Tata Ruang Wilayah Kota

2.1.8. Tata Ruang Wilayah Kota

Tata ruang wilayah kota mencerminkan pengembangan sektoral dan pemanfaatan tata kota yang optimal dan diimplementasikan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Kota. RTRW Kota berisi : 21 a. Pengelolaan kawasan lindung dan kawasan budidaya b. Pengelolaan kawasan pedesaan, perkotaan, dan kawasan tertentu c. Sistem kegiatan pembangunan, dan sistem pemukiman pedesaan dan perkotaan d. Sistem prasarana transportasi, telekomunikasi, energi, pengairan, dan prasarana pengelolaan lingkungan e. Penatagunaan sumber daya manusia dan sumber daya buatan. RTRW Kota menjadi pedoman untuk : 22 a. Perumusan kebijakan pokok pemanfaatan ruang di wilayah kota b. Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan,dan keseimbangan perkembangan antar wilayah kota serta keserasian antar sektor c. Penetapan lokasi investasi, yang dilaksanakan Pemerintah dan atau masyarakat di kota d. Penyusunan rencana rinci tata ruang di kota e. Pelaksanaan pembangunan dalam memanfaatkan ruang bagi kegiatan pembangunan. 21 RTRW Kota Bogor dalam Marisan. 2006. Analisis Inkonsistensi Tata Ruang Dilihat Dari Aspek Fisik Wilayah: Kasus kabupaten dan Kota Bogor. Tesis Program Pascasarjana. Bogor : IPB. hal 10 22 ibid Pengembangan ruang suatu kota dipengaruhi oleh RTRW regional, yaitu RTRW Propinsi Jawa Barat. Pada RTRW Propinsi Jawa Barat terdapat kebijakan yang terkait dengan Kota Bogor, yaitu 23 : 1. Kota Bogor diarahkan sebagai Kota Hierarki II A dengan kegiatan utamanya adalah pemukiman dan perdagangan regional yang merupakan pusat pelayanan bagi wilayah sekitarnya 2. Kota Bogor termasuk kota yang dilalui oleh pengembangan tol Bogor- Sukabumi-Padalarang 3. Pengaktifan kembali jalur kereta api Bandung-Sukabumi-Bogor-Jakarta. Kondisi lingkungan kawasan Propinsi Jawa Barat dan DKI Jakarta dipengaruhi oleh kawasan yang berada diatasnya, yakni Kota Bogor itu sendiri, Puncak, dan Cianjur. Adanya keterkaitan antar wilayah menjadikan Pemerintah menyusun suatu peraturan mengenai pengembangan wilayah Kota Bogor, Puncak, dan Cianjur secara khusus, yakni Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 menyatakan bahwa Kota Bogor Merupakan salah satu kota yang termasuk dalam Kawasan Bopuncur, dengan pemanfaatan ruang terbatas, sesuai fungsinya yaitu sebagai kawasan konservasi air dan tanah serta memiliki nilai strategis sebagai kawasan yang dapat memberikan perlindungan terhadap kawasan Propinsi Jawa Barat dan DKI Jakarta. 24 23 Chaerawati. 2004. Analisis Permintaan Angkutan Umum Di Kota Bogor dan Pengaruhnya Terhadap Tata Ruang. Skripsi Fakultas Ekonomi Dan Manajemen. Bogor : IPB. hal 15 24 Radnawati. 2005. Evaluasi Ruang Terbuka Hijau Kota Depok Sebagai Kawasan Konservasi Air Menggunakan Data Satelit Multi Temporal. Tesis Program Pascasarjana. Bogor : IPB. hal 3

2.2. Hasil Penelitian Terdahulu