Gambar 4.10. Pembuatan Saluran Drinase Secara Gotong Royong Sumber : Dokumentasi Penelitian 2013.
B. Hasil Penelitian
1. Deskriptif Prosentase
a. Partisipasi kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman
Tingkat partisipasi kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman akan dianalisis menggunakan analisis deskriptif
persentase. Tujuannya untuk memperjelas gambaran terhadap variabel- variabel penelitian tantang tingkat partisipasi kepala keluarga dalam tahap
sosialisasi dan pelaksanaan program perbaikan sanitasi lingkungan permukiman.
Hasil pengukuran variabel tingkat partisipasi kepala keluarga dengan dua subvariabel yaitu tahap sosialisasi program dan pelaksanaan
program perbaikan sanitasi lingkungan permukiman menggunakan 17 item pertanyaan dari angket pertama dengan kisaran aktual 25 - 100,
dengan rata-rata sebesar 69,00, dihasilkan empat kategori yaitu 25,00 - 43,75 termasuk kategori sangat rendah, 43,76 - 62,50 termasuk
kategori rendah, 62,51 -81,25 termasuk kategori tinggi, dan 81,26 - 100 termasuk kategori sangat tinggi. Hasil persentase tingkat partisipasi
kepala keluarga menunjukkan nilai rata-rata 69,00, dapat diketahui tingkat partisipasi kepala keluarga termasuk dalam kategori tinggi. Secara
rinci hasil analisis deskripsi variabel tingkat partisipasi kepala keluarga dapat dilihat dalam tabel 4.8 berikut ini.
Tabel 4.8. Distribusi Variabel Tingkat Partisipasi Kepala Keluarga. NO
Interval Kriteria
Jumlah Skor
Frekuensi Persen
1 81,26
– 100 Sangat tinggi
7 7.29
2 62,51
– 81,25 Tinggi
69 71.88
3 43,76
– 62,50 Rendah
20 20.83
4 25,00
– 43,75 Sangat rendah
Jumlah 96
100 Sumber : Analisis Data Primer 2013 Lampiran 8
Berdasarkan pada tabel 4.8 diatas, dapat diperoleh gambaran tingkat partisipasi kepala keluarga, sebanyak 69 responden 71.88
memiliki partisipasi yang tinggi dan 20 responden 20.83 memiliki partisipasi rendah, kemudian 7 responden 7.29 memiliki partisipasi
sangat tinggi.
Partisipasi kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan prmukiman dibagi menjadi dua tahap yaitu tahap sosialisasi dan
pelaksanaan program. Gambaran tahap sosialisasi dan pelaksanaan program dapat dilihat secara rinci berikut ini:
1 Partisipasi dalam tahap sosialisasi dan pembinaan program perbaikan sanitasi lingkungan permukiman
Partisipasi kepala keluarga dalam tahap sosialisasi dan pembinaan adalah partisipasi kepala keluarga dalam menerima dan
menyampaikan informasi berkaitan dengan program dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman serta pelaksanaan program tersebut.
Tingkat partisipasi kepala keluarga dalam tahap sosialisasi program dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman ini didapat dari
angket untuk kepala keluarga dengan jumlah soal 10 yang tertuang dalam soal nomor 1 hingga nomor 10 kisaran aktual 25 - 100
dengan rata-rata 72,00 dihasilkan empat kategori yaitu 25,00 - 43,75 termasuk kategori sangat rendah, 43,76 - 62,50 termasuk
kategori rendah, 62,51 -81,25 termasuk kategori tinggi, dan 81,26 - 100 termasuk kategori sangat tinggi, dilihat dari rata-rata
tingkat partisipasi kepala keluarga dalam tahap sosialisasi adalah tinggi. Distribusi tingkat partisipasi kepala keluarga dalam tahap
sosialisasi program dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman di Kelurahan Rowosari, dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.9. Distribusi Tingkat Partisipasi Kepala Keluarga dalam Sosialisasi dan Pembinaan Program Perbaikan Sanitasi
Lingkungan Permukiman
NO Interval
Kriteria Jumlah
Skor Frekuensi
Persen 1
81,26 – 100
Sangat tinggi 15
15.63 2
62,51 – 81,25
Tinggi 61
63.54 3
43,76 – 62,50
Rendah 20
20.83 4
25,00 – 43,75
Sangat rendah Jumlah
96 100
Sumber : Analisis Data Primer, 2013 Lampiran 8 Berdasarkan tabel diatas, diperoleh gambaran tingkat
partisipasi kepala keluarga dalam tahap sosialisasi dan pembinaan program perbaikan sanitasi lingkungan permukiman, sebanyak 61
responden 63,54 memiliki tigkat partisipasi tinggi dalam sosialisasi dan pembinaan program, kemudian 20 responden 20,83 memiliki
tingkat partisipasi rendah dan 15 responden 15,63 memiliki partisipasi sangat tinggi.
2 Partisipasi kepala keluarga dalam pelaksanaan program perbaikan sanitasi lingkungan permukiman
Partisipasi kepala keluarga dalam pelaksanaan program perbaikan sanitasi lingkungan permukiman adalah keikutsertaan
kepala keluarga dan keluarganya dalam melaksanakan program- program yang telah direncanakan untuk dilaksanakan di lingkungan
permukiman di Kelurahan Rowosari. Tingkat partisipasi kepala keluarga dalam tahap pelaksanaan program diperoleh dari hasil angket
yang terdapat pada soal nomor 11 hingga 17 kisaran aktual 25 - 100 dengan rata-rata 65,00 dihasilkan empat kategori yaitu
25,00 - 43,75 termasuk kategori sangat rendah, 43,76 - 62,50 termasuk kategori rendah, 62,51 -81,25 termasuk kategori tinggi,
dan 81,26 - 100 termasuk kategori sangat tinggi, dilihat dari rata- rata yaitu 65,00 tingkat partisipasi kepala keluarga dalam tahap
pelaksanaan adalah tinggi. Distribusi partisipasi kepala keluarga dalam tahap pelaksanaan program perbaikan sanitasi lingkungan permukiman
dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini. Tabel 4.10. Distribusi Tingkat Partisipasi Kepala Keluarga dalam
Pelaksanaan Program Perbaikan Sanitasi Lingkungan Permukiman
NO Interval
Kriteria Jumlah
Skor Frekuensi
Persen 1
81,26 – 100
Sangat tinggi 11
11.46 2
62,51 – 81,25
Tinggi 48
50.00 3
43,76 – 62,50
Rendah 28
29.17 4
25,00 – 43,75
Sangat rendah 9
9.37 Jumlah
96 100
Sumber : Analisis Data Primer 2013 Lampiran 8 Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa tingkat
partisipasi kepala keluarga dalam tahap pelaksanaan program perbaikan sanitasi lingkungan permukiman sebanyak 48 responden
50,00 memiliki tigkat partisipasi tinggi dalam pelaksanaan program, kemudian 28 responden 29,17 memiliki tingkat
partisipasi rendah dan 11 responden 11,46 memiliki partisipasi
sangat tinggi, 9 responden 9,37 memiliki partisipasi sangat rendah. Dalam tahap pelaksanaan masih ada kepala keluarga yang memiliki
tingkat partisipasi sangat rendah kemungkinan disebabkan oleh kurangnya pengetahuan kepala keluarga mengenai pentingnya sanitasi
lingkungan. d. Faktor
– faktor yang mempengaruhi perbedaan tingkat partisipasi antar kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman.
Dalam penelitian ini, peneliti akan menganalisis faktor - faktor yang mempengaruhi perbedaan tingkat partisipasi kepala
keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman yaitu tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan dan tingkat kesadaran kepala
keluarga menggunakan deskriptif prosentase. 1 Tingkat pendidikan
Tabel 4.11. Distribusi Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga di Kelurahan Rowosari
No Tingkat Pendidikan
f 1
Perguruan Tinggi 17
17.71 2
SMA sederajat 38
39.58 3
SMP sederajat 15
15.63 4
SD sederajat 12
12.5 5
Tidak Sekolah 14
14.58 Jumlah
96 100
Sumber: Analisias Data Primer 2013 Lampiran 8
Berdasarkan tabel 4.11. diatas, dapat diperoleh gambaran, tingkat pendidikan Kepala Keluarga di Kelurahan Rowosari
bervariasi, yaitu 38 responden 39,58 tamat SMAsederajat, 17 responden 17,71 tamat Perguruan Tinggi, 15 responden
15,63 tamat SMPsederajat, 12 responden 12,5 tamat SDsederajat, dan 14 responden 14,58 tidak sekolah.
2 Tingkat kesadaran Tingkat kesadaran dalam penelitian ini adalah tingkat
kesadaran kepala keluarga dalam mewujudkan sanitasi lingkungan yang baik di Kelurahan Rowosari. Tingkat kesadaran kepala
keluarga dalam mewujudkan sanitasi lingkungan yang baik diperoleh dari hasil angket kedua yang terdapat pada soal nomor 1
hingga 21 kisaran aktual 25 - 100 dengan rata-rata 72,00 dihasilkan empat kategori yaitu 25,00 - 43,75 termasuk
kategori sangat rendah, 43,76 - 62,50 termasuk kategori rendah, 62,51 -81,25 termasuk kategori tinggi, dan 81,26 -
100 termasuk kategori sangat tinggi, dilihat dari rata-rata yaitu 72,00 tingkat kesadaran kepala keluarga dalam mewujudkan
sanitasi lingkungan yang baik adalah tinggi. Secara rinci hasil analisis deskripsi subvariabel tingkat kesadaran kepala keluarga
dapat dilihat dalam tabel 4.12 berikut ini.
Tabel 4.12. Distribusi Tingkat Kesadaran Kepala Keluarga dalam Mewujudkan Sanitasi Lingkungan yang Baik
NO Interval
Kriteria Jumlah
Skor Frekuensi
Persen 1
81,26 – 100
Sangat tinggi 10
10.42 2
62,51 – 81,25
Tinggi 72
75.00 3
43,76 – 62,50
Rendah 14
14.58 4
25,00 – 43,75
Sangat rendah Jumlah
96 100
Sumber : Analisis Data Primer 2013 Lampiran 8 Berdasarkan tabel 4.12 diatas, dapat diketahui bahwa 72
responden 75.00 memiliki tingkat kesadaran tinggi dalam mewujudkan sanitasi lingkungan yang baik, sebanyak 14
responden 14.58 memiliki tingkat kesadaran rendah dalam mewujudkan sanitasi lingkungan yang baik, kemudian sebanyak
10 responden 10,42 memiliki tingkat kesadaran sangat tinggi dalam mewujudkan sanitasi lingkungan yang baik.
3 Tingkat pengetahuan Tingkat pengetahuan dalam penelitian ini adalah tingkat
pengetahuan kepala
keluarga tentang
sanitasi. Tingkat
pengetahuan kepala keluarga tentang sanitasi diperoleh dari hasil angket ketiga yang terdapat pada soal nomor 1 hingga 15 dengan
pilihan benar dan salah. Dari 15 soal terdiri dari pengetahuan tentang pengelolaan air bersih, pengelolaan MCK, pengelolaan
sampah, pengelolaan air limbah rumah tangga dan pengelolaan saluran drainase. Secara rinci analisis deskripsi persentase dari
angket pada penelitian ini dapat dilihat dari tabel berikut ini: i.
Pengetahuan tentang pengelolaan air bersih Pengetahuan kepala keluarga tentang pengelolaan air bersih pada
angket ketiga diukur dengan dua pernyataan, salah satunya adalah soal sebagai berikut:
Tabel 4.13. Pengetahuan Tentang Pengelolaan Air Bersih No
Soal Pernyataan
B S
Jml 3.
Air bersih dan air layak minum merupakan dua hal yang berbeda.
65 31
96 Prosentase
67.7 32.3 100 Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2013.
Dilihat dari tabel di atas, pengetahuan kepala keluarga tentang pengelolaan air bersih sudah tinggi karena 67,7 responden
menjawab jawaban yang benar dan 32,3 responden menjawab jawaban yang salah. Penjelasan dari pernyataan tersebut adalah
sebagai berikut, tidak semua air bersih layak untuk diminum. Tapi air yang layak minum dipastikan merupakan air bersih, lebih
jelasnya basa dibuka pada landasan teori halaman 18 - 19.
ii. Pengetahuan tentang pengelolaan MCK
Tingkat pengetahuan kepala keluarga tentang pengelolaan MCK diukur dengan tiga pernyataan, salah satu soalnya dapat dilihat
pada tabel 4.14 : Tabel 4.14. Pengetahuan Tentang MCK
No Soal
Pernyataan B
S Jml
5. MCK merupakan singkatan dari
mandi cuci keramas 39
57 96
Prosentase 40.62 59.38 100
Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2013. Jawaban yang benar dari pernyataan diatas adalah MCK singkatan
dari mandi cuci kakus, tingkat pengetahuan kepala keluarga tentang singkatan MCK di kelurahan rowosari sudah tinggi, dapat
dilihat pada tabel, 59.38 responden menjawab pernyataan dengan tepat yaitu jawaban salah, dan masih ada 40,62 kepala
keluarga yang masih bingung dengan singkatan dari MCK. iii.
Pengetahuan tentang pengelolaan sampah Tingkat pengetahuan kepala keluarga tentang pengelolaan sampah
diukur dengan tiga pernyataan, salah satu soalnya dapat dilihat pada tabel 4.15 :
Tabel 4.15. Pengetahuan Tentang Pengelolaan Sampah No
Soal Pernyataan
B S
Jml 9.
Tujuan dari dibangunnya tempat sampah disetiap RW adalah agar
warga tidak lagi membuang sampah di sembarang tempat dan di sungai.
81 15
96
Prosentase 84.38 15.62 100
Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2013. Dilihat dari tabel 4.15. sebanyak 84,38 responden menjawab
jawaban yang tepat, yaitu jawaban benar dan 15,62 menjawab salah. Fakta di lapangan walaupun sebagian besar kepala keluarga
tahu tujuan dibuatnya tempat sampah di RW agar masyarakat tidak membuang sampah disembarang tempat dan di sungai tapi mereka
masih saja ada yang membuang sampah disembarang tempat dan di sungai. Alasan mereka tidak membuang sampah ke tempat
pembuangan sampah adalah jauhnya lokasi tempat sampah dengan pemukiman warga.
iv. Pengetahuan tentang pengelolaan air limbah rumah tangga
Tingkat pengetahuan kepala keluarga tentang pengelolaan limbah rumah tangga diukur dengan tiga pernyataan, salah satu pernyataan
dapat dilihat pada tabel 4.16 :
Tabel 4.16. Pengetahuan Tentang Pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga
No Soal
Pernyataan B
S Jml
13. Pengelolaan air limbah yang baik
adalah dengan cara dibuang ke tanah supaya kering.
48 48
96
Prosentase 50.00 50.00 100
Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2013. Dari 96 responden sebanyak 50,00 responden menjawab
jawaban yang tepat yaitu jawaban salah dan 50,00 sisanya menjawab jawaban ang kurang tepat yaitu jawaban benar. Fakta
dilapangan masih banyak warga yang hanya membuat saluran membuangan limbah dengan cara membuat lubang di tanah,
sehingga air limbah mencemari air sumur, mereka menganggap cara itu adalah cara yang paling mudah dan murah. Ada juga
masyarakat yang sudah membuat saluran air limbah dengan cara menyemen tanah agar air limbah tidak menyerap ke tanah,
kemudian disalurkan ke saluran pembuangan limbah utama di RW mereka.
v. Pengetahuan tentang pengelolaan saluran drainase
Tingkat pengetahuan kepala keluarga tentang pengelolaan saluran drainase diukur dengan dua pernyataan, salah satu pernyataan
dapat dilihat pada tabel 4.17 :
Tabel 4.17. Pengetahuan Tentang Pengelolaan Saluran Drainase No
Soal Pernyataan
B S
Jml 14.
Drainase permukiman mencakup tentang pengelolaan air limpasan
yang berasal dari ar hujan yang berlebihan.
66 30
96
Prosentase 68.75 31.25 100
Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2013. Dilihat dari tabel di atas, pengetahuan kepala keluarga tentang
pengelolaan saluran drainase sudah tinggi karena 68,75 responden menjawab jawaban yang benar dan 31,25 responden
menjawab jawaban yang salah. Fakta dilapangan warga merasa terbantu dengan adanya saluran drainase, dulu sebelum dibangun
saluran drainase di kanan kiri jalan dimusim penghujan rumah warga sering kebanjiran limpasan air hujan yang berlebihan.
Setelah ada saluran drainase rumah warga sudah tidak pernah kebanjiran, dan tidak ada genangan air hujan di jalanan.
2. Uji Normalitas Data