Analisis Statistik METODOLOGI PENELITIAN a.

24

b. Uji Aktivitas Kemampuan Mereduksi dengan Metode Baku Oyaizu, 1986 di dalam Kardono dan Dewi, 1998

Ekstrak 10-1000 µg dalam 1 ml air suling dicampur dengan dapar fosfat 2.5 ml, 0.2M, pH 6.60 dan kalium ferri sianida K 3 FeCN 6 2.5 ml, 1 dan campuran diinkubasi pada suhu 50ºC selama 20 menit. Sebanyak 2.5 ml larutan trikholoasetat TCA 10 ditambahkan pada campuran, kemudian disentifuse pada 3000 rpm selama 10 menit. Lapisan atas dari larutan 2.5 ml ditambahkan dengan air suling 2.5 ml dan larutan FeCl 3 0.5 ml, 0.1 dan serapan diukur pada panjang gelombang 700 nm. Peningkatan absorbansi menunjukkan kekuatan mereduksi yang tinggi.

7. Analisis Statistik

Analisis statistik yang dilakukan pada penelitian ini adalah analisis statistik dengan program SPSS. Metode yang dipakai adalah metode ANOVA Oneway dengan dua kali ulangan dan dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan pada selang kepercayaan 95. 25

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. EKSTRAKSI KACANG KOMAK

Ekstraksi adalah proses pemisahan komponen-komponen terlarut dari komponen yang tidak larut dari suatu campuran dengan pelarut yang sesuai. Pelarut yang digunakan dalam penelitian ini adalah air, etil asetat dan kloroform-metanol yang memiliki tingkat polaritas yang berbeda-beda. Hal ini bertujuan agar semua komponen yang terdapat pada bahan dapat terwakili. Air merupakan pelarut yang bersifat polar. Ekstraksi dengan pelarut air diharapkan dapat membawa komponen-komponen polar yang terdapat pada tepung kacang komak. Etil asetat adalah pelarut yang bersifat semipolar. Pemilihan etil asetat sebagai pelarut didasarkan pada asumsi bahwa etil asetat mampu menggabungkan gugus polar dan nonpolar sehingga komponen pada tepung kacang komak yang bersifat polar dan nonpolar dapat terekstrak. Pelarut kloroform-metanol digunakan pada penelitian ini dengan perbandingan 2:1. Kloroform merupakan pelarut yang bersifat nonpolar sehingga cenderung melarutkan komponen yang bersifat nonpolar. Sedangkan metanol adalah pelarut yang relatif bersifat polar yang cenderung melarutkan komponen yang bersifat polar. Penggabungan pelarut kloroform-metanol dengan perbandingan 2:1 dimaksudkan agar komponen nonpolar lebih banyak terekstrak daripada komponen polar. Sebelum dilakukan ekstraksi, kacang komak dikeringkan terlebih dahulu. Pengeringan harus dilakukan dalam keadaan terkontrol untuk mencegah terjadinya perubahan kimia yang terlalu banyak Harborne, 1987. Pada penelitian ini, kacang komak dikeringkan dengan oven pada suhu 50°C. Tujuan pengeringan pada suhu rendah adalah untuk mencegah kerusakan yang terjadi akibat perubahan kimia. Selain itu, keberadaan air dalam jumlah tinggi akan mempengaruhi polaritas pelarut pengekstrak. Setelah dikeringkan, sampel yang akan diekstrak digiling dengan willeymill sampai mencapai ukuran 60 mesh. Proses penggilingan akan menghasilkan partikel yang jauh lebih kecil sehingga pelarut dapat lebih mudah kontak dengan bahan dan berdifusi lebih banyak ke dalam partikel