Neraca Air Evapotramspirasi Potensial ETP Evapotranspirasi Aktual ETR Evapotranspirasi Maksimum ETM

waktu tanam dan pemberian irigasi optimal. Perangkat lunak ini diharapkan lebih mudah digunakan dan luaran yang dihasilkan lebih bermanfaat untuk perencanaan pertanian.

C. Kebutuhan Air Tanaman

Kebutuhan air tanaman crop water requiment adalah besarnya jumlah air yang digunakan oleh tanaman untuk berproduksi atau secara umum menunjukan jumlah total evaporasi dari bahan yang digunakan oleh tanaman. Kebutuhan air tanaman biasa disebut evapotranspirasi. Menurut Doorenbos dan Pruit 1977, kebutuhan air tanaman merupakan jumlah air yang dibutuhkan untuk mengimbangi evapotranspirasi tanaman sehat ETc yang tumbuh pada suatu lahan yang luas, kondisi air tanah dan kesuburan tanah tidak dalam keadaan terbatas serta dapat mencapai produksi potensial pada lingkungan pertumbuhannya. Besarnya kebutuhan air tanaman dipengaruhi oleh berbagai faktor yang mencakup iklim, tanah, teknik budidaya, dan irigasi yang digunakan. Kebutuhan air tanaman juga dipengaruhi oleh fase pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Umumnya pada fase vegetatif tanaman memerlukan air dalam jumlah yang besar. Kekurangan air pada periode tertentu akan mengurangi hasil, yaitu pada awal pertumbuhan akan mengurangi hasil sampai 50 dan pada awal fase pembungaan akan mengurangi hasil 25. Pada dasarnya kebutuhan air tanaman dapat dihitung dengan metode pengukuran langsung atau dengan metode pendugaan. Metode pengukuran langsung menggunakan panci evaporasi dan lysimeter yang didasari pada prinsip neraca air.

1. Neraca Air

Neraca air water balance mudah berubah baik menurut ruang maupun waktu, karena mengikuti siklus hidrologi. Menurut Sastrodarsono dan Takeda 1983, neraca air merupakan penjelasan hubungan aliran masuk inflow dan aliran keluar outflow dari proses sirkulasi untuk suatu periode tertentu di suatu daerah. Neraca air tanaman dapat dituliskan sebagai berikut: S T E Ro D I P        ........... 1 Keterangan: P : Curah hujan E : Evaporasi I : Irigasi T : Transpirasi D : Drainase S : Cadangan air dalam tanah Ro : Runoff

2. Evapotramspirasi Potensial ETP

ETP merupakan konsep yang dikembangkan oleh Penman yang membatasi laju penguapan terbesar dari suatu komunitas tanaman. Ada tiga hal utama dari konsep ini, yaitu : tajuk tanaman menutupi tanah secara sempurna, air tanah cukup, dan tanaman cukup pendek. Ketiga batasan tersebut pada prinsipnya adalah untuk memaksimalkan laju evapotranspirasi, sehingga hanya ada satu nilai evapotranspirasi potensial untuk kondisi cuaca tertentu yang hanya ditentukan oleh unsur-unsur cuaca. ETP menggambarkan laju maksimum kehilangan air suatu pertanaman yang ditentukan oleh kondisi iklim pada keadaan penutupan tajuk tanaman pendek yang rapat dengan penyediaan air yang cukup.

3. Evapotranspirasi Aktual ETR

Berdasarkan keadaan air tanah, dikenal dua istilah yaitu ETP dan ETR. ETP adalah evapotranspirasi yang terjadi pada keadaan kapasitas lapang, sedangkan ETR terjadi pada saat keadaan air tanah sebenarnya. Akan tetapi, besarnya ETR tidak selalu lebih rendah dari ETP. Besarnya nilai ETR dipengaruhi oleh keadaan permukaan evaporasi dan ketersediaan air.

4. Evapotranspirasi Maksimum ETM

Evapotranspirasi maksimum ETM adalah evapotranspirasi maksimal yang dilakukan oleh tanaman yang dapat diartikan juga sebagai evapotranspirasi tanaman ETc. Menurut Doorenbos dan Pruit 1977, untuk menduga evapotranspirasi maksimal tanaman ada beberapa tahap, yaitu : a Menentukan evapotranspirasi acuan ETo b Menentukan koefisien tanaman Kc c Menghitung evapotranspirasi tanaman Etmax atau ETc d Menjelaskan adanya pengaruh iklim lokal Untuk mengetahui besarnya nilai ETM diperlukan nilai koefisien tanaman Kc, dimana nilai Kc menunjukan nilai karakteristik dari suatu tanaman dalam menentukan besarnya kebutuhan air. Setiap tanaman memiliki nilai Kc tertentu seperti yang terdapat pada lampiran 1. Kc juga merupakan fungsi dari tahap-tahap fenologi taanaman yang nilainya beragam diantara tiap-tiap kelompok tanaman dan tahap perkembangannya. Koefisien tanaman Kc, menujukkan hubungan antara ETo dan ETM, sementara itu nilai ETo dapat didekati dengan nilai ETP. Doorenbos dan Pruit 1977, menghitung evapotranspirasi maksimal per tanaman berdasarkan fungsi dari evapotranspirasi acuan dengan parameter karakteristik tanamannya, yang digambarkan dengan persamaan berikut : ETc = Kc x ETo ........... 2 Keterangan: ETc : Evapotranspirasi tanaman Kc : Koefisien tanaman ETo : Evaporasi

5. Indeks Kecukupan Air