C. Pembahasan
Pembahasan ini merupakan bagian tindak lanjut dari hasil penelitian seperti yang telah diuraikan di depan. Pembahasan dari hasil penelitian yang telah
diperoleh adalah sebagai berikut: Partisipasi masyarakat pada dasarnya dapat dinyatakan dalam bentuk
pemikiran, keterampilankeahlian, tenaga, harta benda atau uang. Partisipasi dalam penelitian ini dibagi dalam dua tahap yaitu tahap sosialisasi dan
pelaksanaan program. Perbedaan tingkat partisipasi seseorang dipengaruhi oleh berbagai hal diantaranya adalah tingkat pendidikan, tingkat kesadaran dan tingkat
pengetahuan. Berdasarkan hasil deskriptif prosentase dapat diketahui bahwa ada 11
responden mempunyai tingkat partisipasi sangat tinggi, 48 responden mempunyai tingkat partisipasi tinggi, 28 responden mempunyai tingkat partisipasi rendah dan
9 responden mempunyai tingkat partisipasi sangat rendah, jika dilihat rata-ratanya sebesar 69,00 maka tingkat partisipasi kepala keluarga dikategorikan tinggi,
sedangkan utuk faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan tingkat partisipasi kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan pemukiman. Untuk tingkat
pendidikan sebanyak 17 responden lulus Perguruan Tinggi, 38 responden lulus SMA, 15 responden lulus SMP, 12 responden lulus SD, dan 14 responden tidak
sekolah. Untuk tingkat kesadaran kepala keluarga sebanyak 10 responden memiliki tingkat kesadaran sangat tinggi, 72 responden mempunyai tingkat
kesadaran tinggi, dan 14 responden mempunyai tingkat kesadaran untuk
mewujudkan sanitasi yang baik kriteriana rendah. Rata-rata tingkat kesadaran kepala keluarga untuk mewujudkan sanitasi yang baik sebesar 72,00 dengan
kriteria tinggi. Jika dilihat dari tingkat pengetahuan, pengetahuan kepala keluarga termasuk dalam kategori tinggi. Dari 15 pernyataan pada angket sebagian besar
responden menjawab jawaban yang tepat. Jika dilihat dari hasil uji hipotesis secara simultan diperoleh nilai
signifikasi 0,015 lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan ada dua faktor yang mempengaruhi perbedaan tingkat
partisipasi antar kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman, faktor- faktornya adalah tingkat pendidikan dan kesadaran kepala
keluarga. Semakin tinggi tingkat pendidikan dan pengetahuan kepala keluarga maka semakin tinggi pula perbedaan tingkat partisipasi antar kepala keluarga
dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman. Buruknya sanitasi di Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang Kota
Semarang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan kesadaran kepala keluarga, rendahnya tingkat pendidikan dan kesadaran kepala keluarga tentunya sangat
mempengaruhi buruknya sanitasi di Kelurahan Rowosari. Semakin rendah tingkat pendidikan dan Kesadaran kepala keluarga maka semakin rendah pula tingkat
partisipasi kepala keluarga. Jika tingkat pendidikan dan kesadaran kepala keluarga tinggi maka tingkat partisipasi kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi
juga tinggi. Maka sanitasi yang baik akan terwujud.
Pemerintah telah melakukan upaya untuk perbaikan sanitasi, dengan program-program perbaikan sanitasi Adapun program
– programnya antara lain: 1. Mengelolaan air bersih
2. Pembuatan MCK dan cara perawatannya 3. Mengelola sampah rumah tangga dan pembuatan tempat pembuangan sampah
akhir 4. Mengelola limbah cair rumah tangga
5. Membuat saluran drainase Tapi program dari pemerintah tidak akan berjalan tanpa adanya partisipasi kepala
keluarga. Hasil dari pelaksanaan program dapat dilihat pada peta perbaikan sanitasi di Kelurahan Rowosari pada gambar 4.11. berikut ini.
103 Gambar 4.11. Peta Sanitasi Kelurahan Rowosari
103
Berdasarkan peta sanitasi diatas akan dibahas dalam program – program
perbaikan sanitasi berikut ini. 1. Pengelolaan Air Bersih
Ketika dilakukan pengamatan di lapangan, di masing-masing kelurahan telah dibangun sumur artesis. Total jumlah sumur artesis di
Kelurahan Rowosari yang telah dibangun di beberapa RW adalah sebanyak 8 buah 88,9 dari target 9 sumur. Jumlah ini dirasa sangatlah cukup,
namun pemanfaatannya terkendala letaknya yang jauh dari rumah mereka dan mahalnya biaya pembelian pralon untuk menyalurkan air langsung
sampai kerumah-rumah warga. Setidakny dengan adanya sumur artesis bisa mengurangi jumlah warga yang masih menggunakan air sungai untuk MCK.
2. Pembuatan MCK dan Cara Perawatannya Di Kelurahan Rowosari sudah terdapat 8 MCK komunal.
Pemanfaatan MCK umum ini dikatakan berhasil, karena dengan adanya MCK umum banyak masyarakat di Kelurahan Rowosari melakukan mandi,
cuci, kakus di MCK umum. Untuk perawatan MCK umum masyarakat setempat membuat jadwal piket untuk membersihkan MCK, bagi
masyarakat yang tidak melakukan piket akan ada denda berupa membayar sebesar Rp 10.000 ,- perklompok piket. Setiap tiga bulan sekali ada
pemeriksaan MCK dari kelurahan dan Puskesmas, untuk memeriksa MCK umum dan MCK di rumah
– rumah warga, dari Puskesmas memeriksa kebersihan dan kelengkapan MCK dan memeriksa tempat penyimpanan air
harus bebas dari jentik – jentik nyamuk. Mengelola Sampah Rumah Tangga
dan Pembuatan Tempat 3. Pembuangan Sampah Umum
Program ini belum bisa dikatakan berhasil, meskipun di masing- masing RW telah tempat sampah. Total jumlah tempat sampah yang telah
dibangun di beberapa RW di Kelurahan Rowosari adalah sebanyak 8 buah 80 dari target 10 buah tempat sampah. Jumlah ini dirasa cukup, namun
pemanfaatannya terkendala letaknya yang jauh dari rumah mereka. Atas inisiatif ketua RT setempat, masyarakat juga membuat tempat sampah
dengan cara membuata liang untuk tempat sampah di sekitar rumah mereka sebagai tempat pembuangan sampah akhir, jika sampah sudah terkumpul
maka sampah akan di bakar. Jika masih ada warga yang membuaang sampah di sembarang tempat dan di sungai mereka akan kena denda sebesar
Rp. 10.000,-. Di Keluraha Rowosari masih banyak warga yang tidak bisa memanfaatkan sampah untuk didaur ulang menjadi barang yang bermanfaat,
mereka berpikir mendaur ulang sampah itu ribet, mereka lebih senang menjual smpah anorganik kepada pengepul sampah, dan membakar sampah
organik. 4. Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga
Penglolaan limbah cair rumah tangga di Kelurahan Rowosari sudah terorganisir, setiap rumah menyalurkan saluran pembuangan air limbahnya
kepembuangan saluran limbah terpadu dimasing – masing RW tapi
sayangnya pembuangan akhirnya di sungai, disetiap rumah – rumah warga
sudah mempunyai bak kontrol untuk limbah cair rumah tangga. 5. Pembuatan Saluran Drainase
Program pembangunan saluran drainase di Kelurahan Rowosari dilaksanakan
oleh masyarakat
secara bergotong-royong,
dengan dibangunnya saluran drainase dapat mengurangi limpasan air hujan yang
berlebihan, yang bila menggenang di jalan dapat merusak jalan.
107
BAB V PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan uraian pembahasan hasil penelitian yang telah disampaikan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Partisipasi kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman di Kelurahan Rowosari dengan responden 96 KK rata
–rata tingkat
partisipasinya sebesar
69,00 dengan
kriteria tingkat
partisipasinya tinggi. 2. Ada dua faktor yang mempengaruhi perbedaan tingkat partisipasi antar
kepala keluarga dengan F hitung 4,389 dan taraf signifikasi sebesar 0,015 dari 0,05 yang artina perbedaan tingkat partisipasi antar kepala
keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman di Kelurahan Rowosari dipengaruhi oleh tingkat pendidikan kepala keluarga dan tingkat
kesadaran kepala keluarga dalam mewujudkan sanitasi yang baik. Besarnya pengaruh tingkat pendidikan dan kesadaran kepala keluarga
terhadap perbedaan tingkat partisipasi kepala keluarga di Kelurahan Rowosari sebesar 60,7 sedangkan sisanya 39,3 di pengaruhi oleh
faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.