Pergeseran Pasar Tradisional ke Pusat Perbelanjaan Modern Pengaruh Pembangunan Pusat Perbelanjaan Modern terhadap Tata Dampak Pembangunan Pusat Perbelanjaan Modern terhadap

4.3.1. Pergeseran Pasar Tradisional ke Pusat Perbelanjaan Modern

Pembangunan pusat perbelanjaan modern memungkinkan terjadinya pergeseran dari pasar tradisional ke pusat perbelanjaan modern. Untuk itu, dilakukan penyajian data-data yang berkaitan dengan sektor perdagangan khususnya perdagangan eceran baik tradisional maupun modern yang mampu menunjukkan kecenderungan pergeseran tersebut. Salah satunya melalui perhitungan metode laju pertumbuhan sebagai berikut : Laju pertumbuhan = Y Y - Y X 100 1.1 Dengan ; Y’= Jumlah Pusat Perbelanjaan ModernPasar Tradisional Tahun 2007 Y = Jumlah Pusat Perbelanjaan ModernPasar Tradisional Tahun 2003

4.3.2. Pengaruh Pembangunan Pusat Perbelanjaan Modern terhadap Tata

Ruang Kota Pembangunan pusat perbelanjaan modern juga memiliki pengaruh terhadap tata ruang kota. Pembangunan pusat perbelanjaan modern menyebabkan terjadinya peralihan fungsi penggunaan lahan sehingga perlu dianalisis dampaknya. Untuk itu, dilakukan analisis dengan melihat kesesuaian lokasi pembangunan pusat perbelanjaan modern dengan RTRW Kota Bogor.

4.3.3. Dampak Pembangunan Pusat Perbelanjaan Modern terhadap

Penyerapan dan Pengurangan Tenaga Kerja Pembangunan pusat perbelanjaan seharusnya mampu menyerap tenaga kerja di Kota Bogor. Namun pembangunan pusat perbelanjaan juga dapat Kerja Tenaga Perubahan Persentase an Perbelanja Pusat Perubahan Persentase menimbulkan pengurangan tenaga kerja pada usaha perdagangan eceran disekitar pusat perbelanjaan tersebut. 4.3.3.1.Penyerapan Tenaga Kerja Pengukuran besarnya tingkat penyerapan tenaga kerja sebagai akibat adanya pembangunan pusat perbelanjaan dilakukan dengan menghitung elastisitas tenaga kerja. Adapun pengukuran elastisitas tenaga kerja yang digunakan sebagai berikut: Elastisitas = 1.2 Nilai elastisitas yang diperoleh menunjukkan hubungan antara pembangunan pusat perbelanjaan dan penyerapan tenaga kerja. Apabila nilai elastisitas lebih besar dari satu, berarti laju penyerapan tenaga kerja lebih besar dari laju pertumbuhan pembangunan pusat perbelanjaan. Untuk memperkuat analisis hubungan antara pembangunan pusat perbelanjaan dan penyerapan tenaga kerja, dilakukan perhitungan Rank Spearman. Perhitungan Rank Spearman dilakukan untuk melihat kuat tidaknya hubungan antara pembangunan pusat perbelanjaan dan penyerapan tenaga kerja. Adapun perhitungan korelasi Rank Spearman sebagai berikut : r s = 1 - 1 6 2 1 2 − ∑ = n n d n i i 1.3 dengan : d i = selisih antara peringkat pertumbuhan pusat perbelanjaan x i dan pertumbuhan tenaga kerja di pusat perbelanjaan y i n = banyaknya pasangan data Nilai r s antara -1 sampai +1, nilai 1 berarti terjadi korelasi sempurna antara pembangunan pusat perbelanjaan modern dengan penyerapan tenaga kerja. Tanda positif menunjukkan bahwa pertumbuhan pusat perbelanjaan modern juga meningkatkan penyerapan tenaga kerja di Kota Bogor. Sedangkan tanda negatif menunjukkan bahwa pertumbuhan pusat perbelanjaan modern tidak diikuti dengan peningkatkan penyerapan tenaga kerja di Kota Bogor. 4.3.3.2.Pengurangan Tenaga Kerja Analisis pengurangan tenaga kerja dilakukan untuk melihat apakah dengan pembangunan pusat perbelanjaan yang semakin banyak telah menyebabkan terjadinya pengurangan tenaga kerja pada pedagang eceran di sekitar pusat perbelanjaan tersebut. Untuk mengetahui terjadi tidaknya pengurangan tenaga kerja ini dilakukan pengamatan langsung di lapangan dan wawancara kepada pedagang. Pengambilan sampel pedagang dilakukan dengan teknik pengambilan sample non-probabilitas, setiap pedagang tidak memiliki peluang yang sama untuk terpilih. Jumlah pedagang yang diamati sesuai dengan asumsi kenormalan lebih dari sama dengan 30 pedagang, yakni sebanyak 32 pedagang. Pedagang yang menjadi sample adalah pedagang yang beroperasi di Pasar Bogor dan Pasar Kebon Kembang.

III. KERANGKA PEMIKIRAN