dalam  hal  ini  yang  bertanggungjawab,  biasanya  bapak,  namun  tidak  menutup kemungkinan anggota keluarga lain menjadi kepala keluarga.
Menurut  Friedman dalam Nadirawati 2011:3, terdapat hubungan  yang kuat  antara  keluarga  dan  status  kesehatan  anggotanya  dimana  peran  kepala
keluarga  sangat  penting  bagi  setiap  aspek  kesehatan  anggota  keluarga.  Menurut Bosworth  dalam  Nadirawati  2011:3,  dukungan  keluarga  sangat  berpengaruh
terhadap  kesehatan  mental  anggota  keluarganya,  atau  lebih  dikenal  dukungan sosial.
Peran  dari  masyarakat  dalam  pelaksanaan  perbaikan  sanitasi  sangat penting,  dan  dalam  hal  ini  keluarga  sebagai  unit  terkecil  dari  masyarakat
diharapkan mampu untuk menyukseskan program tersebut. Hal ini tidak terlepas dari  kemampuan  kepala  keluarga  yang  dituntut  mampu  mengambil  keputusan
yang  tepat  untuk  keluarganya,  karena  dukungan  kepala  keluarga  dibutuhkan dalam partisipasi perbaikan sanitasi untuk mengurangi buruknya sanitasi yang ada
di lingkungan permukiman Kelurahan Rowosari.
C. Sanitasi Lingkungan
1. Pengertian Sanitasi Lingkungan
Sanitasi  lingkungan  adalah  status  kesehatan  suatu  lingkungan  yang mencakup  perumahan,  pembuangan  kotoran  dan  penyediaan  air  bersih
Notoadmojo  dalam  Mustar,  2012.  Sanitasi  lingkungan  dapat  pula  diartikan sebagai  kegiatan  untuk  meningkatkan  dan  mempertahankan  standar  kondisi
lingkungan  yang  mendasar  yang  mempengaruhi  kesejahteraan  manusia. Kondisi  tersebut  mencakup  air  bersih,  MCK  sampah  rumah  tangga  limbah
padat dan limbah cair, drainase. Dari  definisi  tersebut,  tampak  bahwa  sanitasi  lingkungan  ditujukan
untuk memenuhi persyaratan lingkungan yang sehat dan nyaman. Lingkungan yang  sanitasinya  buruk  dapat  menjadi  sumber  berbagai  penyakit  yang  dapat
mengganggu  kesehatan  manusia.  Pada  akhirnya  jika  kesehatan  terganggu, maka  kesejahteraannya  juga  akan  berkurang.  Karena  itu,  upaya  sanitasi
lingkungan menjadi bagian penting dalam meningkatkan kesejahteraan.
2. Meningkatkan Sanitasi Lingkungan
Lingkungan yang sanitasinya buruk akan berdampak buruk pula bagi kesehatan.  Berbagai  jenis  penyakit  dapat  muncul  karena  lingkungan  yang
bersanitasi buruk menjadi sumber berbagai jenis penyakit. Agar kita terhindar dari  berbagai  penyakit  tersebut,  maka  lingkungan  harus  selalu  terjaga
sanitasinya, khususnya di permukiman dan lingkungan sekitarnya. Kualitas kesehatan lingkungan tidak bisa lepas dari terbukanya akses
terhadap  sanitasi.  Lingkungan  sehat  akan  tercipta  jika  persoalan  air  bersih, limbah rumah tangga , drainase , dan MCK tertangani dengan baik.
a. Penyediaan Air Bersih
Air dan sanitasi adalah hal utama di dalam proses pembangunan. Hal ini berkaitan dengan kesehatan, nutrisi, pendidikan, lingkungan, serta
pengurangan kemiskinan. Ketidaktepatan dalam pengelolaan air dan akses terhadap air bersih dan sanitasi, mengakibatkan masalah kemiskinan tidak
akan teratasi dan rakyat miskin semakin menderita. 1  Air Bersih dan Air Layak Minum
Mengkonsumsi  air  layak  minum  merupakan  syarat  mutlak  bagi manusia  agar  dapat  melanjutkan  hidupnya.  Air  bersih  dan  air  layak
minum merupakan dua hal yang berbeda. Tidak semua air bersih layak untuk diminum. Tapi, air yang layak minum dipastikan merupakan air
bersih.  Air  bersih  secara  fisik  belum  tentu  sehat.  Secara  umum  air dikatakan  bersih  jika  air  itu  jernih,  tidak  berasa,  tidak  berbau,  tidak
mengandung  zat-zat  dan  organisme  yang  berbahaya.  Namun  syarat tersebut belum cukup menghindarkan kita dari penyakit karena air. Air
bersih  yang  terutama  akan  digunakan  sebagai  air  minum  harus memenuhi syarat-syarat tertentu sebagai berikut:
a  Syarat  fisik,  yaitu  tidak  berwarna,  tidak  berasa,  dan  tidak  bau, jernih dengan suhu di bawah suhu udara sehingga terasa nyaman.
b  Syarat  kimia,  yaitu  memiliki  PH  netral,  kandungan  mineral- mineralnya terbatas, dan tidak mengandung zat kimia atau mineral
yang berbahaya misalnya CO2, H2S, NH4, dan sebagainya. c  Syarat  bakteriologis,  yaitu  tidak  mengandung  bakteri  penyebab
penyakit patogen yang melampaui batas yang di ijinkan. 2  Sumber-sumber Air
Sumber dan asal air banyak sekali, diantaranya: air hujan dan embun, air permukaan tanah, dan  air tanah.
3  Pengolahan Air Untuk  mendapatkan  air  sehat,  perlu  dilakukan  serangkaian  proses
pengolahan water treatment. Perusahaan Air Minum PAM PDAM mempunyai  mekanisme  sendiri  untuk  pengolahan  air  sehingga  siap
dimasak, yaitu lewat sedimentasi dan filtrasi. Ada beberapa cara yang dapat  dilakukan  untuk  mengolah  air  dengan  cara  mudah  dan  murah
yaitu: merebus air, solar disinfection Sodis, klorinasi, filter keramik. 4  Air Minum Dalam Kemasan AMDK
Air  minum  dalam  kemasan  merupakan  air  minum  yang  mengalami proses  panjang  dalam  pengolahannya.  Dari  pengolahan  tersebut
diperoleh air sehat siap minum tanpa harus dimasak terlebih dahulu.
Tidak  semua  AMDK  layak  dikonsumsi,  karena  kesalahan  dalam proses  penyimpanan  dan  distribusi.  Berikut  ini  cara-cara  memilih
AMDK yang aman. a  Telitilah penampilan fisik air minum dalam kemasan, masih bagus
atau tidak. b  Pastikan  tidak  ada  semacam  lendir  di  dalamnya,  sebab  ini
merupakan  indikasi  tercemar  atau  tidaknya  sebuah  produk  air dalam kemasan.
c  Periksa tanggal kadaluarsanya. d  Pilihlah  produk  yang  mencantumkan  label  ingredient.  Dari  label
tersebut  kita  akan  mengetahui  kandungan-kandungan  dalam  air kemasan tersebut.
b. MCK Mandi Cuci Kakus
MCK  merupakan  salah  satu  fasilitas  kebersihan  yang  digunakan untuk  keperluan  mandi,  cuci,  dan  buang  air  Departemen  Pekerjaan
Umum, 2002, MCk terdiri dari : 1  Kamar Mandi
Meliputi  lantai  luasnya  minimal  1,2  m²  1,0  m  ×  1,2  m  dan  dibuat tidak  licin  dengan  kemiringan  kearah  lubang  tempat  pembuangan
kurang lebih 1 . Pintu, ukuran; lebar 0,6 – 0,8 m dan tinggi minimal
1,8 m. Bak mandibak penampung air untuk mandi dilengkapi gayung. Bilik harus diberi atap Departemen Pekerjaan Umum, 2008.
2  Sarana Tempat Cuci Luas  lantai  minimal  2,40  m²  1,20  m  ×  2,0  m  dan  dibuat  tidak  licin
dengan  kemiringan  lebih  dari  1  .  Tempat  menggilas  pakaian dilakukan  dengan  jongkok  atau  berdiri,  tinggi  tempat  menggilas
pakaian  dengan  cara  berdiri  0,75  m  di  atas  lantai  dengan  ukuran sekurang-kurangnya  0,60  m  ×  0,8  m  Departemen  Pekerjaan  Umum,
2008. 3  KakusJamban
a  Pengertian Jamban Jamban    keluarga  didefinisikan  suatu  bangunan  yang  diperlukan
untuk membuang tinjakotoran manusia bagi keluarga. Penyediaan sarana  pembuangan    kotoran  manusia  atau    tinja  kakusjamban
adalah    bagian  dari  usaha  sanitasi  yang  cukup  penting  perannya, khususnya  dalam  usaha  pencegahan  penularan  penyakit  saluran
pencernaan.  Ditinjau  dari  sudut  kesehatan  lingkungan,  maka pembuangan  kotoran  yang  tidak  saniter  akan  dapat  mencemari
lingkungan,  terutama  dalam  mencemari  tanah  dan  sumber  air Soeparman dalam Alfin, 2011: 4.
b  Syarat –Syarat Jamban
Jamban  keluarga  sehat  adalah  jamban  yang  memenuhi  syarat- syarat sebagai berikut : Depkes RI, 2004
1 Tidak mencemari sumber air minum, letak lubang penampung berjarak 10-15 meter dari sumber air bersih,
2 Tidak berbau tinja tidak dapat dijamah oleh serangga maupun tikus,
3 Cukup luas dan landaimiring kearah lubang jongkok sehingga tidak mencemari tanah sekitarnya,
4 Mudah dibersihkan dan aman penggunaanya, 5 Dilengkapi dinding dan atap pelindung,
6 Cukup penerangan, 7 Lantai kedap air,
8 Ventilasi cukup baik, 9 Tersedia air dan alat pembersih.
Jarak  aman  antara  lubang  kakus  dengan  sumber  air  minum dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain Chandra dalam Alfin,
2011:6 : 1 Topografi  tanah  :  Topografi  tanah  dipengaruhi  oleh  kondisi
permukaan tanah dan sudut kemiringan tanah.
2 Faktor hidrologi : yang termasuk dalam  faktor hidrologi antara lain  Kedalaman  air  tanah,    Arah  dan    kecepatan  aliran  tanah,
Lapisan tanah yang berbatu dan berpasir.  Pada lapisan jenis ini diperlukan jarak  yang  lebih  jauh  dibandingkan dengan jarak
yang  diperlukan    untuk    daerah    yang    lapisan  tanahnya terbentuk dari tanah liat.
3 Faktor  iklim  :  di  daerah  yang  curah  hujannya  tinggi,  jarak sumur harus lebih jauh dari kakus.
4 Jenis mikroorganisme : Karakteristik beberapa mikroarganisme ini  antra  lain  dapat  disebutkan  bahwa  bakteri  patogen  lebih
tahan  pada  tanah  basah  dan  lembab.  Cacing  dapat  bertahan pada tanah yang lembab dan basah selama 5 bulan, sedangkan
pada tanah yang kering dapat bertahan selam 1 bulan. 5 Faktor  Kebudayaan  :  Terdapat  kebiasaan  masyarakat  yang
membuat sumur tanpa dilengkapi dengan dinding sumur. 6 Frekuensi  Pemompaan  :  Akibat  makin  banyaknya  air  sumur
yang  diambil  untuk  keperluan  orang  banyak,  laju  aliran  tanah menjadi  lebih  cepat  untuk  mengisi  kekosongan  Chandra
dalam Alfin 2011:7. c  Manfaat dan Fungsi Jamban
Jamban  berfungsi  sebagai  pengisolasi  tinja  dari  lingkungan. Jamban yang baik dan memenuhi syarat kesehatan akan menjamin
beberapa hal, yaitu : 1 Melindungi kesehatan masyarakat dari penyakit,
2 Melindungi  dari  gangguan  bau  dan  penggunaan  sarana  yang aman,
3 Bukan  tempat  berkembangbiakan  serangga  sebagai  vektor penyakit,
4 Melindungi    pencemaran    pada  penyediaan    air    bersih    dan lingkungan,
Jamban      hendaknya    selalu  dijaga  dan  dipelihara  dengan  baik. Adapun cara pemeliharaan  yang  baik  menurut  Depkes RI, 2004
adalah sebagai berikut: 1 Rumah jamban dalam keadaan baik,
2 Tersedia alat pembersih, 3 Air selalu tersedia dalam bak atau dalam ember,
4 Lantai  jamban  diusahakan  selalu  bersih  dan  tidak  licin, sehingga tidak membahayakan pemakai.
c. Pengelolaan Limbah Rumah Tangga
Limbah  rumah  tangga  adalah  limbah  yang  berasal  dari  dapur, kamarmandi,  cucian,  limbah  bekas  industri  rumah  tangga  dan  kotoran
manusia.  Berdasarkan  sifat  fisiknya,  limbah  atau  sampah  dibedakan menjadi dua yaitu limbah padat dan limbah cair.
1  Limbah padat atau limbah sampah Limbah  padat  atau  sampah  padat  pada  umumnya  merupakan  limbah
yang  bentuknya  padat  sehingga  lebih  mudah  untuk  ditangani dikumpulkan dan dibuang. Ada dua jenis pengelolaan sampah rumah
tangga  yaitu  garbage  dan  rubbish.  Garbage  merupakan  sisa pengolahan  atau  sisa  makanan  yang  dapat  membusuk.  Rubbish
merupakan  sampah  yang  tidak  dapat  membusuk  misalnya  pecahan gelas, kaca, plastik, atau logam.
a  Menangani Sampah Sebenarnya  menangani  masalah  sampah  adalah  hal  yang  mudah,
jika  terdapat  pengelolaan  yang  benar  dan  kesadaran  dari masyarakat.  Jika  terdapat  pekarangan  yang  luas  dan  jarak  antar
rumah  berjauhan,  sampah  dapat  ditangani  dengan  cara dikumpulkan  dalam  keranjang  sampah  lalu  dibuang  ke  dalam
lubang  yang  dibuat  di  kebun  atau  pekarangan.  Tetapi  jika  lahan tidak  ada,  pengolahan  dapat  di  mulai  dari  penyimpanan  sampah,
pengumpulan  sampah,  dan  pembuangan  sampah  akhir  dikenal dengan 3P.
b Pembuatan Bak Sampah Bak  sampah  merupakan  tempat  pembuangan  sampah  sementara
yang  harus  ada  setiap  rumah.  Bak  sampah  dapat  dipakai  untuk membuang  kotoran  seperti  daun,  plastik,  kertas.  Sampah  dari
kompleks  perumahan  biasanya  diambil  dengan  gerobak  sampah truk sampah dan dibuang ke tempat pembuangan akhir.
2  Limbah atau sampah cair Limbah  atau  sampah  cair  biasanya  disebut  dengan  air  limbah.
Berdasarkan sifat fisik, zat pengotor dalam limbah dibedakan menjadi tiga yaitu:
a  Pengotor padat seperti sisa makanan, lumpur dan sebagainya; b  Pengotor cair seperti limbah cucian dan limbah rumah tangga;
c  Pengotor gas seperti limbah buangan kimia. Berdasarkan  sifat  kimianya,  jenis  pengotor  dibedakan  menjadi  dua,
yaitu: a  Pengotor dari bahan-bahan organik atau bahan-bahan yang mudah
terurai oleh pengurai seperti bakteri, jamur, dan sebagainya,
b  Pengotor  dari  bahan-bahan  anorganik  yaitu  bahan-bahan  yang tidak  mudah  terurai  seperti  bahan-bahan  kimiawi  baik  sintetik
maupun nonsintetik. Cakupan  penduduk  Kelurahan  Rowosari  yang  menggunakan  sarana
pembuangan  limbah  yang  memenuhi  syarat  masih  sangat  rendah. Sebagian  masyarakat  masih  membuang  limbah  disembarang  tempat.
Jika  ada  sarana  pembuangan  limbah,  umumnya  belum  memenuhi syarat  sanitasi.  Berbagai  cara  telah  dilakukan  untuk  meningkatkan
jumlah  penduduk  yang  mempunyai  akses  kepada  sarana  pembuangan limbah  yang  layak.  Berikut  ini  beberapa  sistem  pengelolaan  limbah
sederhana yang dapat kita buat dirumah kita. 1 Pengelolaan Air Limbah Kakus
Pembuangan kotoran manusia harus dibuat dengan baik agar tidak mencemari  lingkungan.  Kakus  adalah  suatu  cara  pembuangan  air
kotoran  manusia  agar  air  kotoran  tersebut  tidak  mengganggu kesehatan  dan  lingkungan,  karena  kotoran  manusia  mengandung
banyak  sekali  bibit  penyakit  dan  dapat  menimbulkan  bau  yang tidak  sedap.Usahakan  tiap  rumah  memiliki  jamban  sendiri,
diusahakan  selalu  bersih  dan  tidak  berbau.  Jarak  cukup  jauh  dari sumber air dan letaknya di bagian hilir air tanah. Membuang tinja
jangan disembarang tempat, tidak boleh dibuang di paritaliran air, ke kebun atau ke halaman belakang.
2 Pengelolaan Air  Limbah Bekas Mandi dan Cuci Sumber utama limbah rumah tangga di Kelurahan Rowosari adalah
dari limbah permukiman penduduk. Saluran air limbah dari rumah sebaliknya  dialirkan  ke  suatu  tempat  agar  tidak  menimbulkan
pencemaran  di  lingkungan  permukiman.  Pencemaran  lingkungan tersebut  menimbulkan  kerugian  berupa  pengotoran  terhadap  air
bersih,  timbulnya  bau  yang  tidak  sedap,  dan  keadaan  lingkungan yang
tidak nyaman
Direktorat Penyehatan
Lingkungan Permukiman  dalam  Tim  Pokja  Air  Minum  dan  Penehatan
Lingkungan 2010. Saluran  air  limbah  di  Kelurahan  Rowosari  sering  kali  terhambat
karena  tersumbat  oleh  sampah.  Air  kotoran  yang  tergenang menimbulkan  bau  yang  kurang  sedap,  bahkan  airnya  berwarna
hitam.  Pengelolaan  air  limbah  dapat  dilakukan  dengan  cara membuat saluran-saluran yang baik, atau kalo tidak harus dibuang
ke tanah supaya dapat mengering.
d. Drainase
Drainase permukiman mencakup tentang pengelolaan pengaliran air  limpasan Run  off    yang  berasal  dari  air  hujan  yang    berlebihan  atau
genangan  air  pada  permukiman  kedalam  system  pembuangdrainase alamiah seperti sungai, danau, dan laut.
Sistem  drainase  permukiman  dapat  diartikan  sebagai  suatu rangkaian  instalasi  baik  berupa  instalasi  air  bersih  maupun  instalasi  air
kotor. Dalam instalasi saluran air bersih mencakup instalasi dari sumur ke ground tank, instalasi dari PAM ke ground tank. Ground Tank adalah bak
penampungan  air  dari  PAMsumur  yang  akan  didistribusikan  ke  dalam rumah.
Sedangkan untuk instalasi air kotor dibagi menjadi dua kategori, yaitu  instalasi  air  kotor  yang  berakhir  ke  saluran  pembuangan  selokan
disebut  Grey  Water  dan  instalasi  air  kotor  yang  berakhir  di  septic  tank disebut Black Water. Grey Water dari dalam rumah dialirkan ke selokan di
lingkungan rumah dan berakhir di system pembuangdrainase air limbah. Black Water dari rumah harus disalurkan ke septic tank untuk diendapkan
dan diurai oleh bakteri. Saluran air limbah dibuat lebih miring agar kotoran cepat keluar
dari  saluran  dan  tidak  menyebabkan  penyumbatan  pada  saluran  tersebut. Dalam  saluran  air  kotor  juga  diperlukan  bak  kontrol.  Bak  kontrol
merupakan  sarana  pengontrol  pada  saluran  air  kotor  yang  difungsikan untuk  mengantisipasi  apabila  terdapat  kotoran  yang  nantinya  dapat
menyumbat  saluran.  Letak  bak  kontrol  biasanya  berada  di  area  depan bangunan rumah tinggal Persada, 2012.
3. Sanitasi Lingkungan dan Kesehatan
Kesehatan  masyarakat  sangat  dipengaruhi    lingkungan,  pelayanan kesehatan,  dan  perilaku.  Lingkungan  yang  tidak  sehat  atau  sanitasinya  tidak
terjaga dapat menimbulkan masalah kesehatan. Begitu pula dengan pelayanan kesehatan  yang  minim  atau  sulit  dijangkau  dapat  membuat  penduduk  yang
sakit  tidak  dapat  diobati  secara  cepat  dan  dapat  menularkan  penyakit  pada penduduk  yang  lain,  perilaku  hidup  yang  tidak  sehat  seperti  membuang
sampah  sembarangan,  tidak  mencuci  tangan  sebelum  atau  sesudah  makan, buang  air  besar  atau  air  kecil  dimana  saja,  mencuci  atau  mandi  dengan  air
yang  kotor  merupakan  perilaku  yang  dapat  mengundang  berjangkitnya berbagai jenis penyakit.
Upaya menciptakan sanitasi lingkungan yang baik, 1  Mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat,
2  Membersihkan lingkungan rumah secara rutin, 3  Membersihkan kamar mandi dan toilet,
4  Menguras, menutup dan menimbun 3M, 5  Tidak membiarkan adanya air yang tergenang di lingkungan permukiman,
6  Membersihkan saluran pembuangan air, 7  Menggunakan air yang bersih.
Dari  pemaparan  diatas  yang  dimaksud  dengan  sanitasi  lingkungan adalah  Status  kesehatan  suatu  lingkungan  yang  mencakup  penyediaan  air
bersih,  MCK,  pengolahan  limbah  rumah  tangga,  dan  drainase  di  Kelurahan Rowosari, Tembalng Kota Semarang.
D. Lingkungan Permukiman
1. Pengertian lingkungan
Pengertian  lingkungan  menurut  Undang-Undang  R.I  No.  23  tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup: “Kesatuan ruang dengan semua
benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya
yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan
dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.” Menurut Encyclopedia
America  dalam  Kasjono  2011:78  lingkungan  adalah  pengaruh  yang  ada  di atasdisekeliling organisme seluruh kehidupan atau fungsi dibentuk dari reaksi
antra organisme dan sekelilingnya.
2. Pengertian Permukiman
Permukiman  adalah  bagian  dari  lingkungan  hidup  di  luar  kawasan lindung,  baik  yang  berupa  kawasan  perkotaan  maupun  perdesaan  yang
berfungsi  sebagai  lingkungan  tempat  tinggal  atau  lingkungan  hunian  dan tempat  kegiatan  yang  mendukung  perikehidupan  dan  penghidupan  UU
Perumahan  dan  Permukiman  No.4  tahun  1992.  Dalam  buku  “The  Lexicon Webster Dictionary” pengertian permukiman dapat dirumuskan sebagai suatu