Kelarutan dalam Alkohol Guenther, 1952

69 Lampiran 5. Diagram Alir Pembuatan Sabun Transparan Modifikasi Cognis, 2003 Asam Stearat, Minyak kelapa, minyak jarak NaOH 30, Gliserin, etanol Pemanasan dan pengadukan pada suhu 70 o C Pengadukan pada suhu 70 – 80 o C Stock Sabun Pengadukan sampai homogen Sukrosa, NaCl, DEA Penurunan suhu menjadi 55 o C Ekstrak Lengkuas Pengadukan sampai homogen Pencetakan Sabun transparan 70 Lampiran 6. Prosedur Analisis Karakteristik Sabun 1. Kadar Air ASTM D460-2002 Sebanyak 20 ± 0,04 g contoh ditimbang kemudian masukkan kedalam erlenmeyer 500 ml. Tambahkan ± 10 g Natrium Asetat Anhidrat untuk mencegah pembusaan, selanjutnya diikuti dengan penambahan toluen. Setelah alat terpasang, tuangkan juga toluen melalui mulut kondensor. Panaskan campuran tersebut secara perlahan hingga mendidih minimal 2 jam, kemudian didinginkan dan ukur volume air yang terbaca pada aufhauser pada suhu 20 o C. Kadar Air = [v x 0.998w] x 100 V : Volume air yang terbaca pada suhu 20 o C ml W : Bobot sampel gram

2. Jumlah Asam Lemak SNI 06-3532-1994

Sebanyak 5 gram sabun ditimbang dan dimasukkan ke dalam gelas piala 100-200 ml. Tambahkan 25 ml air dan panaskan diatas penangas air hingga sabun melarut semuanya. Larutan sabun dimasukkan dalam labu cassia berskala minimal 0,1 ml dan gelas piala dibilas dengan air. Lalu tambahkan beberapa tetes indikator SM Metil Orange ke dalam labu cassia. Asam lemak yang dibebaskan akan mengapung dan larutan berubah menjadi merah. Masukkan dalam penangas air sampai setengah labu terendam. Setelah asam lemaknya berada diantara pembagian skala pada leher labu. Dipanaskan terus ± 30 menit lagi lalu dibaca 3 kali pada 100 o C. Kadar asam lemak = ml asam lemak x 0,84 x 100 Gram sampel 0,84 gml : BJ asam lemak pada 100 o C

3. Kadar Fraksi Tak Tersabunkan SNI 06-3532-1994

Sebanyak 5 gram sabun ditimbang dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml lalu tambahkan 10 ml KOH dalam alkohol 0,5 N kemudian panaskan diatas penangas air yang dilengkapi dengan kondensor selama ± 1 jam. Dinginkan, lalu tambahkan indikator pp dan titrasi dengan HCl 0,5 N. Sebagai petunjuk misalnya a ml. Untuk penetapan blangko : 70 ml alkohol 71 netral ditambahkan 10 ml KOH dalam alkohol 0,5 N, dikerjakan seperti diatas misalnya b ml. Kadar lemak tak tersabunkan = b-a x N x 0,0-561 x 100 0,258 x gram zat 56,1 : bobot setara KOH 258 : rata-rata bilangan penyabunan

4. Bahan Tak Larut Dalam Alkohol Modifikasi SNI 06-3532-1994

Timbang 2 g contoh kedalam 200 ml gelas piala, tambahkan 10 ml etanol dan uapkan diatas penangas uap sampai kering. Ulangi sampai 3 kali. Akhirnya, larutkan sabun dengan 100 ml etanol yang sebelumnya telah dibuat netral dengan menggunakan indikator pp. Saring larutan melalui krus kaca masir yang telah dilapisi kertas saring. Kertas saring sebelumnya telah dipanaskan dan ditimbang. Selama pengerjaan krus ditutup untuk menghindari penguapan. Saring senyawa yang tidak larut dalam alkohol dan cuci dengan alkohol netral melalui krus kaca masir. Keringkan kertas saring pada 105 o C dan timbang berat konstan. Bahan tak larut dalam alkohol = a-b x 100 W W : berat contoh dalam gram a : berat kertas saring akhir gram b : berat kertas saring awal gram

5. Kadar Alkali Bebas yang Dihitung Sebagai Kadar NaOH SNI 06-3532-

1994 Timbang 25 gram contoh sabun dan masukkan kedalam erlenmeyer. Kemudian tambahkan 75 ml etanol dan sedikit batu didih lalu panaskan pada penangas air sehingga sabunnya melarut. Tambahkan 10 ml larutan Barium Chlorida panas BaCl 20 dan indikator pp. Putarlah erlenmeyer agar terjadi pencampuran menjadi sempurna kemudian titrasi dengan H 2 SO 4 1 N hingga warna merah jambu hilang. Kadar alkali bebas = 3.1 V W W : Berat Sabun V : ml H 2 SO 4 1 N yang digunakan