13 mengandung alkali yang berfungsi untuk membuang kotoran yang bersifat
asam. Soap and Detergent Association atau SDA 2001 mengungkapkan bahwa surfaktan diklasifikasikan berdasarkan muatan ionik didalam air yaitu
anionik, kationik, dan amfoter. Sabun merupakan surfaktan anionik. Sediaan kosmetik merupakan bahan atau campuran bahan yang
digosokkan, dilekatkan, dituangkan, dipercikkan atau disemprotkan pada badan atau bagian tubuh manusia dengan maksud untuk membersihkan,
memelihara, menambah daya tarik atau mengubah rupa dan tidak termasuk obat. Penggolongan kosmetik berdasarkan kegunaannya adalah sebagai
higiene tubuh sabun dan sampo, tata rias pemerah pipi, lipstik, wangi-
wangian dan proteksi sun screen. Tujuan sediaan kosmetika mandi antara lain untuk membersihkan tubuh, membantu melunakkan air sadah, memberi
keharuman dan rasa segar serta menghaluskan dan melembutkan kulit Imron, 1985.
Fungsi utama sabun mandi yaitu untuk mengangkat kotoran, sel-sel kulit mati, mikroorganisme dan menghilangkan bau badan. Sabun dapat
mengangkat kotoran dari kulit karena memiliki dua gugus yang berbeda kepolarannya, yaitu gugus nonpolar dan gugus polar. Gugus non polar adalah
gugus yang tidak suka air hidrofobik, sehingga dapat mengikat kotoran pada kulit. Gugus polar adalah gugus yang suka air hidrofilik yang ketika dibilas
maka kotoran akan terikat dengan air bilasan.
F. FORMULASI SABUN TRANSPARAN
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memformulasi sabun yaitu a karakteristik pembusaan yang baik, b tidak menyebabkan iritasi pada
mata, membran mukosa dan kulit, c mempunyai daya bersih optimal dan tidak memberikan efek merusak kulit dan d memiliki bau parfum yang
bersih, segar dan menarik Suryani et al., 2000.
1. Minyak dan Lemak
Minyak dan lemak merupakan ester dari asam lemak dan gliserol. Asam lemak merupakan monokarboksilat berantai panjang, mungkin
bersifat jenuh atau tidak jenuh, panjang rantai berbeda-beda tetapi bukan
14 siklik atau bercabang. Pada umumnya asam lemak yang ditemukan di alam
merupakan monokarboksilat dengan rantai tidak bercabang dan memiliki jumlah atom genap Winarno, 1997.
Jenis asam lemak sangat menentukan mutu dan konsistensi sabun yang dihasilkan. Sabun yang dihasilkan dari asam lemak dengan berat molekul
kecil misalnya asam laurat lebih lunak daripada sabun yang dibuat dari asam lemak dengan berat molekul yang lebih berat misalnya asam lemak
stearat. Pengaruh jenis asam lemak terhadap sifat sabun yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Jenis Asam Lemak Terhadap Sifat Sabun yang Dihasilkan Asam Lemak
Sifat yang Ditimbulkan pada Sabun Asam laurat
Mengeraskan, membersihkan dan menghasilkan busa lembut
Asam linoleat Melembabkan
Asam miristat Mengeraskan, membersihkan dan menghasilkan
busa lembut Asam oleat
Melembabkan Asam palmitat
Mengeraskan dan menstabilkan busa Asam ricinoleat Melembabkan dan menstabilkan busa
Asam stearat Mengeraskan dan menstabilkan busa
Sumber : Cavitch 2001 Asam lemak dari kelapa coconut fatty acid dan beberapa fraksinya,
selain dapat digunakan secara langsung juga dapat diolah lebih lanjut menjadi turunan-turunan lain untuk aplikasi dibidang oleokimia.
Kandungan asam laurat C
12
H
24
O
2
yang tinggi pada minyak kelapa dan minyak inti sawit memberikan sifat yang sangat baik untuk produk sabun
dan pembersih lainnya Atmoko, 2005. Menurut Bailey 1950 dalam Ketaren 1986, asam lemak sangat
cocok untuk produk surfaktan karena struktur molekulnya yang spesifik. Asam lemak yang ada kebanyakan merupakan hidrokarbon berantai lurus
dengan jumlah atom karbon antara 12 sampai 18 C
12
-C
18
dan diakhiri oleh gugus karboksil yang reaktif. Bagian ekor hidrokarbon akan memiliki
afinitas tertentu terhadap lemak, alifatik hirokarbon dan senyawa rantai
15 panjang lainnya, sedangkan bagian lainnya yaitu gugus hidroksil akan
memiliki daya tarik terhadap air. Asam Stearat
Asam stearat merupakan salah satu jenis asam lemak yang memiliki rantai hidrokarbon yang panjang, mengandung gugus hidroksil disalah
satu ujungnya. Asam stearat adalah asam tidak jenuh, tidak ada ikatan rangkap antara atom karbonnya. Asam lemak jenis ini dapat ditemukan
pada minyaklemak nabati dan hewani. Asam stearat sering digunakan sebagai bahan dasar pembuatan cream dan sabun. Pada proses pembuatan
sabun transparan, jenis asam stearat yang digunakan adalah yang berbentuk kristal putih dan mencair pada suhu 56
o
C. Fungsi asam stearat pada proses pembuatan sabun adalah untuk mengeraskan dan
menstabilkan busa Hambali et al., 2005. Minyak Kelapa
Dalam pembuatan sabun, minyak yang sering digunakan adalah minyak kelapa, minyak kelapa sawit, dan minyak jarak. Minyak kelapa
merupakan minyak yang memiliki kandungan asam lemak jenuh yang tinggi. Berdasarkan kandungan asam lemaknya, minyak kelapa
digolongkan kedalam minyak asam laurat karena kandungan asam lauratnya paling besar. Asam laurat dapat diperoleh dari minyak kelapa
mencapai 40-50 dari total kandungan lemak yang terdapat didalamnya Swern, 1979. Asam laurat ini sangat diperlukan dalam pembuatan sabun
karena kemampuannya dalam pembentukan busa. Sabun yang baik seharusnya mengandung asam laurat tidak kurang dari 15.
2. Alkali