Pembuatan Bioplastik Pembuatan dan Karakterisasi Bioplastik

26 dihasilkan oleh Ralstonia eutropha dengan hidrolisat pati sagu sebagai sumber karbon pada saat kultivasi. Dari analisa dengan menggunakan FTIR Fourier Transform Infra Red Spectroscopy didapatkan hasil berupa spektrum infra merah yang ada pada PHA dari pati sagu, 15 dari 18 spektrum yang muncul sama dengan spektrum PHB murni MERCK. Selain sesuai dengan ciri khas grup PHA, juga muncul gugus metil bebas -CH 3 dan metilen tunggal -CH 2 - yang sesuai dengan struktur PHB sebagaimana disajikan pada Gambar 3. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa PHA yang didapat dari kultivasi Ralstonia eutropha dengan hidrolisat pati sagu sebagai sumber karbon, merupakan jenis poli- β-hidroksibutirat PHB. Atifah 2006 juga menguji kadar atau tingkat kemurnian PHB yang diperoleh dengan menggunakan Gas Chromatography GC. Pada kromatogram PHB yang dihasilkan muncul peak dominan pada waktu retensi yang mendekati standar 1,18 yaitu pada waktu retensi 1,25 menit dengan konsentrasi 69,69. Dengan demikian, kadar atau kemurnian relatif PHB sagu terhadap PHB murni sebesar 76,57 = 69,69 91,01 x 100.

B. Pembuatan dan Karakterisasi Bioplastik

Tahap ini meliputi proses pembuatan bioplastik dengan menggunakan pemlastis isopropil palmitat IPP dan pengujian karakteristik bioplastik yang dihasilkan.

1. Pembuatan Bioplastik

Proses pembuatan bioplastik dilakukan dengan menggunakan teknik solution casting. Penggunaan teknik ini didasarkan pada kesederhanaan alat maupun metode yang digunakan. Menurut Allcock dan Lampe 1981, teknik solution casting merupakan pilihan yang cepat dan mudah untuk membuat film plastik pada skala laboratorium. Waddington 2000 menambahkan, poli- β-hidroksialkanoat PHA merupakan material biodegradable yang dapat dibuat film plastik dengan teknik solution casting. Proses pembuatan bioplastik dimulai dengan menentukan jumlah pelarut yang akan digunakan. Menurut Lee 1996, untuk melarutkan satu 27 bagian PHA diperlukan 20 bagian pelarut. Namun setelah dilakukan percobaan dengan perbandingan PHA : pelarut sebesar 1:20 bb, 1:30 bb, 1:40 bb dan 1:50 bb, maka diperoleh perbandingan yang tepat adalah 1:30 bb. Penggunaan perbandingan 1:20 bb dapat menghasilkan lembaran PHA yang paling baik berdasarkan penampakan fisik, namun pada saat penuangan larutan kedalam cetakan plat kaca banyak terdapat sisa PHA pada dinding botol yang digunakan untuk melarutkan PHA dengan kloroform. Hal ini dikarenakan larutan bersifat kental. Untuk itu jumlah pelarut yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1:30 bb karena pada perbandingan ini PHA tidak terlalu banyak menempel pada dinding botol. Untuk mendapatkan ketebalan yang diinginkan ± 0.05 mm, maka terlebih dahulu ditentukan jumlah PHA optimum yang akan digunakan. Jumlah PHA optimum adalah jumlah PHA yang mampu menutupi seluruh bagian cetakan yang digunakan 4,5 x 19 cm. Dari hasil percobaan didapatkan jumlah PHA optimum untuk membuat lembaran bioplastik adalah sebesar 0.25 gram. Setelah menentukan jumlah kloroform dan PHA yang akan digunakan, langkah selanjutnya adalah menentukan jumlah isopropil palmitat IPP yang akan digunakan sebagai pemlastis. Penentuan jumlah IPP berdasarkan jumlah PHA yang digunakan. Konsentrasi IPP yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0 bb kontrol, 10 bb, 15 bb dan 20 bb. Formulasi bioplastik pada berbagai konsentrasi pemlastis IPP disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Formulasi bioplastik pada berbagai konsentrasi pemlastis IPP No Kode Konsentrasi IPP PHA gr Kloroform gr IPP gr Total gr 1 IPP-00 0.2500 7.50000 0.00000 7.75000 2 IPP-10 10 0.2500 7.47222 0.02778 7.75000 3 IPP-15 15 0.2500 7.45600 0.04400 7.75000 4 IPP-20 20 0.2500 7.43750 0.06250 7.75000 Cara perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 2 Setelah jumlah PHA, kloroform, dan IPP ditetapkan maka dilakukan pembuatan bioplastik dengan teknik solution casting. Dalam pembuatan bioplastik, PHA terlebih dahulu dilarutkan dalam kloroform. Setelah PHA larut sempurna dalam kloroform lalu ditambahkan pemlastis IPP. Proses 28 Polimer Polimer + Pelarut pembentukan lembaran bioplastik terjadi karena IPP yang ditambahkan pada larutan PHA tersisip secara fisika di antara rantai-rantai polimer PHA. Proses ini diilustrasikan seperti pada Gambar 9. Gambar 9. a. Reaksi antara polimer dan pelarut b Reaksi penambahan pemlastis pada polimer Spink dan Waychoff di dalam Frados, 1958 Terbentuknya lembaran bioplastik dengan penambahan pemlastis IPP diduga karena terjadi ikatan hidrogen antara molekul PHA dengan molekul IPP. Proses pembentukan ikatan hidrogen ini dapat dilihat pada Gambar 10. Gambar 10. Pendugaan mekanisme ikatan hidrogen yang terjadi antara molekul PHA dengan molekul IPP. Ikatan hidrogen ditandai dengan garis putus-putus. Karena hanya memiliki sebuah elektron, atom hidrogen hanya dapat berikatan dengan sebuah atom lain. Akan tetapi, pada keadaan tertentu, sering dijumpai bahwa atom hidrogen dapat pula berikatan cukup kuat dengan dua buah atom lain. Pada keadaan demikian terbentuk ikatan hidrogen antara atom-atom tersebut dengan atom H dengan energi ikat 0,1 eV. Dalam ikatan hidrogen, atom H bersifat sebagai ion positif terutama bila berikatan dengan atom-atom yang elektronegatif, seperti F, O dan N. Salah satu contoh ikatan hidrogen adalah ikatan antara dua molekul asam etanoat asam cuka Gambar 11. Anonim 2 , 2007. 29 b Gambar 11. Ikatan hidrogen asam etanoat asam cuka Anonim 3 , 2007. Ikatan hidrogen ditandai dengan garis putus-putus. Gugus OH yang terdapat pada kedua ujung polimer PHA merupakan ikatan kovalen polar antara O dan H. Menurut Sukardjo 1985, ikatan kovalen merupakan ikatan yang terbentuk dengan pembagian elektron. Ikatan kovalen antara atom O dan atom H pada gugus OH diujung rantai polimer PHA, elektron tidak terbagi merata dan akan lebih dekat kepada atom yang mudah menarik elektron. Atom O merupakan atom dengan elektronegativitas tinggi sehingga akan menarik elektron dari atom H. Penarikan elektron ke arah atom O menyebabkan atom H semakin menjauh karena terbentuk kutup positif pada atom H dan kutub negatif pada atom O. Atom O dengan ikatan rangkap yang terdapat pada gugus ester molekul IPP cenderung kurang stabil sehingga memungkinkan membentuk ikatan hidrogen dengan atom H terpolarisasi yang terdapat pada ujung rantai polimer PHA. Menurut Sukardjo 1985, ikatan hidrogen tersebut terbentuk karena gaya elektrostatik antara H dan O. Ikatan hidrogen sifatnya lebih lemah dari pada ikatan kovalen. Ikatan hidrogen terjadi antara atom-atom yang sangat polar, yaitu atom-atom yang mempunyai elektronegativitas tinggi seperti F, O, dan N dengan atom H.

2. Karakteristik Bioplastik

Dokumen yang terkait

Pengaruh Konsentrasi Tributil Fosfat terhadap Karakteristik Bioplastik dari Poli-B-Hidroksialkanoat (PHA) yang dihasilkan oleh Ralstonia eutropha dengan Substrat Hidrolisat Minyak Sawit

0 5 97

Pembuatan dan Karakterisasi Bioplastik dari Poly-3-Hidroksialkanoat (PHA) yang Dihasilkan Ralstonia Eutropha pada Hidrolisat Pati Sagu dengan Penambahan Dimetil Ftlat (DMF)

0 19 102

Produksi bioplastik poli-3-hidroksialkanoat (pha) oleh ralstonia eutropha menggunakan substrat hidrolisat pati sagu (metroxylon.sp) sebagai sumber karbon

0 34 2

Kajian Pengaruh Penambahan Dietilen Glikol sebagai Pemlastis pada Karakteristik Bioplastik dari Poli-Beta-Hidroksialkanoat (PHA) yang Dihasilkan Ralstronia eutropha pada Substrat Hidrolisat Pati Sagu

0 13 96

Peran PEG 400 dalam Pembuatan Lembaran Bioplastik Polihidroksialkanoat yang Dihasilkan Oleh Ralstonia eutropha dari Substrat Hidrolisat Pati Sagu

0 7 7

Pengaruh Suhu, Jenis dan Perbandingan Pelarut Terhadap Kelarutan Bioplastik Dari Pha (Poly-Β-Hydroxyalkanoates) yang Dihasilkan Ralstonia Eutropha Pada Substrat Hidrolisat Pati Sagu

1 14 132

Produksi Bioplastik Poli-3-Hidroksialkanoat (PHA) oleh Ralstonia Eutropha Menggunakan Substrat Hidrosilat Pati Sagu (Metroxylon sp.) sebagai Sumber Karbon

0 9 1

Pengaruh penambahan polioksietilen-(20)-sorbitan monolaurat pada karakteristik bioplastik poli-hidroksialkanoat (pha) yang dihasilkan Ralstonia eutropha pada substrat hidrollsat pati sagu

0 4 6

Pengaruh Konsentrasi Peg 400 terhadap Karakteristik Bioplastik Polihidroksialkanoat (Pha) yang Dihasilkan Oleh Ralstonia Eutropha Menggunakan Substrat Hidrolisat Pati Sagu

1 28 96

Pengaruh Konsentrasi Tributil Fosfat teihadap Karakteristik Bioplastik dari Poli-b-HidroksiatKanoat (PHA) yang Dihasilkan oleh Ralstonia eutropha dengan Substrat Hidrolisat Minyak Sawit

0 3 2