2.1.4. Teori Tenaga Kerja
Angkatan kerja labour force menurut Rusli : Angkatan kerja merupakan konsep yang memperlihatkan economically
active population, sedangkan bukan angkatan kerja adalah mereka yang tergolong non-economically active population. Konsep man power juga
menunjuk pada labour force.
14
Angkatan kerja ini berbeda dengan penduduk usia kerja, karena tidak semua penduduk usia kerja tergolong dalam angkatan kerja.
Konsep dan definisi ketenagakerjaan menurut Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kota Bogor adalah sebagai berikut:
15
a. Penduduk Usia Kerja Penduduk usia kerja adalah penduduk berumur 15 tahun ke atas.
b. Angkatan Kerja Angkatan kerja mencakup penduduk usia kerja yang kegiatan utamanya
bekerja atau mencari pekerjaan. Sedangkan bukan angkatan kerja mencakup penduduk usia kerja yang kegiatan utamanya bersekolah, mengurus rumah tangga
dan melakukan kegiatan lainnya. c. Angkatan Kerja yang Bekerja
Angkatan kerja yang bekerja adalah angkatan kerja yang melakukan kegiatan ekonomi dengan maksud untuk memperoleh uang atau pendapatan atau
membantu melakukan kegiatan ekonomi paling sedikit satu jam tidak terputus selama seminggu sebelum pencacahan pengumpulan data.
14
Said Rusli. 1995. Pengantar Ilmu Kependudukan. Jakarta : LP3ES. Bab 9 Angkatan Kerja, Partisipasi Angkatan Kerja, Pengangguran dan Kesempatan Kerja hal 101.
15
Kantor Tenaga Kerja dan Sosial. 2003. Perencanaan Tenaga Kerja Daerah PTKD Kota Bogor. Bogor : Kantor Tenaga Kerja dan Sosial Kota Bogor. hal 7.
d. Pengangguran Terbuka Penganggur terbuka adalah angkatan kerja yang tidak bekerja yang secara
aktif sedang mencari pekerjaan. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi menyatakan bahwa ”Tenaga
kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun orang
lain.”
16
Pekerja atau buruh adalah ”setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.”
17
2.1.5. Konsep Kesempatan Kerja
Rusli dengan menggunakan data sensus penduduk, menyatakan bahwa : Jumlah penduduk yang bekerja biasanya dipandang mencerminkan
jumlah kesempatan kerja yang ada. Dalam pengertian ini, ”kesempatan kerja” bukanlah ” lapangan pekerjaan yang masih terbuka,” walaupun
komponen yang terakhir ini akan menambah kesempatan kerja yang ada diwaktu yang akan datang.
18
BPS mengklasifikasikan lapangan pekerjaan Industry ke dalam beberapa sektor, yaitu :
1. Pertanian, Perburuan, Kehutanan dan Perikanan Agriculture, Hunting, and Fishing
2. Pertambangan dan Penggalian Mining and Quarriying 3. Industri Pengolahan Manufacturing
16
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi. 2003. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Jakarta : Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Pasal 1 ayat 2.
17
Ibid. Pasal 1 ayat 3.
18
Said Rusli, Op. Cit. hal 109.
4. Listrik, Gas, dan Air Bersih Electricity 5. Bangunan Construction
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran Wholesale and Retail Trade, Restaurants and Hotels
7. Pengangkutan dan Transportasi Transport and Communication 8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Financing, Insurance, Real
Estate and Business Services 9. Jasa-jasa Community, Social and Personal ServicesPublic Service.
2.1.6. Elastisitas Tenaga Kerja