Panen dan Produktivitas Tanaman Jarak Pagar Jatropha curcas L.

pagar dikenal sebagai tanaman yang beracun dan memiliki sifat sebagai insektisida, tetapi beberapa hama dan penyakit dilaporkan telah menyerang tanaman ini dan menyebabkan kerusakan ekonomis pada perkebunan jarak. Beberapa jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman jarak pagar disajikan pada tabel 2. Tabel 2. Hama dan Penyakit tanaman jarak pagar Hamapenyakit Kerusakan dan gejala Julus sp.millipede kematian total bibit Oedaleus senegalensis locust kerusakan dan dan bibit Lepidopterae larvae lubang-lubang pada daun Pinnaspis strachani cushion scale matinya percabangan Ferrisia virgata wooly aphid matinya percabangan Calidea dregei blue bug menghisap buah Nezara viridula green stink bug menghisap buah Spodoptera litura larva di atas daun Phytoptora spp., phytum spp., etc kematian bibit, busuk akar Helminthosporium tertramera bercak-bercak daun Pestalotiopsis paraguarensis bercak-bercak daun Pestalotiopsis versicolor bercak-bercak daun Cercospora jatrophae-curcas bercak-bercak daun Sumber : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

3. Panen dan Produktivitas

Menurut Hariyadi 2005, tanaman jarak pagar Jatropha curcas mulai berbunga setelah umur 3 – 4 bulan, sedangkan pembentukan buah mulai umur 4 – 5 bulan. Pemanenan dapat dilakukan jika buah telah masak. Buah dikatakan masak jika kulit buah berwarna kuning, yang kemudian akan mengering dan kulit bijinya akan mengeras dan berwarna hitam. Buah-buah yang telah mengering tersebut akan tetap menempel pada percabangan tanaman. Menurut Nurhayati 2006, biasanya buah matang panen pertama setelah tanaman berumur 5 – 8 bulan. Proses pematangan buah Jatropha curcas tidak serentak sehingga pengawasan panen harus ketat agar buah yang masih hijau tidak ikut terpanen. Pemanenan dilakukan dengan memetik buah yang telah matang dengan menggunakan tangan atau gunting. Akan tetapi, cara terbaik untuk memetik buah jarak adalah dengan menggunakan galah yang diberi kantung pada ujungnya, sehingga buah akan jatuh dan terkumpul ke dalam kantung tersebut Mahmud, 2005. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktifitas tanaman jarak antara lain varietas, umur tanaman, pengairan, iklim dan tanah Nurcholis, 2007. Produksi jarak pagar pada berbagai kondisi lahan dan dalam kondisi penanaman alami tanpa pemupukkan disajikan pada tabel 3. Tabel 3. Poduksi jarak pagar pada berbagai kondisi lahan Parameter Jarak tanam m Jumlah tanaman per hektare Hasil Minyak jarak Bungkil dan cangkang bijitanaman bijiha g kg kg kg Tanah tidak subur 2 x 1,5 3.300 200 670 220 450 Kesuburan sedang 2 x 2 2.500 1.000 2.500 830 1.625 Tanah subur 2 x 3 1.670 2.500 4.175 1.461 2.714 Sumber : Wahyudin, 2005 Menurut Nurhayati 2006, Produktifitas tanaman jarak berkisar antara 3 – 4 kg bijipohontahun. Jika populasi tanaman 2500 pohonha maka tingkat produktifitas antara 5 – 10 ton bijiha. Sedangkan Hariyadi 2005, mengatakan bahwa produktivitas tanaman jarak pagar berkisar antara 3,5 – 4,5 kg bijipohontahun. Dengan t i ngk at populasi t an am an an t ar a 2 50 0 – 3 300 pohon ha, m aka t ingkat pr odukt ivit as ant ar a 8 – 15 t on biji h a. Produksi tanaman jarak pagar akan stabil setelah berumur 1 tahun.

B. Program CWB dan WARM

Program ini dibuat oleh CIRAD, Prancis pada tahun 2001. Program ini digunakan untuk mendukung penyusunan data kebutuhan air tanaman. Oleh karena itu, program ini dicoba dipergunakan dalam penelitian kebutuhan air tanaman jarak yang dilakukan di perkebunan PT. Condong Garut. Kekeringan pada lahan tadah hujan akan memberikan dampak pada penurunan produksi dan bahkan kegagalan panen. Pada tingkat pengambilan kebijakan perlu disusun strategi antisipasi untuk mengatasi masalah ini. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menyediakan informasi mengenai pengaruh iklim terhadap pertanaman setempat bersifat lokal baik untuk: 1 mengetahui kondisi pertanaman yang ada monitoringevaluasi, 2 menentukan waktu tanam terbaik prediksievaluasi dan 3 menentukan dosis volume dan interval irigasi suplementer yang perlu diaplikasikan. Untuk membantu proses tersebut diperlukan suatu sistem informasi agroklimat dengan memadukan unsur iklim, tanaman dan tanah dengan pengembangannya. Untuk monitoring dan perencanaan pertanaman perpaduan yang ada diharapkan dapat dijadikan alat bantu penyusunan skenario pengaturan waktu tanam dan irigasi sehingga dapat disusun perencanaan usaha tani dengan hasil yang diharapkan.

1. Program CWB Crop Water Balance

Program CWB-Eto merupakan suatu penyederhanaan sistem yang teratur antara unsur iklim curah hujan dan evapotranspirasi, tanah, tanaman, dan produksi kedalam bentuk makro software excel. Tujuan dari program ini adalah : a Menghitung indeks kecukupan air tanaman setiap skenario tanggal tanam b Menghitung persentase kehilangan hasil tanaman setiap skenario tanggal tanam c Menentukan saat tanam berdasarkan indeks kecukupan air dan persentase kehilangan hasil