IV. METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Wilayah Penelitian
Penelitian ini bersifat studi kasus di wilayah Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat. Penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai Juli 2007. Pemilihan lokasi
Kota Bogor dilakukan secara sengaja untuk melihat keterkaitan pembangunan pusat perbelanjaan modern terhadap penyerapan dan pengurangan kesempatan
kerja dengan pertimbangan: a. Sektor perdagangan merupakan penyumbang pertama terbesar terhadap PDRB
Kota Bogor. b. Pembangunan pusat perbelanjaan di Kota Bogor mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun sehingga diperlukan penelitian untuk melihat dampaknya terhadap penyerapan dan pengurangan tenaga kerja pada sektor perdagangan
eceran, tata kota dan pasar tradisional. c. Aspek finansial berupa biaya untuk pencarian data dan pengolahannya yang
relatif tidak mahal.
4.2. Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui metode wawancara dengan pengelola dan
pemilik kios pusat perbelanjaan modern. Pusat perbelanjaan modern yang dianalisis adalah pusat perbelanjaan modern, yakni setiap barang yang
diperjualbelikan dilengkapi label harga yang pasti, menggabungkan unsur
rekreasi, mengutamakan pelayanan kenyamanan dalam berbelanja, dan berada pada satu manajemen, serta merupakan pusat perbelanjaan yang termasuk ke
dalam klasifikasi Power Center, yakni terdiri dari komposisi beberapa penyewa Mix Tenant dan dominasi perusahaan jangkar Anchor Tenant.
Berdasarkan data Dinas Perdagangan dan Koperasi Disperindagkop Kota Bogor jumlah pasar modern di Kota bogor terdapat 12 unit. Dari 12 unit pasar
modern berdasarkan definisi pusat perbelanjaan modern dan power center hanya empat unit yang termasuk ke dalam penelitian ini, yakni Ekalokasari Plaza,
Pangrango Plaza, Bogor Trade Mall BTM, dan Botani Square seperti yang tersaji pada Tabel 4.1. Metode wawancara terstruktur dilakukan pada setiap kios
yang beroperasi di pusat perbelanjaan tersebut. Tabel 4.1. Pasar Modern di Kota Bogor
Pusat Perbelanjaan Modern Power Center
No. Pasar Modern
Label Harga Pasti
Rekreasi Satu
manajemen Mix
Tenant Anchor
Tenant 1 Pangrango
Plaza V
V V
V V
2 Ekalokasari Plaza
V V
V V
V 3 Bogor
Trade Mall
V V
V V
V 4 Botani
Square V
V V
V V
5 Pusat Grosir
Bogor X
V X
V X
6 ADA Swalayan
V V
V X
X 7 Plaza
Jambu 2
V V
X V
V 8 Plaza
Jembatan Merah
V V X V
V 9 Shangrilla
Plaza X
X X
V X
10 Dewi Sartika
X X
X V
X 11 Plaza
Bogor X
V X
V V
12 Plaza Bogor Indah
V V
X V
V
Sumber : Disperindagkop, 2007Hasil Olahan Keterangan : V = Ada
X = Tidak ada
Metode wawancara juga dilakukan untuk memperoleh data primer dari pedagang di pasar tradisional. Pedagang yang menjadi responden adalah pedagang
yang beroperasi di Pasar Bogor dan Pasar Kebon Kembang. Data sekunder yang digunakan diperoleh dari BPS, BAPEDA,
Disperindagkop, Dinas Tenaga Kerja dan Sosial, Dinas Tata Ruang Kota Bogor, Pengelola Pusat Perbelanjaan di Kota Bogor. Data yang dianalisis dalam
penelitian ini yaitu data jumlah orang yang bekerja di pusat perbelanjaan, data jumlah pusat perbelanjaan, data jumlah pasar tradisional, dan data PDRB Kota
Bogor atas dasar harga konstan 2000.
4.3. Metode Analisis