GRAFIK MASA TANAM TERBAIK
0,2 0,4
0,6 0,8
1 1,2
1 J
a n
1 F
eb 1
M a
r 1
A p
r 1
M ei
1 J
un 1
J ul
1 A
g t
1 S
ep 1
O k
t 1
N o
v 1
D es
Tanggal Tanam E
T R
E T
M
20 40
60 80
100 120
R L
Y
ETRETM RLY
Gambar 15. Grafik tanggal tanam terbaik tahun 2006 afdeling Bokor Berdasarkan hasil simulasi dapat diketahui
masa tanam terbaik tahun 2006 untuk afdeling Condong dan afdeling Bokor terjadi di awal
dan di akhir tahun, yaitu pada periode dasaharian ke satu bulan Januari sampai dengan dasaharian ke satu bulan Pebruari dan periode dasaharian
ke satu bulan November sampai dengan dasaharian ke tiga bulan Desember. Hal tersebut didasarkan pula dengan besarnya nilai ETRETM
di atas 0,80 dan nilai RLY di bawah 20 seperti yang terlihat pada gambar 14 dan gambar 15.
C. Kebutuhan Air Tanaman Jarak
Hasil simulasi menunjukkan bahwa guna menghindari resiko penurunan hasil akibat adanya cekaman air, penanaman tanaman jarak dapat
dilakukan pada periode-periode tanggal masa tanam terbaik untuk setiap tahunnya. Akan tetapi, dalam periode-periode tersebut tambahan air irigasi
tetap diperlukan untuk menghindari penurunan hasil yang besar namun, jumlah kebutuhan air tanaman jarak pagar akan berbeda untuk setiap tanggal
penanamannya. Hal tersebut terjadi dikarenakan adanya pengaruh iklim yang berbeda untuk setiap tanggal tanam dalam siklus pertumbuhannya. Proses dan
hasil simulasi program WARM disajikan pada lampiran 6.
Simulasi tahun 1999 tahun normal yang memiliki tanggal masa tanam terbaik pada periode dasaharian ke satu bulan Januari sampai dengan
dasaharian ke satu bulan Pebruari serta pada periode dasaharian ke satu bulan Agustus sampai dengan dasaharian ke satu bulan Desember, besarnya
penurunan hasil RLY yang mendekati batas toleransinya 20 pada periode-periode tanggal masa tanam terbaik tersebut, terjadi pada tanggal 1
Agustus 1999. Hasil simulasi analisis kebutuhan air tanaman jarak untuk tanggal
tanam 1 Agustus 1999 untuk afdeling Condong disajikan pada tabel 11. Tabel 11. Hasil simulasi, tanggal tanam 1 Agustus 1999 afdeling Condong
Fase penologi Instalasi Vegetatif Pembungaan
Pembentukan Hasil
Pemasakan Waktu hari
35 40
25 25
10 Hujan mm
0.00 87.10
145.40 259.90
61.80 ETo mm
116.40 149.40
95.30 95.70
37.60 ETc mm
50.30 152.66
103.42 90.48
23.00 ETR mm
0.00 18.03
89.47 53.65
16.81 Penurunan hasil
5.00 17.64
14.83 30.53
5.38
Pada tabel 11, untuk afdeling Condong dengan tanggal tanam 1 Agustus 1999, air irigasi sangat dibutuhkan pada fase pembentukan hasil. Jika
pada fase tersebut tidak diberikan tambahan air irigasi maka akan terjadi penurunan hasil sekitar 30,53 . Besarnya persentase penurunan hasil tersebut
dapat ditekan dengan memberikan tambahan air irigasi. Jumlah air irigasi yang dibutuhkan untuk afdeling Condong dengan tanggal tanam 1 Agustus 1999
disajikan pada tabel 12. Tabel 12. Kebutuhan irigasi, tanggal tanam 1 Agustus 1999 afdeling Condong
Fase penologi Instalasi Vegetatif Pembungaan
Pembentukan Hasil
Pemasakan Waktu hari
35 40
25 25
10 Irigasi mm
0.00 0.00
0.00 29.61
0.00 ETo mm
116.40 149.40
95.30 95.70
37.60 ETc mm
50.30 152.66
103.42 90.48
23.00 ETR mm
0.00 18.03
89.47 70.87
16.81 Penurunan hasil
5.00 17.64
14.83 16.26
5.38
Pada tabel 12, air irigasi yang dapat diberikan guna menekan besarnya persentase penurunan hasil yang terjadi akibat cekaman air pada fase
pembentukkan hasil adalah 29,61 mm. Air irigasi yang diberikan selama fase pembentukan hasil tersebut 29,61 mm untuk 25 hari atau sama dengan 1,18
mmhari yang diberikan mulai umur 100 hari sampai umur 125 hari setelah tanam, merupakan pemberian tambahan air irigasi sebesar 50 dari total
kebutuhan air irigasinya. Akan tetapi, dengan pemberian air irigasi tersebut kemungkinan penurunan hasil dapat ditekan menjadi sebesar 16,26 .
Hasil simulasi analisis kebutuhan air tanaman jarak untuk tanggal tanam 1 Agustus 1999 untuk afdeling Bokor disajikan pada tabel 13.
Tabel 13. Hasil simulasi, tanggal tanam 1 Agustus 1999 afdeling Bokor
Fase penologi Instalasi Vegetatif Pembungaan
Pembentukan Hasil
Pemasakan Waktu hari
35 40
25 25
10 Hujan mm
0.00 87.10
145.40 259.90
61.80 ETo mm
116.40 149.40
95.30 95.70
37.60 ETc mm
50.30 152.66
103.42 90.48
23.00 ETR mm
0.00 18.02
90.82 54.42
17.56 Penurunan hasil
5.00 17.64
13.40 29.89
4.73
Hasil simulasi tanggal tanam 1 Agustus 1999 untuk afdeling Bokor menunjukkan bahwa, untuk tanggal tanam tersebut tanaman jarak
membutuhkan tambahan air irigasi terutama pada fase pembentukan hasil. Namun, tanpa adanya tambahan irigasi besarnya persentase penurunan hasil
yang mungkin terjadi pada afdeling Bokor akan lebih rendah dari penurunan hasil pada afdeling Condong, yaitu hanya sebesar 29,89 . Untuk
mendapatkan besarnya penurunan hasil yang dibawah batas toleransinya dibawah 20 , dapat pula diberikan tambahan air irigasi. Kebutuhan air
irigasi untuk afdeling Bokor pada tanggal tanam tersebut disajikan pada tabel 14.
Tabel 14. Kebutuhan irigasi, tanggal tanam 1 Agustus 1999 afdeling Bokor
Fase penologi Instalasi Vegetatif Pembungaan
Pembentukan Hasil
Pemasakan Waktu hari
35 40
25 25
10 Irigasi mm
0.00 0.00
0.00 30.19
0.00 ETo mm
116.40 149.40
95.30 95.70
37.60 ETc mm
50.30 152.66
103.42 90.48
23.00 ETR mm
0.00 18.02
90.82 72.33
17.56 Penurunan hasil
5.00 17.64
13.40 15.04
4.73
Pada tabel 14, irigasi yang dapat diberikan adalah sebesar 30,19 mm selama 25 hari pada fase pembentukkan hasilnya atau sama dengan
1,21 mmhari. Dengan pemberian air irigasi sebesar 1,21 mmhari 50 dari total kebutuhan air irigasinya mulai umur tanaman 100 hari sampai dengan
125 hari setelah tanam, maka penurunan hasilnya dapat ditekan menjadi 15,04 . Pemberian irigasi sebesar 25 dari kebutuhan air pada fase tersebut
sebaiknya tidak dilakukan karena persentase penurunan hasil yang terjadi akan tetap berada di atas batas toleransinya.
Simulasi tahun 2005 tahun basah, untuk afdeling Condong didapatkan hasil penentuan tanggal masa tanam terbaik tanaman jarak pagar
yang terjadi pada periode periode dasaharian ke satu bulan Januari sampai dengan dasaharian ke satu bulan Mei, periode dasaharian ke satu bulan Juli
sampai dengan dasaharian ke satu bulan November serta pada periode dasaharian ke dua dan dasaharian ke tiga bulan Desember. Pada selang waktu
periode tersebut besarnya persentase penurunan hasil yang mendekati batas toleransinya terjadi pada 1 November 2005, hasil simulasi analisis kebutuhan
air tanaman jarak untuk tanggal tanam 1 November 2005 untuk afdeling Condong disajikan pada tabel 15.
Tabel 15. Hasil simulasi, tanggal tanam 1 November 2005 afdeling Condong
Fase penologi Instalasi Vegetatif Pembungaan
Pembentukan Hasil
Pemasakan Waktu hari
35 40
25 25
10 Hujan mm
312.40 385.30
17.00 156.50
84.00 ETo mm
125.70 150.70
95.70 96.90
38.90 ETc mm
50.20 143.68
111.16 94.87
24.78 ETR mm
48.08 143.68
92.64 57.79
24.78 Penurunan hasil
0.21 0.00
18.32 29.31
0.00
Berdasarkan tabel 15 dapat diketahui, bahwa untuk afdeling Condong apabila tanaman jarak pagar ditanam pada tanggal 1 November 2005 dengan
hanya mengandalkan curah hujan yang ada, maka pada fase-fase awalnya instalasi, vegetatif dan pembungaan tidak akan mengalami kekurangan air.
Akan tetapi jika pada fase pembentukkan hasil pemenuhan kebutuhan airnya tetap hanya mengandalkan dari air hujan saja, maka tanaman jarak akan
mengalami kekurangan air. Besarnya persentase penurunan hasil akibat kekurangan air pada fase tersebut adalah 29,31 . Untuk mengurangi besarnya
persentase pengurangan hasil yang terjadi, maka dapat dilakukan pemberian air irigasi. Besarnya irigasi yang dapat diberikan untuk afdeling Condong pada
tanggal tanam tersebut disajikan pada tabel 16. Tabel 16. Kebutuhan irigasi, tanggal tanam 1 November 2005 afdeling Condong
Fase penologi Instalasi Vegetatif Pembungaan
Pembentukan Hasil
Pemasakan Waktu hari
35 40
25 25
10 Irigasi mm
0.00 0.00
0.00 14.30
0.00 ETo mm
125.70 150.70
95.70 96.90
38.90 ETc mm
50.20 143.68
111.16 94.87
24.78 ETR mm
48.08 143.68
92.64 70.86
24.78 Penurunan hasil
0.21 0.00
18.32 18.98
0.00
Pada tabel 16, irigasi yang dapat diberikan pada fase pembentukkan hasil tersebut adalah sebesar 14,30 mm selama 25 hari 0,57 mmhari.
Besarnya irigasi 0,57 mmhari selama fase pembentukkan hasil merupakan jumlah irigasi sebesar 25 dari total kebutuhan irigasinya. Dengan
memberikan air irigasi sebesar 0,57 mmhari selama fase pembentukkan hasil tersebut persentase penurunan hasilnya akan berkurang menjadi 18,98 .
Namun, besarnya penurunan hasil itu masih dapat ditekan dengan memberikan air irigasi yang lebih banyak lagi lebih dari 25 kebutuhannya.
Hasil simulasi tahun tanam 2005 untuk afdeling Bokor memiliki periode tanggal masa tanam terbaik yang sama dengan afdeling Condong.
Selain itu, besarnya persentase penurunan hasil yang mendekati batas toleransinya terjadi pada tanggal yang sama pula yaitu pada tanggal
1 November 2005. Sama halnya dengan hasil simulasi tahun 1999, walaupun pada afdeling Bokor periode tanggal tanam terbaik dan terjadinya persentase
penurunan hasil yang mendekati batas toleransinya terjadi pada waktu yang sama dengan yang terjadi pada afdeling Condong, tetapi besarnya kebutuhan
air irigasinya akan berbeda. Hasil simulasi analisis kebutuhan air tanaman jarak untuk tanggal tanam 1 November 2005 untuk afdeling Bokor disajikan
pada tabel 17. Tabel 17. Hasil simulasi, tanggal tanam 1 November 2005 afdeling Bokor
Fase penologi Instalasi Vegetatif Pembungaan
Pembentukan Hasil
Pemasakan Waktu hari
35 40
25 25
10 Hujan mm
312.40 385.30
17.00 156.50
84.00 ETo mm
125.70 150.70
95.70 96.90
38.90 ETc mm
50.20 143.68
111.16 94.87
24.78 ETR mm
48.07 143.68
96.76 60.22
24.78 Penurunan hasil
0.21 0.00
14.25 27.39
0.00
Hasil simulasi tanggal tanam 1 November 2005 pada tabel 17 menunjukkan bahwa untuk afdeling Bokor kebutuhan air pada fase instalasi,
vegetatif dan pembungaan dapat terpenuhi dari air hujan. Hal tersebut terlihat dari besarnya persentase penurunan hasil pada ketiga fase tersebut yang cukup
rendah dibawah 20 . Akan tetapi, jika pemenuhan kebutuhan air pada fase berikutnya tetap hanya memanfaatkan air hujan saja, maka tanaman jarak akan
mengalami kekurangan air pada fase pembentukkan hasilnya. Kekurangan air pada fase tersebut akan menyebabkan penurunan hasil sebesar 27,39 . Untuk
mengurangi persentase penurunan hasil hingga dibawah 20 , dapat dilakukan penambahan air melalui irigasi. Irigasi yang dapat diberikan untuk afdeling
Bokor dengan tanggal tanam 1 November 2005 disajikan pada tabel 18. Tabel 18. Kebutuhan irigasi, tanggal tanam 1 November 2005 afdeling Bokor
Fase penologi Instalasi Vegetatif Pembungaan
Pembentukan Hasil
Pemasakan Waktu hari
35 40
25 25
10 Irigasi mm
0.00 0.00
0.00 15.40
0.00 ETo mm
125.70 150.70
95.70 96.90
38.90 ETc mm
50.20 143.68
111.16 94.87
24.78 ETR mm
48.07 143.68
96.76 73.36
24.78 Penurunan hasil
0.21 0.00
14.25 17.00
0.00
Besarnya jumlah air irigasi yang dapat diberikan selama 25 hari fase pembentukkan hasil berlangsung adalah 15,40 mm. Jumlah air irigasi yang
diberikan sebesar 15,40 mm selama 25 hari 0,62 mmhari tersebut merupakan jumlah irigasi sebesar 25 dari total kebutuhannya. Dengan adanya pemberian
air irigasi, persentase penurunan hasil yang mungkin terjadi dapat dikurangi hingga dibawah 20 , yaitu menjadi 17,00 . Sedangkan untuk fase
pertumbuhan berikutnya fase pemasakan tidak akan mengalami kekurangan air yang dapat menyebabkan penurunan hasil jika pemenuhan kebutuhan airnya
hanya mengandalkan dari curah hujan saja. Hasil simulasi tahun tanam 2006 tahun kering dengan tanggal masa
tanam terbaiknya yang pada periode dasaharian ke satu bulan Januari sampai dengan dasaharian ke satu bulan Pebruari dan periode dasaharian ke satu bulan
November sampai dengan dasaharian ke tiga bulan Desember, untuk afdeling Condong, tanggal tanam dengan persentase penurunan hasil yang mendekati
batas kritisnya terjadi pada tanggal 1 Januari 2006. Hasil simulasi tanggal tanam 1 Januari 2006 untuk afdeling Condong disajikan pada tabel 19.
Tabel 19. Hasil simulasi, tanggal tanam 1 Januari 2006 afdeling Condong
Fase penologi Instalasi Vegetatif Pembungaan
Pembentukan Hasil
Pemasakan Waktu hari
35 40
25 25
10 Hujan mm
162.30 249.50
59.50 77.50
18.50 ETo mm
132.90 154.70
90.40 84.50
31.70 ETc mm
56.41 146.06
104.46 85.98
21.13 ETR mm
56.41 129.71
85.41 76.29
11.19 Penurunan hasil
0.00 2.24
20.07 8.46
9.41
Dari tabel 19, diketahui bahwa untuk afdeling Condong jika pemenuhan kebutuhan air hanya memanfaatkan air hujan, tanaman jarak akan tidak akan
mengalami kekurangan air, kecuali pada fase pembungaannya. Hal itu dapat diketahui dengan besarnya persentase penurunan hasil di atas 20 pada fase
pembungaan tersebut. Besarnya persentase penurunan hasil tanpa adanya tambahan irigasi pada fase tersebut adalah 20,07 . Persentase penurunan hasil
tersebut dapat dikurangi dengan memberikan tambahan air irigasi yang besarnya disajikan pada tabel 20.
Tabel 20. Kebutuhan irigasi, tanggal tanam 1 Januari 2006 afdeling Condong
Fase penologi Instalasi Vegetatif Pembungaan
Pembentukan Hasil
Pemasakan Waktu hari
35 40
25 25
10 Irigasi mm
0.00 0.00
14.63 0.00
0.00 ETo mm
132.90 154.70
90.40 84.50
31.70 ETc mm
56.41 146.06
104.46 85.98
21.13 ETR mm
56.41 129.71
95.03 79.28
11.19 Penurunan hasil
0.00 2.24
9.94 5.84
9.41
Irigasi yang dapat diberikan adalah sebesar 14,63 mm untuk 25 hari atau 0,59 mmhari selama fase pembungaan berlangsung. Besarnya jumlah
irigasi tersebut merupakan 25 dari total kebutuhan irigasinya.Dengan memberikan tambahan irigasi maka persentase penurunan hasil akibat
kekurangan air pada fase pembungaan tersebut dapat ditekan menjadi 9,94 . Selain itu, tanpa memberikan tambahan irigasi pada fase berikutnya,
persentase kemungkinan penurunan hasil yang terjadi akibat kekurangan air pada fase pembentukkan hasil pun akan mengalami penurunan dari 8,46
menjadi 5,84 . Hal ini disebabkan oleh adanya pemberian irigasi sebesar 0,59 mmhari selama fase pembungaan berlangsung.
Untuk afdeling Bokor berdasarkan hasil simulasi tahun tanam tahun 2006, selama periode tanggal masa tanam terbaiknya didapatkan tanggal
tanam dengan persentase penurunan hasil yang mendekati batas toleransinya terjadi pada tanggal 11 Januari 2006. Hasil simulasi tanggal tanam 11 Januari
2006 untuk afdeling Bokor disajikan pada tabel 21. Tabel 21. Hasil simulasi, tanggal tanam 11 Januari 2006 afdeling Bokor
Fase penologi Instalasi Vegetatif Pembungaan
Pembentukan Hasil
Pemasakan Waktu hari
35 40
25 25
10 Hujan mm
55.30 244.50
91.00 52.00
7.50 ETo mm
134.30 152.90
88.30 81.50
30.20 ETc mm
54.84 144.75
101.78 83.77
19.37 ETR mm
53.43 141.05
84.89 67.04
6.42 Penurunan hasil
0.13 0.51
18.25 14.98
13.37
Berdasarkan tabel 21, diketahui bahwa untuk afdeling Bokor tanggal tanam 11 Januari 2006, dengan mengandalkan curah hujan yang ada,
sebenarnya untuk setiap fase tidak akan memberikan persentase kehilangan hasil yang melebihi 20 . Akan tetapi, untuk mengurangi persentase
kemungkinan penurunan hasil, dapat dilakukan pemberian irigasi pada fase pembungaan dan pembentukkan hasilnya. Besarnya jumlah irigasi yang dapat
diberikan untuk afdeling Bokor pada tanggal tanam tersebut disajikan pada tabel 22.
Tabel 22. Kebutuhan irigasi, tanggal tanam 11 Januari 2006 afdeling Bokor
Fase penologi Instalasi Vegetatif Pembungaan
Pembentukan Hasil
Pemasakan Waktu hari
35 40
25 25
10 Irigasi mm
0.00 0.00
15.93 15.22
0.00 ETo mm
134.30 152.90
88.30 81.50
30.20 ETc mm
54.84 144.75
101.78 83.77
19.37 ETR mm
53.43 141.05
95.48 71.76
9.91 Penurunan hasil
0.13 0.51
6.81 10.75
9.77
Pada tabel 22, besarnya irigasi yang dapat diberikan selama 25 hari pada fase pembungaan adalah 15,93 mm atau sama dengan 0,64 mmhari,
sedangkan pada fase pembentukkan hasil sebesar 15,22 mm atau sama dengan 0,61 mmhari. Dengan adanya pemberian irigasi sebesar itu, pada fase
pembunggan persentase kemungkinan penurunan hasil dapat ditekan dari 18,25 menjadi 6,81 , sedangkan pada fase pembentukkan hasil
kemungkinan penurunan hasilnya dapat ditekan dari 14,98 menjadi 10,75 . Selain itu, pemberian pada fase-fase tersebut akan menurunkan persentase
penurunan hasil pada fase pemasakkan dari 13,37 menjadi 9,77 . Untuk tahun 2006, pada afdeling Condong dan afdeling Bokor di
perkebunan PT. Condong Garut telah dilakukan penanaman tanaman jarak pada tanggal 20 Pebruari 2006. Walaupun berdasarkan hasil program WARM
memperlihatkan tanggal tanam 20 Pebruari 2006 tidak termasuk kedalam periode tanggal masa tanam terbaiknya, namun dilakukan pula simulasi analisis
kebutuhan airnya. Hasil simulasi tanggal tanam 20 Pebruari 2006 untuk afdeling Condong disajikan pada tabel 23.
Tabel 23. Hasil simulasi, tanggal tanam 20 Pebruari 2006 afdeling Condong
Fase penologi Instalasi Vegetatif Pembungaan
Pembentukan Hasil
Pemasakan Waktu hari
35 40
25 25
10 Hujan mm
244.50 124.50
27.50 11.00
0.00 ETo mm
133.60 138.10
77.00 72.90
28.40 ETc mm
54.99 135.30
87.81 76.50
19.21 ETR mm
54.60 124.06
48.15 16.62
0.00 Penurunan hasil
0.04 1.66
49.69 58.71
20.00
Berdasarkan hasil simulasi program WARM yang disajikan pada tabel 23, penanaman pada tanggal 20 Pebruari 2006, untuk afdeling Condong jika
tidak diberikan irigasi akan mengalami kekurangan air pada fase pembungaan, pembentukan hasil atau fase pemasakkan. Hal tersebut dapat terlihat dari
besarnya persentase penurunan hasil yang melebihi 20 pada ketiga fase tersebut. Persentase penurunan hasil akibat kekurangan air pada fase
pembungaan adalah 49,69 , pada fase pembungaan sebesar 58,71 , sedangkan pada fase pemasakkan sebesar 20,00 . Besarnya persentase
penurunan hasil tersebut dapat ditekan hingga dibawah 20 dengan memberikan irigasi, seperti yang disajikan pada tabel 24.
Tabel 24. Kebutuhan irigasi, tanggal tanam 20 Pebruari 2006 afdeling Condong
Fase penologi Instalasi Vegetatif Pembungaan
Pembentukan Hasil
Pemasakan Waktu hari
35 40
25 25
10 Irigasi mm
0.00 0.00
27.65 84.00
0.00 ETo mm
133.60 138.10
77.00 72.90
28.40 ETc mm
54.99 135.30
87.81 76.50
19.21 ETR mm
54.60 124.06
74.75 72.32
13.58 Penurunan hasil
0.04 1.66
16.35 4.10
5.86
Untuk fase pembungaan irigasi yang dapat diberikan sebesar 1,11 mmhari selama 25 hari. Irigasi sebesar itu merupakan pemberian irigasi
sebesar 50 dari total kebutuhannya. Besarnya persentase penurunan hasil akibat pemberian air irigasi adalah menjadi 16,35 .
Akan tetapi, jika irigasi hanya diberikan pada fase pembungaan saja sedangkan pada fase pembentukkan hasil tidak diberi tambahan irigasi, maka
pada fase pembentukkan hasil akan mengalami kekurangan air yang
ditunjukkan dengan persentase penurunan hasil sebesar 58,71 . Oleh karena itu, pada fase pembentukkan hasil pun perlu diberikan air irigasi. Besarnya
irigasi yang harus diberikan selama fase pembentukkan hasil agar persentase penurunan hasilnya menjadi dibawah 20 adalah 3,36 mmhari 75 dari
total kebutuhannya. Akan tetapi untuk fase berikutnya fase pemasakkan, persentase kemungkinan penurunan hasilnya dapat tertekan dari 20,00
menjadi 5,86 akibat pemberian irigasi pada fase pembungaan dan fase pembentukkan hasil.
Sama halnya dengan afdeling Condong, untuk afdeling Bokor dengan tanggal tanam 20 Pebruari 2006, akan mengalami kekurangan air pada fase
pembungaan, pembentukan hasil atau fase pemasakkan. Hal tersebut dapat terlihat dari besarnya persentase penurunan hasil yang melebihi 20 pada
ketiga fase tersebut. Hasil simulasi tanggal tanam 20 Pebruari 2006 untuk afdeling Bokor disajikan pada tabel 24.
Tabel 25. Hasil simulasi, tanggal tanam 20 Pebruari 2006 afdeling Bokor
Fase penologi Instalasi Vegetatif Pembungaan
Pembentukan Hasil
Pemasakan Waktu hari
35 40
25 25
10 Hujan mm
244.50 124.50
27.50 11.00
0.00 ETo mm
133.60 138.10
77.00 72.90
28.40 ETc mm
54.99 135.30
87.81 76.50
19.21 ETR mm
54.72 127.09
50.48 18.04
0.00 Penurunan hasil
0.02 1.21
46.76 57.31
20.00
Persentase penurunan hasil akibat kekurangan air pada fase pembungaan adalah 46,76 , pada fase pembentukkan hasil sebesar 57,31
sedangkan pada fase pemasakkan sebesar 20,00 . Untuk menekan persentase penurunan hasil yang mungkin terjadi dapat dilakukan dengan memberikan
irigasi. Besarnya irigasi yang dapat diberikan untuk afdeling Bokor pada tanggal tanam tersebut disajikan pada tabel 25.
Tabel 26. Kebutuhan irigasi, tanggal tanam 20 Pebruari 2006 afdeling Bokor
Fase penologi Instalasi Vegetatif Pembungaan
Pembentukan Hasil
Pemasakan Waktu hari
35 40
25 25
10 Irigasi mm
0.00 0.00
31.31 47.02
15.76 ETo mm
133.60 138.10
77.00 72.90
28.40 ETc mm
54.99 135.30
87.81 76.50
19.21 ETR mm
54.72 127.09
80.86 69.87
81.35 Penurunan hasil
0.02 1.21
8.70 6.50
16.27
Irigasi yang dapat diberikan selama 25 hari pada fase pembungaan tersebut adalah sebesar 1,25 mmhari. Dengan memberikan irigasi sebesar 1,25
mmhari 50 dari total kebutuhannya persentase penurunan hasilnya akan menjadi 8,70 .
Akan tetapi, jika irigasi hanya diberikan pada fase pembungaan saja dan pada fase berikutnya hanya mengandalkan curah hujan, maka pada fase
pembentukkan hasil akan mengalami kekurangan air yang ditunjukkan dengan persentase penurunan hasil sebesar 57,31 . Oleh karena itu, pada fase
pembentukkan hasil pun perlu diberikan air irigasi sebesar 1,88 mmhari 75 dari total kebutuhannya, sehingga persentase penurunan hasilnya menjadi
dibawah 20 , yaitu menjadi sebesar 6,50 . Pada fase pemasakkan, jika hanya mengandalkan curah hujan yang ada
dan tidak diberikan irigasi maka pada fase tersebut mungkin akan mengalami kekurangan air yang ditunjukkan dengan besarnya persentase penurunan hasil
sebesar 20,00 , walaupun pada fase-fase sebelumnya diberikan tambahan irigasi. Untuk mengurangi persentase tersebut dapat diberikan irigasi sebesar
1,58 mmhari 25 dari total kebutuhannya sehingga persentase penurunan hasilnya menjadi 16,27 .
D. Aplikasi Teknologi Irigasi