9 pengaruh terhadap dinding sel, 2 pengaruh terhadap membran sel dan
mekanisme transpor nutrien, 3, pengaruh terhadap enzim dan 4 pengaruh terhadap sintesis protein dan asam nukleat.
Mekanisme kerja dari senyawa antimikroorganisme ada yang memiliki spektrum luas dan ada pula yang memiliki spektrum sempit dan hanya efektif
untuk mikroorganisme tertentu. Mekanisme yang dimaksud adalah mekanisme penghambatan yang berhubungan dengan kemampuan suatu senyawa
antimikroorganisme dalam mempengaruhi dinding sel Ultee et al., 1998. Pengaruh terhadap dinding sel dapat terjadi akibat akumulasi komponen
lokofilat yang terdapat pada dinding sel. Terjadinya akumulasi senyawa antimikroorganisme dipengaruhi oleh bentuk terdisosiasi. Semakin banyak
bentuk yang tidak terdisosiasi, maka bioaktifitas senyawa antimikroorganisme tersebut semakin baik Heryani, 2002. Senyawa bioaktif juga bereaksi dengan
membran sel. Mekanisme yang terjadi adalah menyerang membran sitoplasma dan mempengaruhi integritas membran sitoplasma sehingga mengakibatkan
kebocoran materi intraseluler.
D. EKSTRAKSI KOMPONEN BIOAKTIF
Pada umumnya komponen bioaktif rempah-rempah terdapat pada minyak atsiri dan oleoresinnya. Minyak atsiri mengandung komponen aroma
rempah dan bersifat mudah menguap. Oleh karena itu minyak atsiri atau minyak essensial sering dinamakan minyak terbang. Komposisi minyak atsiri
antara lain adalah alkohol, aldehid, ester, keton, dan terpen. Komposisi minyak atsiri sangat dipengaruhi oleh iklim, keadaan tanah, sinar matahari dan
cara pengolahan, bila berasal dari jenis rempah yang sama Hariss,1990 Salah satu cara untuk memperoleh ekstrak suatu rempah-rempah adalah
dengan dengan cara ekstraksi rempah-rempah menggunakan pelarut organik. Dalam proses ekstraksi rempah-rempah, komposisi, warna, aroma dan
rendemen yang dihasilkan akan dipengaruhi oleh jenis, ukuran dan tingkat kematangan bahan baku, jenis pelarut, suhu dan waktu ekstraksi serta metode
ekstraksi Farrell, 1990.
10 Persyaratan yang harus dipenuhi oleh pelarut untuk mengekstrak
rempah-rempah antara lain adalah tidak berbau dan tidak berasa, sehingga tidak mempengaruhi produk akhir. Mudah berpenetrasi karena viskositasnya
rendah, sehingga efisiensi ekstraksi tinggi. Mudah dipisahkan tanpa meninggalkan residu sehingga produk dapat bebas dari pelarut. Selain itu,
dapat digunakan secara selektif dengan berbagai kondisi suhu dan tekanan ekstraksi untuk mendapatkan ekstrak dengan mutu terbaik Moyler, 1994.
Pemilihan pelarut untuk proses ekstraksi tergantung dari komponen yang akan diisolasi. Salah satu sifat yang penting adalah polaritas suatu senyawa.
Suatu senyawa polar diekstraksi dengan menggunakan pelarut polar, demikian pula untuk senyawa semi polar dan non polar. Derajat polaritas tergantung
pada besarnya tetapan dielektrik, makin besar tetapan dielektrik makin polar pelarut tersebut Houghton dan Raman, 1998. Rangkaian proses ekstraksi
meliputi persiapan bahan yang akan diekstrak, kontak bahan dengan pelarut, pemisahan residu dengan filtrat dan proses penghilangan pelarut dari ekstrak.
Pemilihan proses ekstraksi juga mempertimbangkan titik didih dari pelarut yang digunakan.
Jokopriyambodo et al. 1999 menyatakan bahwa hasil ekstraksi khususnya dari rimpang lengkuas dipengaruhi oleh jenis dan rasio pelarut,
derajat kehalusan simplisia serta teknik dan waktu ekstraksi. Ekstraksi dengan cara perkolasi dan maserasi tidak menunjukkan perbedaan terhadap kadar
ekstrak total lengkuas sedangkan pelarut yang paling banyak menghasilkan ekstrak total adalah pelarut etanol : air 7 : 3, vv. Metode ekstraksi yang juga
pernah diaplikasikan untuk lengkuas adalah menggunakan pelarut etanol dan campuran pentana dan dietil eter 1 : 1, vv, namun ekstrak etanol tidak
memberikan aktivitas antimikroba terhadap Candida albicans Janssen dan Scheffer, 1985.
E. SABUN TRANSPARAN