Poli-β-Hidroksialkanoat PHA Pembuatan Bioplastik Poli-Β-Hidroksialkanoat (Pha) Yang Dihasilkan Oleh Rastonia Eutropha Pada Substrat Hidrolisat Pati Sagu Dengan Pemlastis Isopropil Palmitat

5 Gambar 1. Hasil scanning electron microscope granula PHA pada R. eutropha Sumber : http:che.kaist.ac.kr~biosystresearchphapha.html

B. Poli-β-Hidroksialkanoat PHA

Poli- β-hidroksialkanoat PHA merupakan poliester hidroksialkanoat yang disintesa oleh sejumlah bakteri sebagai komponen simpanan energi dan karbon intraseluler, diakumulasi sebagai granula dalam sitoplasma sel Lee, 1996. PHA disintesis jika salah satu elemen nutrisi seperti N, P, S, O atau Mg ada dalam jumlah terbatas namun sumber karbon ada dalam jumlah berlebih Lee dan Choi 2001. Poli- β-hidroksialkanoat PHA adalah poliester dari hidroksialkanoat dengan struktur umum seperti pada Gambar 2. Ojumu et al., 2003 O C H C H 2 n C R O 1 0 0 -3 0 0 0 0 n = 1 R = Hidrogen Poly -3-hidroksipropionat Metil Poly -3-hidroksibutirat Etil Poly -3-hidroksivalerat Propil Poly -3-hidroksiheksanoat Pentil Poly -3-hidroksioktanoat Nonil Poly -3-hidroksidodekanoat n = 2 R = Hidrogen Poly -4-hidroksibutirat n = 3 R = Hidrogen Poly -5-hidroksivalerat Gambar 2. Struktur Umum Poli- β-hidroksialkanoat PHA ada dalam bentuk homo dan heteropolimer. Homopolimer poli-3- hidroksibutiratPHB memiliki sifat termoplastik dengan sifat mekanis bagus, mirip dengan polipropilen dan merupakan jenis PHA yang pertama ditemukan dan paling banyak diteliti. Namun demikian, sebagai plastik, PHB bersifat sangat rapuh karena tingginya derajat kristalinitas, di samping itu suhu pelelehannya 6 180 o C mendekati suhu degradasi termalnya 200 o C. Kelemahan ini dapat diperbaiki dengan kopolimerisasi 3HB hidroksibutirat dan 3HV hidroksivalerat menjadi kopolimer poli-3HB-co-3HV yang lebih fleksibel dan rendah suhu prosesnya Kim dan Lenz dalam Scheper, 2001. Suatu galur mutan Ralstonia eutropha yang ditumbuhkan dengan glukosa dan asam propionat dapat menghasilkan kopolimer dari monomer 3HB dan 3HV. Kerapuhan kopolimer HB- HV lebih rendah daripada PHB, sifat termomekanisnya lebih bervariasi tergantung dari kadar unit 3-HV penyusunnya sehingga aplikasinya lebih luas Lefebvre et al. 1997, Klem dalam Robinson et al., 1999. Asam poli- β-hidroksibutirat poli-HB adalah polimer dengan sifat optik aktif asam D--3-hidroksibutirat 3-hidroksibutanoat dengan struktur molekul seperti pada Gambar 3. Jumlah unit berulang n dipengaruhi oleh beberapa faktor dan dapat mencapai nilai n = 35.000. Contoh poli-HB dengan bobot molekul mencapai 3,39 x 10 6 telah ditemukan pada bakteri Azotobacter vinelandii dengan menggunakan klorofom atau diklorometan pada proses ekstraksi dari massa sel Lafferty et al. dalam Rehm dan Reed, 1988. Gambar 3. Struktur molekul Poli- β-Hidroksibutirat Lafferty et al. dalam Rehm dan Reed, 1988 Menurut Poirer et al. 1995, PHB sering dibandingkan dengan polipropilen PP karena sifat fisiknya yang sama, namun PHB lebih rapuh dengan rasio elastisitas PHB hampir dua kali lebih rendah dibandingkan dengan PP. Meskipun PHB bersifat rapuh dan lebih sensitif terhadap pelarut dibandingkan poliester komersial, tetapi PHB memiliki daya tahan yang lebih besar terhadap radiasi sinar UV dan bersifat dapat didegradasi Crueger dan Crueger, 1984. Perbandingan karakteristik PHB dan PHBHV dengan plastik konvensional secara lengkap disajikan pada Tabel 1. 7 Tabel 1. Perbandingan Karakteristik PHB dan PHBHV dengan Plastik Konvensional Karakteristik Fisik Satuan PHB PHBHV 10 HV PHBHV 20 HV PP PET HDPE PS Melting point o C 177 150 135 170 262 135 110 Tensile strength MPa 40 25 20 34.5 56 29 50 Flexual modulus GPa 3.5 1.2 0.8 1.72 2.2 0.94 3.1 Extension to break 3.0 20 100 400 7300 - - Notched Izod Jm 35 100 300 45 3400 32 21 Keterangan : PP = polipropilen, PET = polietilenterephathalat, HDPE = high density polietilen, PS = polistiren. Sumber : Bryom, 1994 Menurut Atifah 2006, pengumpanan sumber karbon dilakukan pada saat bakteri memasuki fase pertumbuhan stasioner dari daur hidupnya. Bakteri Ralstonia eutropha mengalami fase pertumbuhan logaritmik hingga jam ke 36 dan memasuki fase pertumbuhan stasioner mulai jam ke 48. Pada fase stasioner konsentrasi residu gula mendekati titik nol 1 gL seiring dengan laju pertumbuhan spesifik μ yang menunjukkan angka nol. Pada saat laju pertumbuhan spesifik mendekati nol, bakteri sebagian besar tidak lagi memperbanyak diri, sehingga sumber karbon pada media digunakan untuk pembentukan PHA di dalam sitoplasmanya. Aplikasi PHA difokuskan pada 3 hal yaitu kesehatan dan farmasi, pertanian, dan kemasan produk Lafferty et al. di dalam Rehm dan Reid, 1988; Lee, 1996. Meskipun bidang aplikasinya luas, namun pemanfaatan PHA masih terbatas karena harganya mahal. Berbagai penelitian akhir-akhir ini diarahkan untuk menurunkan biaya produksi, meliputi penelitian tentang 1 galur bakteri baru yang dapat mensintesis PHA, 2 substrat yang murah, 3 strategi kultivasi yang baru, 4 penggunaan mikroba rekombinan, 5 pengembangan tanaman transgenik yang dapat mensintesis PHA dan 6 penggunaan kultur sel serangga insekta untuk memproduksi PHB Lefebvre et al. 1997. Beberapa aplikasi poli- β-hidroksialkanoat disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Aplikasi poli- β-hidroksialkanoat Medis dan farmasi 1 Keperluan operasi bedah: benang jahit, pin, penyeka 2 Pembalut luka 3 Pemasangan pembuluh darah dan jaringan tubuh karena kemampuan depolimerisasi PHB menjadi monomer asam D--3-hidroksibutirat 4 Pemasangan tulang dan lempeng tulang 5 Stimulasi pertumbuhan tulang karena PHA mempunyai sifat piezoelektrik 6 Pembawa biodegradable carrier bahan aktif pada obat-obatan 8 Pertanian 1 Pembawa biodegradable carrier bahan aktif pada herbisida, fungisida, insektisida atau pupuk karena kemampuan degradasi di dalam tanah 2 Kontainer semaian bibit 3 Matrik biodegradable matrix untuk obat pada bidang veteriner Kemasan dan komoditas lain 1 Kemasan kontainer, botol, pembungkus, kantong, dan film 2 Bahan-bahan sekali pakai seperti popok bayi dan pembalut wanita Sumber : Brandl et al. dalam Babel dan Steinbuchel, 2001; Punrattanasin, 2001

C. Isopropil Palmitat

Dokumen yang terkait

Pengaruh Konsentrasi Tributil Fosfat terhadap Karakteristik Bioplastik dari Poli-B-Hidroksialkanoat (PHA) yang dihasilkan oleh Ralstonia eutropha dengan Substrat Hidrolisat Minyak Sawit

0 5 97

Pembuatan dan Karakterisasi Bioplastik dari Poly-3-Hidroksialkanoat (PHA) yang Dihasilkan Ralstonia Eutropha pada Hidrolisat Pati Sagu dengan Penambahan Dimetil Ftlat (DMF)

0 19 102

Produksi bioplastik poli-3-hidroksialkanoat (pha) oleh ralstonia eutropha menggunakan substrat hidrolisat pati sagu (metroxylon.sp) sebagai sumber karbon

0 34 2

Kajian Pengaruh Penambahan Dietilen Glikol sebagai Pemlastis pada Karakteristik Bioplastik dari Poli-Beta-Hidroksialkanoat (PHA) yang Dihasilkan Ralstronia eutropha pada Substrat Hidrolisat Pati Sagu

0 13 96

Peran PEG 400 dalam Pembuatan Lembaran Bioplastik Polihidroksialkanoat yang Dihasilkan Oleh Ralstonia eutropha dari Substrat Hidrolisat Pati Sagu

0 7 7

Pengaruh Suhu, Jenis dan Perbandingan Pelarut Terhadap Kelarutan Bioplastik Dari Pha (Poly-Β-Hydroxyalkanoates) yang Dihasilkan Ralstonia Eutropha Pada Substrat Hidrolisat Pati Sagu

1 14 132

Produksi Bioplastik Poli-3-Hidroksialkanoat (PHA) oleh Ralstonia Eutropha Menggunakan Substrat Hidrosilat Pati Sagu (Metroxylon sp.) sebagai Sumber Karbon

0 9 1

Pengaruh penambahan polioksietilen-(20)-sorbitan monolaurat pada karakteristik bioplastik poli-hidroksialkanoat (pha) yang dihasilkan Ralstonia eutropha pada substrat hidrollsat pati sagu

0 4 6

Pengaruh Konsentrasi Peg 400 terhadap Karakteristik Bioplastik Polihidroksialkanoat (Pha) yang Dihasilkan Oleh Ralstonia Eutropha Menggunakan Substrat Hidrolisat Pati Sagu

1 28 96

Pengaruh Konsentrasi Tributil Fosfat teihadap Karakteristik Bioplastik dari Poli-b-HidroksiatKanoat (PHA) yang Dihasilkan oleh Ralstonia eutropha dengan Substrat Hidrolisat Minyak Sawit

0 3 2