Karakteristik Sabun Transparan PENELITIAN UTAMA

32 Gambar 6. Sabun transparan anti jamur dengan berbagai konsentrasi ekstrak lengkuas Beberapa hal yang harus diperhatikan dan menentukan keberhasilan dalam pembuatan sabun transparan yaitu pengadukan dan suhu. Pengadukan sedapat mungkin dilakukan dengan kecepatan konstan dan suhu harus selalu dijaga maksimal 80 o C. Pengadukan yang terlalu lambat dan suhu yang terlalu rendah akan mengakibatkan penggumpalan. Sedangkan pengadukan yang terlalu cepat dan suhu yang terlalu tinggi akan mengakibatkan terjadinya pembentukan busa yang berlebihan.

2. Karakteristik Sabun Transparan

Pengujian karakteristik sabun transparan dilakukan untuk mengetahui mutu sabun yang dihasilkan. Pengujian yang dilakukan merupakan sifat kimia dan fisik antara lain kadar air dan zat menguap, jumlah asam lemak, kadar fraksi tak tersabunkan, bahan tak larut dalam alkohol, bahan tidak larut dalam alkohol, kadar alkali bebas yang dihitung sebagai kadar NaOH, minyak mineral ditambah dengan pengukuran nilai pH, kestabilan busa, dan kestabilan emulsi serta kekerasan produk. a. Kadar Air Pengukuran kadar air pada sabun transparan menghasilkan kisaran nilai 17.44-17.46. Nilai kadar air sabun transparan dengan konsentrasi ekstrak lengkuas 1, 2 dan 3 secara berurutan adalah 17.44, 17.46 dan 17.46. Sedangkan kadar air pada sabun pembanding Deo Transparan adalah sebesar 24.18. Rekapitulasi data hasil analisis kadar air disajikan pada Lampiran 13a. 33 Berdasarkan analisis keragaman Lampiran 10b diketahui bahwa kadar air tidak berbeda nyata terhadap perubahan konsentrasi ekstrak lengkuas pada tingkat kepercayaan 95 α=0.05. Hal ini menunjukkan bahwa faktor konsentrasi ekstrak lengkuas tidak mempengaruhi kadar air sabun transparan yang dihasilkan. Kadar air ini tidak dipengaruhi oleh ekstrak lengkuas karena konsentrasi ekstrak yang ditambahkan relatif rendah dan tidak terlalu berbeda antara satu dengan yang lainnya. Pengukuran kadar air pada sabun dilakukan untuk mengetahui jumlah air dalam sabun berkaitan dengan efisiensi pada saat pemakaian. Berdasarkan syarat mutu SNI 1994 ditetapkan bahwa kadar air sabun batangan memiliki batas yaitu maksimal 15. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa kadar sabun transparan yang dihasilkan lebih tinggi dari standar mutu yang ditetapkan. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan air dalam sabun masih cukup tinggi. Spitz 1996, menyebutkan bahwa banyaknya air yang ditambahkan pada sabun akan berpengaruh terhadap kelarutan sabun dalam air pada saat digunakan. Semakin banyak air yang terkandung dalam sabun maka sabun akan semakin mudah menyusut pada saat digunakan. b. Jumlah Asam Lemak Berdasarkan hasil analisis Lampiran 11a diketahui bahwa jumlah asam lemak yang terkandung dalam sabun transparan dengan konsentrasi ekstrak lengkuas 1, 2 dan 3 berturut-turut adalah 41.89, 36.64, dan 35.72. Analisis jumlah asam lemak juga dilakukan terhadap sabun pembanding Deo Transparan sebesar 49.11. Gambar 7 menunjukkan hubungan antara konsentrasi ekstrak lengkuas terhadap jumlah asam lemak pada sabun transparan. 34 Gambar 7. Hubungan antara konsentrasi ekstrak lengkuas dengan jumlah asam lemak Jumlah asam lemak dalam sabun ditentukan dalam SNI 1994 minimal sebesar 70. Artinya bahan-bahan yang ditambahkan sebagai bahan pengisi dalam sabun sebaiknya kurang dari 30. Hal ini dimaksudkan untuk mengefisienkan proses pembersihan kotoran berupa minyak atau lemak pada saat sabun digunakan. Bahan pengisi biasanya ditambahkan untuk memberi bentuk yang kompak dan padat, melembabkan, menambah zat gizi dan lain-lain. Pada pembuatan sabun transparan ini digunakan beberapa asam lemak antara lain asam stearat, asam laurat yang merupakan asam lemak dominan pada minyak kelapa serta asam lemak yang dominan pada minyak jarak. Hasil analisis keragaman Lampiran 11b menunjukkan bahwa faktor konsentrasi ekstrak lengkuas berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 95 α = 0.05 terhadap sabun yang dihasilkan dengan kecenderungan asam lemak menurun seiring dengan penambahan ekstrak lengkuas. Berdasarkan hasil uji lanjut Duncan Lampiran 11c diperoleh bahwa jumlah asam lemak antar konsentrasi ekstrak lengkuas saling berbeda nyata. Rata-rata jumlah asam lemak sabun transparan tertinggi adalah pada penambahan ekstrak lengkuas dengan konsentrasi 1 dan sabun transparan dengan penambahan ekstrak 3 memiliki jumlah asam lemak yang paling rendah. Jumlah asam lemak yang diperoleh dari analisis yang dilakukan berada dalam kisaran 35.72 - 41.89. Rentang nilai ini belum 41.89 36.64 35.72 32.00 33.00 34.00 35.00 36.00 37.00 38.00 39.00 40.00 41.00 42.00 Ju m la h A s am L e m a k 1 2 3 Konsentrasi Ekstrak Lengkuas 35 memenuhi batas minimum kriteria mutu sabun yang ditetapkan oleh SNI yaitu minimal 70. Hal ini disebabkan karena dalam formulasi sabun transparan ditambahkan beberapa bahan tambahan yang berfungsi sebagai pelembab dan bahan yang dapat meningkatkan transparansi. Selain itu ekstrak lengkuas ditambahkan juga sebagai bahan tambahan yang berfungsi sebagai anti jamur. Peningkatan konsentrasi ekstrak lengkuas yang ditambahkan menyebabkan penurunan jumlah asam lemak dalam sabun transparan yang dihasilkan. Jumlah asam lemak yang rendah ini menyebabkan sabun transparan akan cepat habis ketika digunakan. c. Kadar Fraksi Tak Tersabunkan Kadar fraksi tak tersabunkan pada sabun transparan yang dihasilkan dengan konsentrasi ekstrak lengkuas 1, 2, dan 3 berturut-turut 1.80, 2.69, dan 3.61. Sedangkan analisis untuk sabun pembanding Deo Transparan diperoleh kadar fraksi tak tersabunkan sebesar 2.61. Menurut SNI 1994, kadar fraksi tak tersabunkan yang diperbolehkan dalam sabun adalah maksimal 2.5. Dari hasil analisis yang diperoleh dapat diketahui bahwa kadar fraksi tak tersabunkan pada sabun transparan yang mengandung ekstrak lengkuas 1 memenuhi kriteria mutu SNI. Sedangkan untuk sabun transparan dengan ekstrak lengkuas 2 dan 3 berada diatas standar yang ditetapkan. Berdasarkan hasil analisis keragaman Lampiran 12b perbedaan kadar fraksi tak tersabunkan pada sabun transparan menunjukkan perbedaan yang nyata pada tingkat kepercayaan 95 α=0.05. Gambar 8 berikut menyajikan hubungan antara konsentrasi ekstrak lengkuas dengan kadar fraksi tak tersabunkan pada sabun transparan. 36 Gambar 8. Hubungan konsentrasi ekstrak lengkuas dengan kadar fraksi tak tersabunkan Fraksi tak tersabunkan berkaitan dengan zat-zat yang sering terdapat dalam minyak atau lemak yang tak dapat tersabunkan oleh hidrokarbon-hidrokarbon alkali dan tidak dapat larut dalam air. Zat-zat tersebut biasanya berupa sterol, zat warna, dan hidrokarbon Depkes RI, 1962. Selanjutnya Spitz 1996 menyebutkan bahwa kadar fraksi tak tersabunkan menunjukkan jumlah komponen yang tak tersabunkan karena tidak bereaksi atau tidak berikatan dengan alkali Natrium pada proses pembuatan sabun. Fraksi tak tersabunkan ini dapat mengurangi kemampuan sabun pada saat proses membersihkan atau dengan kata lain dapat menghambat daya detergensi sabun. Hasil uji lanjut Duncan Lampiran 12c menunjukkan bahwa fraksi tak tersabunkan pada sabun dengan konsentrasi ekstrak lengkuas 1, 2, dan 3 saling berbeda nyata dan memiliki kecenderungan semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah ekstrak lengkuas yang ditambahkan. Hal ini disebabkan karena kandungan zat warna yang terdapat pada ekstrak lengkuas. Semakin tinggi jumlah ekstrak yang ditambahkan maka akan semakin tinggi pula kadar pigmen atau zat warna lengkuas yang tercampur sehingga akan meningkatkan kadar fraksi tak tersabunkan pada sabun transparan yang dihasilkan. 1.80 2.69 3.61 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 K a da r Fr a k s i Ta k Te rs a bunk a n 1 2 3 Konsentrasi Ekstrak Lengkuas 37 d. Bagian Tidak Larut Dalam Alkohol Pengujian terhadap bagian tidak larut alkohol sabun transparan dengan konsentrasi ekstrak 1, 2, dan 3 berturut-turut adalah 1.18, 2.32 dan 2.88. Sedangkan bagian tidak larut dalam alkohol pada sabun pembanding Deo Transparan adalah 0.93. Bagian tidak larut dalam alkohol dalam sabun yang ditentukan dalam SNI 1994 adalah maksimal 2.5. Bagian tak larut dalam alkohol pada sabun transparan yang dihasilkan secara umum telah memenuhi standar mutu yang ditetapkan yaitu pada sabun yang mengandung ekstrak 1 dan 2. Sedangkan sabun transparan yang mengandung ekstrak 3 berada sedikit diatas nilai maksimal yang ditentukan dalam SNI. Dalam ASTM D 460 2002 dijelaskan bahwa bahan yang tidak larut dalam alkohol meliputi garam alkali seperti karbonat, silikat, fosfat dan sulfat serta pati. Selanjutnya Ketaren 1986 menambahkan bahwa protein juga merupakan bahan yang tidak larut dalam alkohol. Hasil analisis keragaman Lampiran 13b menunjukkan bahwa konsentrasi ekstrak lengkuas berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 95 α=0.05 terhadap bagian tak larut dalam alkohol pada sabun transparan yang dihasilkan. Hasil analisis keragaman dapat dilihat pada Lampiran 13b. Berdasarkan hasil uji lanjut Duncan Lampiran 13c bagian tidak larut dalam alkohol pada setiap tingkat konsentrasi ekstrak saling berbeda nyata. Hubungan antara konsentrasi ekstrak lengkuas dengan bagian tidak larut dalam alkohol sajikan pada Gambar 9. 38 Gambar 9. Hubungan konsentrasi ekstrak lengkuas dengan bagian tidak larut dalam alkohol Gambar 9 memperlihatkan kenaikan ekstrak lengkuas mengakibatkan peningkatan nilai bagian tidak larut dalam alkohol pada sabun transparan. Peningkatan bagian tidak larut dalam alkohol ini disebabkan oleh kandungan pati dan protein dalam lengkuas. Samidi 1987 menyebutkan bahwa berdasarkan bobot kering rimpang lengkuas merah mengandung pati 35,13, dan berkadar protein 7,43. Bahan-bahan tersebut merupakan bahan-bahan yang tidak larut dalam alkohol sehingga dengan peningkatan jumlah ekstrak lengkuas yang ditambahkan dalam sabun maka pati dan protein yang tercampur pada sabun transparan juga akan semakin tinggi. Selain itu, ekstrak lengkuas yang ditambahkan mengandung bahan pengikat berupa pati yaitu maltodekstrin. Hal ini juga yang mengakibatkan bagian tidak larut dalam alkohol pada sabun transparan yang dihasilkan akan mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan ekstrak lengkuas yang ditambahkan. e. Kadar Alkali Bebas Yang Dihitung Sebagai NaOH Pada penelitian ini, kadar alkali bebas pada sabun transparan dengan konsentrasi 1, 2 dan 3 secara berturut-turut adalah 0.12, 0.13 dan 0.10. Dalam SNI 1994 telah ditentukan bahwa kadar alkali bebas tidak lebih dari 0.1. Alkali bebas adalah alkali 1.18 2.32 2.88 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 B a g ian T id ak L a ru t d a la m A lk oho l 1 2 3 Konsentrasi Ekstrak Lengkuas 39 dalam sabun yang tidak terikat sebagai senyawa. Kelebihan alkali dalam sabun mandi ini dapat mengakibatkan iritasi pada kulit. Kadar alkali bebas pada sabun yang dihasilkan untuk konsentrasi 3 telah memenuhi kriteria mutu yang ditetapkan oleh SNI. Tetapi untuk sabun transparan yang mengandung ekstrak 1 dan 2 kadar alkali bebas pada sabun berada diatas standar mutu meski tidak terlalu tinggi. Kelebihan alkali pada sabun biasanya disebabkan oleh konsentrasi alkali yang terlalu pekat atau penambahan alkali yang terlalu berlebihan pada proses penyabunan. Hasil analisis keragaman Lampiran 14b menunjukkan bahwa perbedaan kadar alkali bebas pada sabun transparan ini tidak berbeda nyata pada tingkat kepercayaan 95 α=0.05 untuk masing-masing faktor konsentrasi ekstrak lengkuas. Hal ini berarti bahwa pengaruh perlakuan penambahan ekstrak lengkuas pada formulasi sabun transparan adalah sama untuk kadar alkali bebas yang dihitung sebagai NaOH dari sabun transparan yang dihasilkan. f. Minyak Mineral Analisis minyak mineral dalam sabun dilakukan untuk mengetahui kemungkinan ada tidaknya kandungan minyak mineral dalam sabun. SNI 1994 menyebutkan bahwa kandungan minyak mineral ini tidak diperbolehkan berada dalam sabun. Minyak mineral adalah minyak yang berasal dari penguraian bahan organik oleh jasad renik seperti minyak bumi dan turunannya. Pada saat analisis dilakukan, keberadaan minyak mineral ini ditandai dengan terjadinya kekeruhan. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa sabun transparan yang dihasilkan tidak mengandung minyak mineral. Begitu juga dengan sabun yang beredar dipasaran Deo Transparan yang juga memberikan hasil negatif pada saat dianalisis. Hal ini menunjukkan bahwa sabun transparan tersebut telah memenuhi kriteria mutu yang ditetapkan. 40 g. pH Nilai pH yang diperoleh dari hasil analisis terhadap sabun transparan dengan konsentrasi ekstrak lengkuas 1, 2 dan 3 adalah 10.63, 10.31, dan 10.09. Sedangkan untuk produk pembanding diperoleh pH sebesar 10.21. Kisaran nilai pH ini memenuhi kriteria mutu yang ditetapkan. Menurut ASTM D 1172-95 2002, standar pH untuk sabun mandi adalah sebesar 9-11. Berikut adalah gambar yang menyajikan hubungan antara konsentrasi ekstrak lengkuas yang ditambahkan pada sabun dengan nilai pH. Gambar 10. Hubungan antara konsentrasi ekstrak lengkuas dengan pH Pada Gambar 10 dapat diketahui bahwa nilai pH memiliki kecenderungan menurun seiring dengan penambahan ekstrak lengkuas. Hal ini disebabkan oleh sifat ekstrak lengkuas yang bersifat asam. Penambahan ekstrak lengkuas akan menurunkan nilai pH ketika penambahan konsentrasi ekstrak lengkuas ditingkatkan dalam sabun. Berdasarkan analisis keragaman Lampiran 16b, nilai pH yang dihasilkan berbeda nyata terhadap perubahan konsentrasi ekstrak lengkuas pada tingkat kepercayaan 95 α=0.05. Uji lanjut Duncan Lampiran 16c terhadap pH menunjukkan bahwa konsentrasi ekstrak lengkuas 1 berbeda nyata dengan pH yang dihasilkan oleh sabun yang mengandung ekstrak lengkuas 3. Sedangkan pH sabun transparan pada konsentrasi 2 tidak berbeda nyata dengan pH sabun transparan yang mengandung ekstrak lengkuas 1 dan 3. 10.63 10.31 10.09 9.80 9.90 10.00 10.10 10.20 10.30 10.40 10.50 10.60 10.70 pH 1 2 3 Konsentrasi Ekstrak Lengkuas 41 Pengukuran nilai pH dilakukan untuk mengetahui sabun yang dihasilkan bersifat asam atau basa. Pada umumnya sabun memiliki sifat basa, pH yang terlalu rendah dapat meningkatkan daya absorbsi kulit sehingga menyebabkan iritasi pada kulit. Nilai pH yang tinggi juga seringkali dianggap sebagai penyebab iritasi pada kulit. Pada saat kulit terkena sabun, pH kulit akan naik beberapa menit setelah pemakaian meskipun kulit telah dibilas dengan air. Pengasaman kembali akan terjadi setalah 5-10 menit dan setelah itu pH kulit akan normal kembali. Pada dasarnya sifat iritasi pada kulit bukan disebabkan oleh tinggi atau rendahnya nilai pH. Wasitaatmaja 1997 menyebutkan bahwa pada tahun-tahun terakhir beberapa peneliti membuktikan bahwa yang mempengaruhi sifat iritasi pada kulit adalah lamanya kontak sabun dengan kulit dan daya absorbsi kulit terhadap sabun. h. Stabilitas Busa Nilai stabilitas busa yang diperoleh pada sabun transparan dengan konsentrasi ekstrak 1, 2 dan 3 secara berturut-turut adalah 64.38, 62.29 dan 62.08. Sedangkan sabun pembanding Deo Transparan memiliki stabilitas busa sebesar 86.19. Rekapitulasi data analisis stabilitas busa ini disajikan pada Lampiran 17a. Berdasarkan analisis keragaman Lampiran 17b dapat diketahui bahwa nilai stabilitas busa tidak berbeda nyata terhadap perubahan konsentrasi ekstrak lengkuas pada tingkat kepercayaan 95 α=0.05. Hal ini menunjukkan bahwa faktor konsentrasi ekstrak lengkuas tidak mempengaruhi stabilitas busa dari sabun yang dihasilkan. Busa merupakan salah satu parameter penting dalam penentuan mutu produk-produk deterjen terutama sabun mandi. Busa adalah suatu struktur yang relatif stabil yang terdiri dari kantong-kantong udara terbungkus dalam lapisan-lapisan tipis, dispersi gas dalam cairan yang distabilkan oleh suatu zat pembusa Martin et al., 1993. Dalam 42 pembuatan sabun transparan ini ditambahkan surfaktan yang juga berperan dalam kestabilan busa yaitu coco-DEA Dietanolamida. Pada penggunaannya, busa berperan dalam proses pembersihan dan melimpahkan wangi sabun pada kulit. i. Stabilitas Emulsi Nilai stabilitas emulsi yang diperoleh berdasarkan hasil analisis berkisar antara 87.61-88.11. Nilai stabilitas emulsi tertinggi adalah pada sabun transparan yang mengandung ekstrak lengkuas 1 88.11 dan stabilitas terendah adalah sabun transparan dengan ekstrak lengkuas 3 87.61. Sedangkan sabun transparan dengan ekstrak lengkuas 2 memiliki stabilitas emulsi sebesar 87.73. Analisis stabilitas emulsi yang dilakukan terhadap sabun pembanding Deo Transparan adalah sebesar 81.70. Hasil analisis keragaman Lampiran 18b menunjukkan bahwa nilai stabilitas emulsi tidak berbeda nyata terhadap perubahan konsentrasi ekstrak yang ditambahkan pada tingkat kepercayaan 95 α=0.05. Hal ini menunjukkan bahwa stabilitas emulsi tidak dipengaruhi oleh konsentrasi ekstrak lengkuas yang ditambahkan dalam sabun transparan. Salah satu bahan yang berpengaruh terhadap stabilitas emulsi adalah emulsifier. Konsentrasi coco-DEA yang ditambahkan sebagai emulsifier kedalam sabun adalah tetap sehingga nilai stabilitas emulsi relatif tetap. Stabilitas emulsi merupakan salah satu karakter penting dan mempunyai pengaruh besar terhadap mutu suatu produk emulsi. Kestabilan emulsi ini berperan juga untuk mempertahankan konsistensi produk emulsi selama penyimpanan. Menurut Suryani et.al 2002, sabun padat termasuk dalam emulsi tipe wo water in oil. Emulsi yang baik tidak membentuk lapisan-lapisan, tidak terjadi perubahan warna dan memiliki konsistensi yang tetap. 43 j. Kekerasan Berdasarkan analisis yang dilakukan, nilai kekerasan yang diperoleh berkisar antara 2.85 mmdetik hingga 2.91 mmdetik. Adapun nilai yang diperoleh dalam konsentrasi 1, 2 dan 3 secara berturut-turut adalah 2.85 mmdetik, 2.87 mmdetik dan 2.91 mmdetik. Sedangkan analisis kekerasan pada produk pembanding adalah 4.65 mmdetik. Analisis keragaman Lampiran 19b menunjukkan bahwa tingkat kekerasan tidak berbeda nyata terhadap perubahan konsentrasi ekstrak lengkuas pada tingkat kepercayaan 95 α=0.05. Hal ini menunjukkan bahwa faktor konsentrasi ekstrak lengkuas tidak mempengaruhi kekerasan. Semakin tinggi nilai yang diperoleh dari hasil analisis menunjukkan penurunan tingkat kekerasan pada sabun transparan yang dihasilkan. Kekerasan sabun memiliki peran untuk meningkatkan efisiensi sabun ketika digunakan. Hal ini berkaitan dengan kadar air dalam sabun dimana semakin banyak air yang terkandung dalam sabun maka tingkat kekerasan sabun akan menurun. Banyaknya air dalam sabun akan menyebabkan sabun mudah larut dalam air sehingga akan semakin cepat habis pada saat digunakan. Kekerasan sabun juga dipengaruhi oleh adanya asam lemak jenuh yang terdapat dalam sabun. Asam lemak jenuh merupakan asam lemak yang tidak mengandung ikatan rangkap yang biasanya berbentuk padat dalam ruang sehingga dapat membentuk kekerasan pada sabun. Semakin banyak jumlah asam lemak jenuh maka sabun yang dihasilkan juga akan semakin keras. Pengukuran tingkat kekerasan pada sabun transparan ini dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut dengan penetrometer. Tingkat kekerasan ditentukan dengan mengukur kedalaman penetrasi jarum penetrometer terhadap sabun. Kedalaman ini biasanya dinyatakan dalam sepersepuluh milimeter dari nilai yang tercantum pada skala penetrometer. Semakin tinggi kedalaman penetrasi jarum menunjukkan bahwa suatu sampel semakin lunak. 44

3. Efektivitas Sabun Transparan Anti jamur Terhadap Jamur Uji