ANTIOKSIDAN TINJAUAN PUSTAKA A. KACANG KOMAK

7 Senyawa radikal yang terdapat dalam tubuh prooksidan dapat berasal dari luar tubuh eksogen atau terbentuk di dalam tubuh endogen dari hasil metabolisme zat gizi secara normal Muchtadi, 2000. Secara eksogen, senyawa radikal antara lain berasal dari polutan, makanan atau minuman, radiasi, ozon dan pestisida Supari, 1996. Sedangkan secara endogen, senyawa radikal dapat timbul melalui beberapa macam mekanisme seperti otooksidasi, aktivitas oksidasi dan sistem transpor elektron. Menurut Madhavi et al. 1996, radikal bebas diproduksi terus menerus di dalam sel di dalam sistem transpor elektron mitokondria, membran plasma, sitosol, retikulum endoplasma, dan peroksisom. Semua senyawa radikal yang terbentuk, selanjutnya manjadi inisiator pada proses peroksidasi lipid, sehingga menimbulkan kerusakan jaringan tubuh Zakaria et al., 1996. Menurut Madhavi et al. 1996, radikal bebas dapat menimbulkan kerusakan protein pada lensa mata yang mengakibatkan terjadinya katarak. Madhavi et al. 1996 juga menyatakan bahwa radikal bebas dapat merusak membran sel terutama komponen penyusun membran berupa asam lemak tidak jenuh ganda, merusak bagian dalam pembuluh darah yang mempermudah pengendapan berbagai zat termasuk kolesterol sehingga menyebabkan aterosklerosis. Sedangkan Wang et al. 2002 menyatakan bahwa.radikal bebas dapat menyebabkan oksidasi DNA sehingga DNA termutasi dan menimbulkan kanker. Senyawa radikal juga menyebabkan terjadinya proses penuaan akibat rusaknya sel-sel jaringan tubuh serta dapat menimbulkan penyakit autoimun Muchtadi, 2000.

C. ANTIOKSIDAN

Antioksidan adalah zat yang dapat melawan pengaruh bahaya dari radikal bebas atau Reactive Oxygen Species ROS yang terbentuk sebagai hasil dari metabolisme oksidatif yaitu hasil dari reaksi-reaksi kimia dan proses metabolik yang terjadi dalam tubuh Goldberg, 2003. Senyawa antioksidan dapat berfungsi sebagai penangkap radikal bebas, pembentuk kompleks dengan logam-logam prooksidan dan berfungsi sebagai senyawa pereduksi Andlauer et al ., 1998. Menurut Miller et al. 2000, antioksidan dapat menangkap 8 radikal bebas sehingga menghambat mekanisme oksidatif yang merupakan penyebab penyakit-penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, kanker, katarak, disfungsi otak dan artritis. Antioksidan dapat digolongkan menjadi antioksidan primer Chain- breaking antioxidant dan antioksidan sekunder preventive antioksidant Gordon, 1990. Antioksidan primer dapat bereaksi dengan radikal lipid dan mengubahnya menjadi bentuk yang lebih stabil. Sebuah senyawa dapat disebut sebagai antioksidan primer apabila senyawa tersebut dapat mendonorkan atom hidrogennya dengan cepat ke radikal lipid dan radikal antioksidan yang dihasilkan lebih stabil dari radikal lipid atau dapat diubah menjadi produk lain yang lebih stabil Gordon, 1990. Senyawa yang termasuk dalam kelompok antioksidan primer Chain-breaking antioxidant adalah vitamin E tokoferol, vitamin C asam askorbat, β-karoten, glutation dan sistein Taher, 2003. Antioksidan sekunder berfungsi sebagai antioksidan pencegah yaitu menurunkan kecepatan inisiasi dengan berbagai mekanisme, seperti melalui pengikatan ion-ion logam, penangkapan oksigen dan penguraian hidroperoksida menjadi produk-produk nonradikal Gordon, 1990. Pada dasarnya tujuan antioksidan sekunder preventive antioksidant adalah mencegah terjadinya radikal yang paling berbahaya yaitu radikal hidroksil Taher, 2003. Proses pembentukan radikal hidroksil terjadi melalui reaksi Fenton Gambar 3 dan reaksi Haber-Weiss Gambar 4. Fe 2+ Cu + + H 2 O 2 Fe 3+ Cu 2+ + OH - + • OH Gambar 3. Reaksi Fenton Fe 3+ Cu 2+ + O 2 • - Fe 2+ Cu + + O 2 tahap 1 Fe 2+ Cu + + H 2 O 2 Fe 3+ Cu 2+ + OH - + • OH tahap 2 Gambar 4. Reaksi Haber-Weiss Contoh antioksidan sekunder antara lain turunan-turunan asam fosfat, asam askorbat, senyawa karoten, sterol, fosfolipid dan produk-produk reaksi maillard Gordon, 1990. Beberapa metode pengukuran aktivitas antioksidan yang dapat digunakan antara lain metode DPPH dan metode uji aktivitas kemampuan mereduksi. 9 Metode DPPH merupakan salah satu metode aktivitas antioksidan yang sederhana dengan menggunakan 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil DPPH sebagai senyawa pendeteksi Miller et al., 2000. DPPH 1,1-diphenyl-2- picrylhydrazil adalah senyawa radikal bebas yang stabil yang dapat bereaksi dengan atom hidrogen yang berasal dari suatu antioksidan membentuk DPPH tereduksi Simanjuntak et al., 2004. Reaksi antara DPPH dengan senyawa antioksidan dapat dilihat pada Gambar 5. Pengukuran kapasitas antioksidan dengan metode DPPH menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 517 nm Kubo et al., 2002. Penurunan absorbansi menunjukkan adanya aktivitas scavenging aktivitas antioksidan. • N-NC 6 H 5 2 • NH-NC 6 H 5 2 O 2 N NO 2 O 2 N NO 2 + AH + A • NO 2 NO 2 Gambar 5. Reaksi peredaman radikal bebas DPPH oleh antioksidan Metode aktivitas kemampuan mereduksi digunakan untuk menentukan antioksidan total pada sampel Kardono dan Dewi, 1998. Aktivitas antioksidan diukur sebagai kemampuan mereduksi Kalium Ferri Sianida. Pengukuran aktivitas kemampuan mereduksi diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 700 nm. Absorbansi yang tinggi menunjukkan kemampuan mereduksi yang tinggi Yang et al., 2000.

D. EKSTRAKSI