Uji Aktivitas Kemampuan Mereduksi

30 Tingginya aktivitas antioksidan ekstrak air menunjukkan pada ekstrak air banyak terdapat senyawa yang bersifat sebagai antioksidan. Hal ini didukung oleh kadar total fenol dan asam fitat yang tinggi pada ekstrak air serta komponen fitokimia yang banyak terdapat pada ekstrak air seperti fenol hidrokuinon, saponin, tanin, steroid, triterpenoid dan alkaloid yang dapat bersifat sebagai antioksidan. Hasil pengukuran aktivitas antioksidan sampel dengan metode DPPH dapat dilihat pada Lampiran 2. Selanjutnya data hasil pengukuran aktivitas antioksidan dengan metode DPPH dianalisis secara statistik dengan menggunakan analisis ragam ANOVA dan dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan pada selang kepercayaan 95. Hasil pengolahan statistik data hasil pengukuran aktivitas antioksidan dengan metode DPPH dapat dilihat pada Lampiran 8. Data hasil pengolahan analisis ragam menunjukkan bahwa nilai signifikansi sampel adalah 0.000 sedangkan nilai signifikansi level adalah 0.05. Nilai signifikansi sampel yang lebih kecil daripada nilai signifikansi level menunjukkan bahwa pada selang kepercayaan 95, sampel ekstrak kacang komak yang diujikan berbeda nyata. Data hasil pengolahan dengan uji lanjut Duncan Lampiran 8 menunjukkan bahwa kelima sampel terbagi dalam tiga subset. Sampel 1 ekstrak air berbeda nyata dengan sampel 2 fraksi protein. Sampel 3 fraksi nonprotein tidak berbeda nyata dengan sampel 4 ekstrak kloroform- metanol dan tidak berbeda nyata dengan sampel 5 ekstrak etil asetat. Ketiga sampel ini berbeda nyata dengan sampel 1 ekstrak air dan berbeda nyata dengan sampel 2 fraksi protein.

2. Uji Aktivitas Kemampuan Mereduksi

Uji aktivitas kemampuan mereduksi merupakan salah satu uji untuk pengukuran kapasitas antioksidan total pada bahan pangan. Uji ini memiliki ketelitian yang lebih tinggi dari uji DPPH karena lebih stabil dibandingkan dengan DPPH. Senyawa yang direduksi untuk melihat aktivitas antioksidan adalah Kalium Feri Sianida K 3 FeCN 6 . Aktivitas kemampuan mereduksi 31 dilihat dengan cara mengukur absorbansi sampel. Besarnya nilai absorbansi menunjukkan besarnya kemampuan mereduksi pada sampel. Berdasarkan hasil pengukuran Gambar 9, uji aktivitas antioksidan dengan uji kemampuan mereduksi menunjukkan bahwa ekstrak air, fraksi protein, fraksi nonprotein, ekstrak kloroform-metanol, dan ekstrak etil asetat memiliki absorbansi berturut-turut adalah 0.432, 0.272, 0.270, 0.337 dan 0.285. Absorbansi yang paling tinggi terdapat pada ekstrak air yaitu sebesar 0.432. Nilai ini menunjukkan bahwa ekstrak air memiliki kemampuan mereduksi yang paling tinggi yaitu sebesar 0.432. Hal ini sejalan dengan uji DPPH, serta didukung oleh kadar total fenol dan asam fitat yang tinggi pada ekstrak air dan komponen fitokimia yang banyak terdapat pada ekstrak air seperti fenol hidrokuinon, saponin, tanin, steroid, triterpenoid dan alkaloid yang dapat bersifat sebagai antioksidan. Hasil pengukuran selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3. EA= Ekstrak Air; FP= Fraksi Protein; FNP= Fraksi Nonprotein; EKM= Ekstrak Kloroform-Metanol; EEA= Ekstrak Etil Asetat Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama pada grafik menunjukkan nilai tidak berbeda nyata uji Duncan α = 5 Gambar 9. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kacang Komak Metode Uji Aktivitas Kemampuan Mereduksi Kemampuan mereduksi ekstrak kacang komak lebih kecil bila dibandingkan kemampuan mereduksi Mucuna pruriens velvet beans. Hal ini dapat dilihat dari besarnya konsentrasi yang diperlukan pada ekstrak 32 kacang komak untuk pengujian kemampuan mereduksi. Menurut Rajeshwar et al. 2005, kemampuan mereduksi Mucuna pruriens velvet beans meningkat dengan meningkatnya jumlah sampel. Pada konsentrasi 0.125 mgml, Mucuna pruriens velvet beans memiliki absorbansi sebesar 0.485. Sedangkan ekstrak air kacang komak yang memiliki absorbansi yang paling tinggi yaitu sebesar 0.432 membutuhkan konsentrasi sebesar 5 mgml ekstrak kacang komak. Data hasil pengukuran aktivitas antioksidan dengan metode uji aktivitas kemampuan mereduksi selanjutnya dianalisis secara statistik dengan menggunakan analisis ragam dan dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan pada selang kepercayaan 95. Hasil pengolahan statistik data hasil pengukuran aktivitas antioksidan dengan metode uji aktivitas kemampuan mereduksi dapat dilihat pada Lampiran 9. Data hasil pengolahan analisis ragam menunjukkan bahwa nilai signifikansi sampel adalah 0.000 sedangkan nilai signifikansi level adalah 0.05. Nilai signifikansi sampel yang lebih kecil daripada nilai signifikansi level menunjukkan bahwa pada selang kepercayaan 95, sampel ekstrak kacang komak yang diujikan berbeda nyata. Data hasil pengolahan dengan uji lanjut Duncan Lampiran 9 menunjukkan bahwa kelima sampel terbagi dalam empat subset. Sampel 1 ekstrak air berbeda nyata dengan sampel 4 ekstrak kloroform-metanol, berbeda nyata dengan sampel 5 ekstrak etil asetat serta berbeda nyata dengan sampel 2 fraksi protein dan sampel 3 fraksi nonprotein. Sampel 2 fraksi protein tidak berbeda nyata dengan sampel 3 fraksi nonprotein.

D. UJI KIMIA 1. Total Fenol