37 atom H pada gugus OH molekul PHA semakin menjauh dari atom O dan
kemudian atom H berikatan hidrogen dengan atom O pada gugus IPP lihat Gambar 10. Akibatnya peak untuk gugus OH yang pada sampel
bioplastik 0 bb pemlastis muncul pada panjang gelombang 2974.79 cm
-1
, tidak muncul pada spektra FTIR bioplastik dengan konsentrasi IPP 15 bb.
Penambahan IPP dengan konsentrasi 15 bb merupakan jumlah optimum pemlastis dalam bioplastik, hal ini ditandai dengan ketidak
munculan peak untuk gugus OH pada sampel bioplastik 15 bb konsentrasi IPP karena semua gugus OH pada ujung rantai molekul PHA
telah berikatan hidrogen dengan atom O yang terdapat pada molekul IPP. Hasil identifikasi gugus fungsi yang tersaji pada Tabel 6
menunjukkan adanya gugus fungsi yang tidak terdapat pada molekul PHA seperti gugus N-H amida protein dan N=O. Gugus fungsi tersebut diduga
berasal dari pengotor yang belum terpisahkan pada saat proses hilir PHA. Pengotor tersebut dapat berupa protein yang berasal dari pecahan sel cell
debris. Namun pada spektra FTIR dengan konsentrasi pemlastis IPP 15 bb tidak terdapat pengotor. Hal ini disebabkan perbedaan kemurnian
PHA yang digunakan Juari 2006 dengan kemurnian PHA yang digunakan pada penelitian ini. PHA yang digunakan dalam penelitian ini
dinilai lebih murni dan lebih bagus kualitasnya. Hal ini dibuktikan dengan tidak munculnya peak gugus pengotor dan nilai kuat tarik yang lebih
besar. Nilai kuat tarik bioplastik PHA dengan menggunakan konsentrasi pemlastis 0 bb yang digunakan Juari 2006 yaitu sebesar 3.571 MPa
sedangkan nilai kuat tarik PHA dengan menggunakan konsentrasi pemlastis 0 bb yang digunakan pada penelitian ini adalah sebesar
10.923 MPa.
c. Sifat Termal ASTM D 3418
Sifat termal polimer meliputi suhu dimana polimer mengalami perubahan bentukfisik karena peningkatan atau penurunan suhu atau
disebut juga dengan suhu transisi. Pengujian sifat termal meliputi
38 pengujian suhu peralihan kaca T
g
glass transition dan suhu pelelehan T
m
melting point. Hasil analisa DSC dari bioplastik tanpa pemlastis Juari, 2006 dan
bioplastik dengan konsentrasi IPP 15 bb dapat dilihat pada Gambar 16. Pada Gambar 16a dan 16b terlihat bahwa bioplastik PHA memiliki 2
buah peak suhu pelelehan yaitu pada suhu 149,84
o
C dan 168,72
o
C untuk PHA tanpa pemlastis dan 148.7
o
C dan 168.8
o
C untuk bioplastik dengan konsentrasi IPP 15 bb. Kemunculan dua peak yang berbeda pada
masing-masing spektra DSC bioplastik menunjukkan bahwa pada bioplastik terdapat dua buah komponen. Komponen yang lebih dominan
ditandai dengan peak yang tajam. Komponen tersebut diduga PHA yang merupakan bahan baku dalam pembuatan bioplastik.
Dari kedua hasil analisa DSC Gambar 16 dapat dilihat bahwa kurva mengarah ke bawah. Hal ini menunjukkan bahwa proses yang
terjadi selama pengujian adalah proses endotermal. Pada proses ini, material menyerap sejumlah kalor seiring dengan naiknya suhu bahan.
Titik puncak kurva yang mengarah ke bawah merupakan titik suhu perubahan material tersebut dari yang sebelumnya plastis menjadi cairan,
sehingga dapat dikatakan sebagai suhu pelelehan melting point, T
m
. Dari hasil analisa DSC kedua sampel diperoleh informasi bahwa
titik leleh untuk PHA tanpa pemlastis adalah pada suhu 168,72
o
C, dan bioplastik dengan konsentrasi IPP 15 bb adalah pada suhu 168.8
o
C. Hasil analisa DSC ini relatif sama, atau dapat dikatakan bahwa tidak
terjadi perubahan titik leleh dengan penambahan pemlastis IPP. Hal ini berbeda dengan pernyataan Billmeyer 1994 yang menyatakan bahwa jika
suatu polimer semikristalin mendapat tambahan pemlastis maka akan terjadi penurunan suhu pelelehan T
m
dan derajat kristalinitas. Hasil analisa DSC PHA tanpa pemlastis Juari, 2006 dan bioplastik dengan
konsentrasi IPP 15 bb tidak dapat dibandingkan secara nyata karena terdapat beberapa perbedaan diantaranya kemurnian bahan baku PHA
yang digunakan dan keakuratan alat pengujian.
39
Gambar 16. Hasil analisa sifat termal bioplastik PHA tanpa pemlastis a, bioplastik PHA dengan konsentrasi 15 bb IPP
Menurut Jandali dan Widmann 1995, suhu transisi kaca T
g
dapat dianalisa dengan menggunakan DSC. Suhu transisi kaca terdeteksi oleh adanya peak yang berbentuk seperti anak tangga tanpa puncak yang
menunjukkan terjadinya peralihan bentuk dari kaca ke termoplastik atau karet. Pada hasil analisa sifat termal bioplastik Gambar 16 tidak
ditemukan peak yang menunjukkan adanya T
g
. Tidak terdeteksinya T
g
disebabkan keterbatasan alat untuk pengujian sifat termal, selang
b a
73.76 Jg
168.72
o
C
78.8 Jg
168.8
o
C
40 temperatur pengujian yang digunakan adalah antara 30
o
C sampai 200
o
C Lee 1996 dan Poirier et al. 1995, menyatakan bahwa PHB mempunyai
T
g
pada suhu sekitar 5
o
C.
d. Derajat Kristalinitas Hahn et al. 1994