34 eutropha pada substrat hidolisat pati sagu dengan penambahan IPP
sebagai pemlastis. Pada Gambar 14 dapat dilihat bahwa terdapat titik yield pada
grafik hubungan kuat tarik dan perpanjangan putus pada bioplastik dengan konsentrasi IPP 15 bb, dimana pada titik ini terjadi deformasi elastis
menjadi deformasi plastis. Ciri ini menunjukan bahwa bioplastik berpotensi memiliki perpanjangan putus yang lebih besar. Ciri seperti ini
tidak ditemui pada bioplastik dengan konsentrasi IPP 0 bb, 10 bb, dan 20 bb. Grafik hubungan kuat tarik dan perpanjangan putus secara
lengkap pada semua selang konsentrasi uji dapat dilihat pada Lampiran 3.
Gambar 14. Grafik hubungan kuat tarik dengan perpanjangan putus pada konsentrasi pemlastis IPP 15
b. Analisa Gugus Fungsi ASTM E 1252-88
Analisa gugus fungsi dilakukan dengan menggunakan Fourier Transform Infra-Red Spectroscopy FTIR. Menurut Sutiani 1997
spektroskopi infra merah merupakan salah satu teknik identifikasi struktur baik untuk senyawa organik maupun senyawa anorganik. Analisa ini
Yield Point
35 merupakan metoda semi empirik dimana kombinasi pita serapan yang
khas dapat diperoleh untuk menentukan struktur senyawa yang terdapat dalam suatu bahan. Hasil pengujian gugus fungsi bioplastik dapat dilihat
pada Gambar 15.
a
b
Gambar 15. Hasil spektrum FTIR PHA pati sagu 0 pemlastis a, dan bioplastik 15 pemlastis IPP b
36 Berdasarkan hasil pengujian gugus fungsi sampel bioplastik
dengan konsentrasi IPP 15 bb Gambar 15b, diperoleh informasi beberapa peak yang muncul. Kemunculan banyak peak ini menunjukkan
bahwa dalam bioplastik terdapat banyak jenis ikatan. PHA merupakan suatu poliester yang mempunyai beberapa gugus fungsi dominan seperti
karbonil ester C = O, ikatan polimerik C – O – C, OH, CH, dan CH
2
. Sebagai pembanding pengujian gugus fungsi PHA dengan konsentrasi
pemlastis 0 bb Juari, 2006, dapat dilihat pada Gambar 15a. Dari hasil spektrum pada kedua jenis sampel maka dapat
diidentifikasi bahwa terdapat banyak jenis ikatan. Identifikasi decara lengkap disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Hasil identifikasi spektrum FTIR bioplastik
No Bioplastik 0 pemlastis
Bioplastik 15 IPP Bilangan
Gelombang cm
-1
Intensitas Identifikasi Bilangan
Gelombang cm
-1
Intensitas Identifikasi
1 3440.38 Sedang NH amida
protein 2977.9 Sedang C
– H
2 2974.79 Sedang
OH karboksilat
2854.4 Sedang C –
H 3 2931.13 Tajam
C – H 1724.2
Tajam C = O
4 2854.13
Sedang ~ 1455
Sedang C – H
2
5 1751.04 Tajam C = O
1380.9 Sedang C –
H
3
6 1455.57
Sedang C – H
2
1300 –1100 Sedang
C – O – C polimer
7 1380.61
Tajam C – H
3
1000 - 500 Rendah
Tidak diketahui
8 1310.87
Tajam N = O
Catatan :
1
Identifikasi didasarkan Nur
1989 Gugus PHA
Gugus PHA yang juga teridentifikasi sebagai gugus IPP
9 1310.87-
1064.10 Tajam C – O – C
polimer 10
979.65- 462.83
Sedang Tidak
diketahui
Hasil identifikasi gugus fungsi yang tersaji pada Tabel 6 menunjukkan bahwa semua gugus fungsi dominan dari molekul PHA
muncul pada spektra FTIR bioplastik tanpa pemlastis. Gugus fungsi tersebut meliputi karbonil ester C = O, ikatan polimerik C – O – C, OH,
CH, dan CH
2
. Spektra FTIR bioplastik dengan konsentrasi IPP 15 bb tidak
memunculkan peak untuk gugus OH. Penambahan IPP menyebabkan
37 atom H pada gugus OH molekul PHA semakin menjauh dari atom O dan
kemudian atom H berikatan hidrogen dengan atom O pada gugus IPP lihat Gambar 10. Akibatnya peak untuk gugus OH yang pada sampel
bioplastik 0 bb pemlastis muncul pada panjang gelombang 2974.79 cm
-1
, tidak muncul pada spektra FTIR bioplastik dengan konsentrasi IPP 15 bb.
Penambahan IPP dengan konsentrasi 15 bb merupakan jumlah optimum pemlastis dalam bioplastik, hal ini ditandai dengan ketidak
munculan peak untuk gugus OH pada sampel bioplastik 15 bb konsentrasi IPP karena semua gugus OH pada ujung rantai molekul PHA
telah berikatan hidrogen dengan atom O yang terdapat pada molekul IPP. Hasil identifikasi gugus fungsi yang tersaji pada Tabel 6
menunjukkan adanya gugus fungsi yang tidak terdapat pada molekul PHA seperti gugus N-H amida protein dan N=O. Gugus fungsi tersebut diduga
berasal dari pengotor yang belum terpisahkan pada saat proses hilir PHA. Pengotor tersebut dapat berupa protein yang berasal dari pecahan sel cell
debris. Namun pada spektra FTIR dengan konsentrasi pemlastis IPP 15 bb tidak terdapat pengotor. Hal ini disebabkan perbedaan kemurnian
PHA yang digunakan Juari 2006 dengan kemurnian PHA yang digunakan pada penelitian ini. PHA yang digunakan dalam penelitian ini
dinilai lebih murni dan lebih bagus kualitasnya. Hal ini dibuktikan dengan tidak munculnya peak gugus pengotor dan nilai kuat tarik yang lebih
besar. Nilai kuat tarik bioplastik PHA dengan menggunakan konsentrasi pemlastis 0 bb yang digunakan Juari 2006 yaitu sebesar 3.571 MPa
sedangkan nilai kuat tarik PHA dengan menggunakan konsentrasi pemlastis 0 bb yang digunakan pada penelitian ini adalah sebesar
10.923 MPa.
c. Sifat Termal ASTM D 3418