Sifat Mekanis ASTM D 638 M-III, 1998 Gugus Fungsi ASTM E 1252-88, 1998

18 pengadukan biasa sampai terbentuk larutan PHA-kloroform-isopropil palmitat yang homogen. Kemudian larutan yang telah homogen dituang pada cetakan plat kaca. Diagram alir proses pembuatan bioplastik dapat dilihat pada Lampiran 1.

b. Penentuan jumlah kloroform

Menurut Lee 1996, untuk melarutkan satu bagian PHA diperlukan 20 bagian pelarut. Jumlah pelarut yang optimal akan ditentukan dengan cara melarutkan PHA pada kloroform dengan perbandingan PHA-kloroform 1:5, 1:10, 1:15 dan 1:20.

c. Penentuan jumlah PHA

Jumlah PHA yang digunakan disesuaikan dengan ketebalan bioplastik yang akan dihasilkan. Jumlah PHA yang optimal adalah jumlah PHA yang mampu menutupi seluruh permukaan cetakan dan memenuhi ketebalan yang ditentukan yaitu ± 0.05 mm.

d. Penentuan jumlah Isopropil Palmitat

Jumlah isopropil palmitat yang ditambahkan tergantung pada jumlah PHA yang akan digunakan. Pada penelitian ini akan diujikan konsentrasi isopropil palmitat mulai dari 0 kontrol, 10, 15, dan 20 bb dari jumlah PHA.

3. Pengujian Karakteristik Bioplastik

Pengujian karakteristik yang dilakukan terhadap bioplastik pada penelitian ini meliputi pengujian sifat fisik dan mekanis bioplastik. Analisa sifat mekanis bioplastik yang dilakukan adalah kuat tarik dan perpanjangan putus, sedangkan analisa sifat fisik bioplastik yang dilakukan adalah gugus fungsi, sifat termal, derajat kristalinitas, dan densitas.

a. Sifat Mekanis ASTM D 638 M-III, 1998

Pengujian sifat mekanis meliputi uji kuat tarik, perpanjangan putus, dan elastis modulus. Pengujian dilakukan di Laboratorium Uji Polimer, 19 Pusat Penelitian Fisika, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI Bandung. Alat yang digunakan untuk pengujian adalah Universal Testing Machine UTM yang dibuat oleh Orientec Co. Ltd dengan model UCT- 5T. Lembaran sampel dipotong menjadi dumbbell ASTM D638 M-III. Kondisi pengujian dilakukan pada temperatur ruang uji dengan suhu 27 o C, kelembaban ruang uji 65, kecepatan tarik 1 mmmenit, skala load cell 10 dari 50 N, dan pengukuran ketebalan sampel yang akan diuji menggunakan Digital Micrometer. Kekuatan tarik dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut : Sutiani, 1997 A F maks = τ Keterangan : τ : kekuatan tarik MPa F maks : gaya kuat tarik N A : luas permukaan contoh mm 2 Perpanjangan putus dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut : Sutiani, 1997 100 × − = L L L E Keterangan : E : perpanjangan L : panjang sampel mula-mula L : panjang sampel setelah diberi beban hingga putus Elastic modulus dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut : ASTM D 638 M-III strain ing correspond in difference stress in difference Modulus Elastic =

b. Gugus Fungsi ASTM E 1252-88, 1998

Gugus fungsi PHA dapat dideteksi dengan menggunakan alat Fourier Transform Infra-Red Spectrometer FTIR. Pengujian dilakukan di Laboratorium Uji Polimer, Pusat Penelitian Fisika, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI Bandung. Tipe alat FTIR yang digunakan dalam penelitian ini adalah FTIR-4300. Metode pengujian berdasarkan 20 ASTM E 1252-88 yaitu dengan menggunakan metode KBr Kalium Bromida yang dipadatkan. Metode ini digunakan pada selang bilangan gelombang antara 5000 – 400 cm -1 2 – 25 µm. Metode pengujian sebagai berikut; sampel dihaluskan terlebih dahulu dengan menggunakan Cryogenic crusher, kemudian sampel yang telah halus dicampurkan dengan pelet KBr sebanyak ±100 mg. Kemudian campuran tersebut dikompresi, dan terakhir tablet hasil pengompresan diletakkan di tempat sel spektrofotometer infra merah dengan lubang mengarah ke sumber radiasi.

c. Sifat Termal ASTM D 3418, 1998

Dokumen yang terkait

Pengaruh Konsentrasi Tributil Fosfat terhadap Karakteristik Bioplastik dari Poli-B-Hidroksialkanoat (PHA) yang dihasilkan oleh Ralstonia eutropha dengan Substrat Hidrolisat Minyak Sawit

0 5 97

Pembuatan dan Karakterisasi Bioplastik dari Poly-3-Hidroksialkanoat (PHA) yang Dihasilkan Ralstonia Eutropha pada Hidrolisat Pati Sagu dengan Penambahan Dimetil Ftlat (DMF)

0 19 102

Produksi bioplastik poli-3-hidroksialkanoat (pha) oleh ralstonia eutropha menggunakan substrat hidrolisat pati sagu (metroxylon.sp) sebagai sumber karbon

0 34 2

Kajian Pengaruh Penambahan Dietilen Glikol sebagai Pemlastis pada Karakteristik Bioplastik dari Poli-Beta-Hidroksialkanoat (PHA) yang Dihasilkan Ralstronia eutropha pada Substrat Hidrolisat Pati Sagu

0 13 96

Peran PEG 400 dalam Pembuatan Lembaran Bioplastik Polihidroksialkanoat yang Dihasilkan Oleh Ralstonia eutropha dari Substrat Hidrolisat Pati Sagu

0 7 7

Pengaruh Suhu, Jenis dan Perbandingan Pelarut Terhadap Kelarutan Bioplastik Dari Pha (Poly-Β-Hydroxyalkanoates) yang Dihasilkan Ralstonia Eutropha Pada Substrat Hidrolisat Pati Sagu

1 14 132

Produksi Bioplastik Poli-3-Hidroksialkanoat (PHA) oleh Ralstonia Eutropha Menggunakan Substrat Hidrosilat Pati Sagu (Metroxylon sp.) sebagai Sumber Karbon

0 9 1

Pengaruh penambahan polioksietilen-(20)-sorbitan monolaurat pada karakteristik bioplastik poli-hidroksialkanoat (pha) yang dihasilkan Ralstonia eutropha pada substrat hidrollsat pati sagu

0 4 6

Pengaruh Konsentrasi Peg 400 terhadap Karakteristik Bioplastik Polihidroksialkanoat (Pha) yang Dihasilkan Oleh Ralstonia Eutropha Menggunakan Substrat Hidrolisat Pati Sagu

1 28 96

Pengaruh Konsentrasi Tributil Fosfat teihadap Karakteristik Bioplastik dari Poli-b-HidroksiatKanoat (PHA) yang Dihasilkan oleh Ralstonia eutropha dengan Substrat Hidrolisat Minyak Sawit

0 3 2