2 Prasarana lingkungan: adalah jalan, saluran air minum, saluran air limbah, saluran air hujan, pembuangan sampah dan listrik.
E. Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Tingkat Partisipasi
Faktor – faktor yang berpengaruh terhadap partisipasi adalah faktor-
faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat partisipasi kepala keluarga diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Tingkat pendidikan Berdasarkan Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa pendidikan umumnya berarti
daya upaya untuk memajukan tumbuhnya budi pekerti kekuatan, batin, karakter, pikiran intelek dan tubuh anak Munib, Achmad,dkk,2006:32.
Menurut Munib, Achmad,dkk 2006:33 pendidikan adalah proses seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk tingkah
laku lainnya didalam masyarakat tempat hidup, proses sosial yakni orang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol
khususnya yang datang dari sekolah sehingga ia dapat memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang
optimal. Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistematik
dengan sistem terbuka. Pendidikan dengan sistem terbuka disini dimaksudkan bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama dalam memperoleh
pendidikan yang bermutu dan berkualitas UU No.20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional.
Pendidikan ditempuh melalui jalur pendidikan, jenjang pendidikan dan jenis pendidikan. Jalur, jenjang dan jenis pendidikan tersebut dapat
diwujudkan dalam bentuk satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, atau masyarakat. Jalur pendidikan terdiri atas
pendidikan formal, nonformal dan informal yang dapat saling melengkapi. Jenjang pendidikan formal yang merupakan pendidikan yang
dilaksanakan melaui lembaga yang sah menurut Undang-Undang terdiri atas Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah dan Pendidikan Tinggi. Sedangkan
jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan dan khusus. Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi
masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi mengganti, menambah, melengkapi pendidikan formal dalam rangka mendukung
pendidikan sepanjang hayat. Sedangkan pendidikan informal dilaksanakan oleh masing-masing keluarga dan lingkungan belajar secara mandiri.
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar
SD dan Madrasah Ibtidaiyah MI atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah MTs atau bentuk
lain yang sederajat. Pendidikan awal sebagai jenjang awal dari pendidikan di sekolah memiliki fungsi sebagai dasar pembentukan pribadi manusia sebagai
pribadi masyarakat dan warga Negara yang berbudi pekerti luhur, beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME serta berkemampuan dan berketrampilan
dasar sebagai bekal untuk pendidikan selanjutnya dan bekal hidup dalam masyarakat.
Pendidikan menengah merupakan lanjutan dari pendidikan dasar. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan
pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas SMA, Madrasah Aliyah MA, Sekolah Menengah
Kejuruan SMK dan Madrasah Aliyah Kejuruan MAK atau bentuk lain yang sederajat. Tujuan dari pendidikan menengah ini adalah membentuk
pribadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME dan berbudi pekerti luhur serta untuk memenuhi kebutuhan pembangunan yang
memerlukan pembekalan untuk pendidikan tinggi atau bekal hidup di masyarakat.
Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan Diploma, Sarjana, Magister,
Spesialis dan Doktor yang diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi. Pendidikan tinggi dilaksanakan dengan sistem terbuka, dan dapat berbentuk
akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut atau universitas. Pendidikan tinggi terus dibina dan dikembangkan untuk menyiapkan peserta didik menjadi
anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan atau professional serta kemampuan kepemimpinan yang tanggap terhadap
kebutuhan pembangunan serta perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi UU No.20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional.
Tingkat pendidikan dalam penelitian ini adalah pendidikan formal terahir kepala keluarga :
a. Tidak Sekolah b. SDsederajat
c. SMPsederajat d. SMAsederajat
e. Perguruan Tinggi 2. Kesadaran kepala keluarga dalam mewujudkan sanitasi lingkungan
Kesadaran adalah keinsafan, keadaan mengerti, hal yang dirasakan atau dialami oleh seseorang Pusat Pengembangan Bahasa, 2010 Menurut
Cambridge International Dictionary of English 1995, kesadaran diartikan sebagai kondisi terjaga atau mampu mengerti apa yang sedang terjadi.
Kesadaran dapat juga diartikan sebagai semua ide, perasaan, pendapat, dan lain sebagainya yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang Halawa
dalam Santoso 2010:11. Kesadaran adalah pemahaman atau pengetahuan seseorang tentang
dirinya dan keberadaan dirinya. Kesadaran merupakan unsur dalam manusia dalam memahami realitas dan bagaimana cara bertindak atau menyikapi
terhadap realitas Halawa dalam Santoso 2010:11. Kesadaran dalam penelitian ini adalah kesadaran kepala keluarga dalam mewujudkan sanitasi
lingkungan yang baik di Kelurahan Rowosari. 3. Pengetahuan kepala keluarga tentang sanitasi
Pengetahuan adalah aspek yang paling dasar dalam Taksonomi Bloom. Seringkali disebut juga sebagai aspek ingatan recall. Dalam jenjang
kemampuan ini seseorang dituntut untuk dapat mengenali atau mengetahui adanya konsep, fakta, atau istilah-istilah dan lain sebagainya tanpa harus
mengerti, menilai atau dapat menggunakannya. Dalam hal ini testee biasanya hanya dituntut untuk menyebutkan kembali recall atau menghafal saja.
Dibandingkan dengan tingkat kemampuan berpikir lainnya, tipe pengetahuan hafalan termasuk tingkat yang paling rendah. Karena itu,
digunakan kata-kata operasional sebagai berikut: menyebutkan, menunjukkan, mengenal, mengingat kembali, menyebutkan definisi, memilih dan
menyatakan Daryanto, 2005:103. Dengan demikian, hakekat pengetahuan adalah tingkat kemampuan yang hanya meminta responden untuk mengenal
atau mengetahui konsep, fakta atau istilah-istilah tanpa harus mengerti atau dapat menggunakan. Tingkat pengetahuan ini meminta responden untuk dapat
mengenal atau mengetahui konsep, fakta, serta istilah berkaitan dengan sanitasi.
F. Kerangka Berpikir