40 temperatur pengujian yang digunakan adalah antara 30
o
C sampai 200
o
C Lee 1996 dan Poirier et al. 1995, menyatakan bahwa PHB mempunyai
T
g
pada suhu sekitar 5
o
C.
d. Derajat Kristalinitas Hahn et al. 1994
Pengukuran derajat kristalinitas dilakukan dengan metode pendekatan. Metode ini didasarkan pada perubahan entalpi yang terjadi
pada saat tercapainya suhu pelelehan yang terukur pada saat pengukuran suhu pelelahan dengan DSC. PHA dengan derajat kristalinitas 100 akan
mempunyai perubahan entalpi sebesar 146 Jg. Hahn et al.,1995 Pada hasil analisa DSC Gambar 16 diketahui bahwa perubahan
entalpi bioplastik PHA tanpa pemlastis pada saat tercapai suhu pelelehan adalah sebesar 73,76 Jg. Perubahan entalpi bioplastik dengan konsentrasi
IPP 15 bb adalah sebesar 78.8 Jg pada saat pelelehan. Dengan metode perbandingan langsung antara perubahan entalpi bioplastik sampel dan
PHA 100 kristalin, maka dapat diketahui nilai derajat kristalinitas bioplastik PHA tanpa pemlastis sebesar 50,52 dan bioplastik dengan
konsentrasi IPP 15 bb sebesar 53.97. Dari perhitungan derajat kristalinitas diperoleh data bahwa
bioplastik dengan konsentrasi IPP 15 bb memiliki derajat kristalinitas lebih besar dibandingkan dengan bioplastik 0 IPP. Hal ini sangat
bertentangan dengan pernyataan Billmeyer 1994 yang menyatakan bahwa keberadaan pemlastis akan menyebabkan peningkatan jumlah fraksi
amorf sehingga menurunkan suhu pelelehan dan derajat kristalinitas polimer tersebut. Perbedaan ini diperkirakan terjadi karena terdapat
perbedaan dalam kemurnian bahan baku PHA yang digunakan dan keakuratan alat pengujian analisa DSC. Untuk itu diperlukan metoda lain
yang lebih tepat untuk mengukur derajat kristalinitas sampel bioplastik. Knapczyk dan Simon 1992 menyatakan bahwa polimer
termoplastik yang derajat kristalinitasnya tinggi meleleh lebih tajam pada suhu tinggi dari pada polimer amorf. Berdasarkan hal tersebut maka
41 analisa derajat kristalinitas lebih didasarkan pada ketajaman peak yang
terbentuk pada saat suhu pelelehan. Dari hasil analisa DSC Gambar 16 terlihat bahwa peak suhu
pelelehan bioplastik tanpa pemlastis lebih tajam dari pada bioplastik dengan konsentrasi IPP 15 bb. Peak yang lebih tajam menunjukkan
bahwa polimer mempunyai derajat kristalinitas tinggi, maka bioplastik tanpa pemlastis mempunyai derajat kristalinitas yang lebih besar dari pada
bioplastik IPP 15 bb. Motede penentuan derajat kristalinitas yang digunakan ini juga
berdasarkan pada pernyataan Allcock dan Lampe 1981 yang menyatakan bahwa pada suhu pelelehan, polimer kristalin meleleh menjadi cairan
viskous secara lebih tajam dari pada polimer amorf. Billmeyer 1994 menambahkan bahwa penambahan pemlastis menyebabkan peningkatan
jumlah fraksi amorf sehingga menurunkan suhu pelelehan T
m
dan derajat kristalinitas. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penambahan
pemlastis IPP menyebabkan derajat kristalinitas bioplastik menjadi turun.
e. Densitas