b. Persiapan Lahan
Jarak pagar tumbuh baik pada lahan gembur dengan drainase yang baik. Pertumbuhan awal tanaman di lapang akan sangat
menentukan pertumbuhan selanjutnya Mahmud, 2005. Kegiatan persiapan lahan yang dapat dilakukan sebelum tanaman ditanam
meliputi pengolahan tanah, pengajiran dan pembuatan lubang tanam. Lahan yang akan ditanami dibersihkan dari semak belukar, terutama
pada daerah disekitar calon tempat tanam. Pengolahan tanah terutama dilakukan pada lahan bukaan baru,
sedangkan pada lahan garapan dapat langsung dilakukan pembuatan lubang tanam. Menurut Hasnam 2005, untuk memperoleh
pertumbuhan yang cepat dan optimal, lahan kebun jarak pagar diolah dan dibersihkan dari gulma akar tanaman lainnya yang akan
mengganggu pertumbuhan. Pengajiran dilakukan dilakukan dengan menancapkan ajir dari
bambu atau batang kayu dengan jarak tanam disesuaikan dengan populasi tanaman yang diharapkan. Penanaman jarak pagar dapat
dilakukan dengan jarak tanam 2,0 m x 3,0 m populasi 1600 pohonha, 2,0 m x 2,0 m populasi 2500 pohonha atau 1,5 m x
2,0 m populasi 3300 phonha. Umumnya jarak lubang tanam 2,0 m x 2,0 m dengan ukuran 30 cm x 30 cm x 30 cm Prihandana,2006.
Pembuatan lubang tanam bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan bibit pada fase awal sehingga tanaman bisa tumbuh kuat
menghadapi cekaman lingkungan. Selain itu, jarak dan ukuran lubang tanam ditentukan pula oleh kemiringan tanah, ketersediaan air dan
kesuburan tanah. Pada lahan miring sebaiknya digunakan sistem kontur dengan jarak dalam barisan 1,5 m.
c. Pembibitan
Proses pembibitan tanaman jarak pagar dapat dilakukan di polibag atau bedengan. Lama pembibitan sekitar 2 – 3 bulan. Menurut
Hasnam 2005, untuk mengusahakan jarak pagar, dalam memilih bahan tanaman harus memperhatikan potensi genetik serta viabilitas
benih bibit yang akan ditanam. Dari segi genetik, bahan tanaman yang digunakan sebaiknya adalah bahan yang memiliki potensi
produksi tinggi, cepat berproduksi berumur relatif genjah dan memiliki daya adaptasi tinggi terhadap kondisi lingkungan yang
kurang menguntungkan. Disamping potensi genetik, viabilitas benih juga merupakan hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan bahan
tanaman. Tanaman jarak pagar dapat diperbanyak dengan biji generatif
atau dengan setek vegetatif. Menurut Mahmud 2005, penanaman jarak pagar untuk memproduksi bahan baku minyak sebaiknya
menggunakan bahan tanaman hasil pembibitan dari biji, sedangkan untuk pagar dan pencegah erosi dapat ditanam langsung baik berupa
biji maupun setek. Kelebihan bahan tanaman dari setek adalah tanaman yang dihasilkan secara genetik sama persis dengan induknya,
sedangkan bahan tanaman dari biji akan berbeda karena sifat tanaman yang menyerbuk silang. Biji yang baik berasal dari kapsul yang masak
berwarna kuning, biasanya berumur lebih kurang 90 hari setelah bunga mekar. Akan tetapi, bila menggunakan setek, dapat diambil dari
tanaman yang telah berumur minimal 1 tahun atau sebaiknya minimal berumur 4 tahun karena produksinya sudah mulai stabil, sehingga
dapat dipilih tanaman induk yang memiliki tingkat produktivitas tinggi. Contoh lokasi pembibitan disajikan pada gambar 2.
Gambar 2. Lokasi pembibitan jarak pagar
d. Penanaman
Penanaman dilakukan setelah lubang tanam yang dibuat dibiarkan selama 2 – 3 minggu pada awal musim hujan agar bibit tidak
membusuk, selain itu agar kebutuhan air bagi tanaman juga cukup tersedia. Saat penanaman tanah di sekitar batang tanaman dipadatkan
dan permukaannya dibuat agak cembung. Menurut Prihandana 2006, tanaman jarak pagar akan lebih
menguntungkan jika ditanam dengan sistem tumpang sari. Tanaman yang ditumpangsarikan akan memberikan keuntungan pendapatan
selama tanaman jarak pagar belum menghasilkan berproduksi. Selain itu, sistem tumpang sari juga dapat menekan pertumbuhan gulma.
Tanaman yang biasa ditanam bersama jarak pagar di antaranya adalah kacang tanah, jagung, wijen dan cabai rawit. Akan tetapi lahan yang
ditanami tanaman tumpang sari tiap tahun akan berubah sesuai dengan pertumbuhan tanaman jarak pagar. Tanaman jarak yang baru pindah
tanam disajikan pada gambar 3.
Gambar 3. Tanaman jarak yang baru pindah lapang
e. Pemupukan dan Pengairan