PENDAHULUAN A. Aplikasi Ekstrak Lengkuas (Alpinia Galanga L. Swartz) Dalam Sabun Transparan Anti Jamur

I. PENDAHULUAN A.

LATAR BELAKANG Pemanfaatan tumbuh-tumbuhan sebagai bahan alternatif bagi pengobatan cenderung meningkat seiring dengan mahalnya beberapa jenis obat-obatan yang terbuat dari bahan kimia atau sintetis. Hal ini dipicu dengan semakin berkembangnya kesadaran masyarakat untuk “kembali ke alam” back to nature atau “gelombang hijau” green wave. Pemanfaatan obat alami juga dilatarbelakangi oleh tingginya nilai manfaat dengan efek samping yang relatif kecil bila dibandingkan dengan obat-obatan kimia. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil komoditas tanaman obat dan prospek pengembangannya cukup cerah mengingat potensi flora, tanah dan iklim yang sesuai untuk tanaman obat. Peluang peningkatan ekspor untuk tanaman obat masih terus terbuka, karena berdasarkan data WHO permintaan produk herbal secara keseluruhan di negara Eropa dalam kurun waktu 1999-2004 diperkirakan mencapai 66 dari permintaan dunia Wardana et al., 2002. Salah satu contoh dari tanaman obat yang khasiatnya telah diketahui dan digunakan secara turun-temurun yaitu tanaman rempah. Salah satu jenis rempah-rempah yang terdapat di Indonesia yang dapat digunakan sebagai obat adalah dari famili Zingiberaceae. Tanaman dari famili ini bisa berupa tanaman rempah yang berbentuk rimpang. Lengkuas Alpinia galanga L. Swartz merupakan salah satu tanaman dari famili Zingiberaceae yang rimpangnya dapat dimanfaatkan sebagai obat. Tumbuhan lengkuas sering digunakan sebagai obat penyakit perut, kudis, panu dan menghilangkan bau mulut Yuharmen et al., 2002. Berdasarkan data statistik Departemen Pertanian 2004 disebutkan bahwa produksi lengkuas pada tahun 2001, 2002 dan 2003 secara berurutan adalah sekitar 26.000.000 kg, 28.000.000 kg dan 25.000.000 kg. Pada selang waktu 2001-2003 menurut data statistik Departemen Pertanian, luas lahan panen lengkuas adalah sekitar 16.000.000 m 2 dan menurun pada tahun 2003 menjadi sekitar 12.000.000 m 2 . 2 Berdasarkan hasil penelitian yang pernah dilakukan, diketahui bahwa tumbuhan lengkuas mengandung golongan senyawa flavonoid, fenol dan terpenoid. Golongan senyawa-senyawa ini sering digunakan sebagai bahan dasar obat-obatan modern. Sebagai contoh, senyawa terpenoid asetoksikhavikol asetat, merupakan senyawa yang bersifat antitumor dari tumbuhan lengkuas Itokawa dan Takeya, 1993. Selain itu, juga dilakukan kajian mengenai aktivitas antimikroba dari lengkuas terhadap mikroba patogen dan perusak pangan Rahayu, 1999 dan ditemukan lengkuas berfungsi sebagai obat anti jamur oleh Sundari dan Winarno 2001. Penggunaan obat jamur untuk mikosis sistemik seperti Amfoterisin B mempunyai efek samping kerusakan ginjal. Nistatin yang merupakan obat mikosis superfisial dengan penggunaan topikal dapat menyebabkan iritasi kulit. Demikian juga penggunaan obat jamur yang lain terutama mikosis sistemik mempunyai efek samping mulai dari mual, muntah, sakit kepala sampai hipertensi, trombositopenia dan leukopenia Sundari dan Winarno, 2001. Penggunaan ekstrak lengkuas sebagai bahan alami diharapkan dapat menjadi alternatif sehingga dapat mengurangi efek samping yang diakibatkan oleh penggunaan obat sintetik. Sabun transparan merupakan salah satu sediaan emulsi yang difungsikan sebagai penghantar obat pada bagian yang terkena penyakit. Pengaplikasian ekstrak lengkuas dalam sabun transparan ini diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah dari lengkuas. Bahan aktif yang terkandung didalamnya diperkirakan mampu menghambat jamur penyakit kulit, terutama yang bersifat lokal. Selain itu, sabun transparan bisa menjadi alternatif sediaan obat dengan penampakan yang lebih menarik.

B. TUJUAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas daya anti jamur lengkuas setelah diformulasikan dalam sabun transparan, mengetahui karakteristik sabun transparan setelah penambahan ekstrak lengkuas dan mengetahui penerimaan konsumen terhadap sabun transparan yang dihasilkan.

II. TINJAUAN PUSTAKA A.