungan. Kakus adalah suatu cara pembuangan air kotoran manusia agar air kotoran tersebut tidak mengganggu kesehatan dan lingkungan, karena kotoran manusia mengandung banyak sekali bibit penyakit dan dapat menimbulkan bau yang tidak sedap.Usahakan tiap rumah memiliki jamban sendiri, diusahakan selalu bersih dan tidak berbau. Jarak cukup jauh dari sumber air dan letaknya di bagian hilir air tanah. Membuang tinja jangan disembarang tempat, tidak boleh dibuang di paritaliran air, ke kebun atau ke halaman belakang. 2 Pengelolaan Air Limbah Bekas Mandi dan Cuci Sumber utama limbah rumah tangga di Kelurahan Rowosari adalah dari limbah permukiman penduduk. Saluran air limbah dari rumah sebaliknya dialirkan ke suatu tempat agar tidak menimbulkan pencemaran di lingkungan permukiman. Pencemaran lingkungan tersebut menimbulkan kerugian berupa pengotoran terhadap air bersih, timbulnya bau yang tidak sedap, dan keadaan lingkungan yang tidak nyaman Direktorat Penyehatan Lingkungan Permukiman dalam Tim Pokja Air Minum dan Penehatan Lingkungan 2010. Saluran air limbah di Kelurahan Rowosari sering kali terhambat karena tersumbat oleh sampah. Air kotoran yang tergenang menimbulkan bau yang kurang sedap, bahkan airnya berwarna hitam. Pengelolaan air limbah dapat dilakukan dengan cara membuat saluran-saluran yang baik, atau kalo tidak harus dibuang ke tanah supaya dapat mengering.

d. Drainase

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Keluarga Dalam Pemeliharaan Lingkungan Di Kelurahan Perumahan Nelayan Indah Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan

2 39 122

Partisipasi Masyarakat Kampung Kota Dalam Meningkatkan Kualitas Lingkungan Permukiman (Kasus: Permukiman Kampung Kota Di Bandung)

2 32 376

Upaya Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Program Penataan Permukiman Kumuh (Studi Kasus Permukiman Kumuh di Kelurahan Cicadas Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung)

3 29 318

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENJAGA KUALITAS LINGKUNGAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN BALEENDAH.

0 14 66

HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DENGAN KEJADIAN PENYAKIT CACINGAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI ROWOSARI 01 KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG TAHUN AJARAN 2006/2007.

0 3 85

HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN ROWOSARI KECAMATAN TEMBALANG SEMARANG - UDiNus Repository

0 0 2

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Usia Penyapihan ASI di Desa Rowosari Tembalang Kota Semarang - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 58

KAJIAN SANITASI LINGKUNGAN DAN RIWAYAT PENYAKIT PADA PERMUKIMAN KUMUH DI KELURAHAN BANDARHARJO KOTA SEMARANG

3 7 106

Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Perbaikan Sanitasi Permukiman Kelurahan Putat Jaya Kota Surabaya

0 0 6

PENGARUH HIDROTERAPI ( MANDI AIR HANGAT) TERHADAP KUALITAS TIDUR PASIEN HIPERTENSI USIA DEWASA DI KELURAHAN ROWOSARI KECAMATAN TEMBALANG - Repository Universitas Muhammadiyah Semarang

0 1 13