15 simetri. Jenis buah-buahan yang dianalisis adalh jeruk, mangga, apel, rambutan,
salak, pisang, dan pepaya. Dalam pendugaan parameter, rumahtangga responden dikelompokkan berdasarkan tingkat pengeluaran rumahtangga dan berdasarkan
jumlah anggota rumahtangga, yang kemudian dihitung rata-rata konsumsi dan pengeluaran untuk masing- masing kelompok.
Hasil penelitian Hartoyo 1997 menunjukkan bahwa elastisitas harga sendiri dari tujuh buah yang dianalisis semuanya memiliki nilai yang inelastis,
yaitu berkisar antara -0,051 hingga -0,809, yang berarti bahwa permintaan buah- buahan tersebut tidak responsif terhadap perubahan harga. Elastisitas harga silang
ada yang bertanda positif dan ada pula yang bertanda negatif, yang berarti terdapat buah-buahan yang bersifat subtitusi atau komplementer satu sama lain.Seluruh
nilai elastisitas silang tersebut krang dari satu inelastis yang berarti perubahan harga buah yang satu tidak banyak berpengaruh terhadap perubahan jumlah
permintaan buah lainnya. Buah-buahan yang elastisitas pendapatannya mempunyai nilai yang elastis adalah jeruk dan apel, sedangkan buah-buahan yang
lain mempunyai nilai yang inelastis tetapi mendekati satu. Ini berarti bahwa perubahan tingkat pendapatan sangat berpengaruh terhadap perubahan jumlah
buah-buahan yang diminta.
2.4 Komentar terhadap Penelitian Terdahulu
Penelitian konsumsi atau permintaan komoditi pangan yang selama ini telah dilakukan mayoritas mengkaji komoditi bahan pangan pokok, seperti beras,
jagung, kedelai, dan sebagainya. Penelitian-penelitian yang mengkaji permintaan produk hortikultura masih sedikit dilakukan. Jika ada pun penelitian tersebut
16 dilakukan secara agregat yaitu tanpa merinci jenis komoditi hortikultura, padahal
tentunya terdapat perbedaan tingkat konsumsi serta musim panen antara satu komoditi dengan komoditi lainnya.
Dari berbagai studi pustaka yang dilakukan Deaton 1981, Daud 1986, Ariani 1993, Saliem dan Erwidodo, 1994, Hartoyo 1997, Sawit, dkk 1997,
Rahmi 2001, dan Saliem 2002, terlihat bahwa cakupan kajian konsumsi dan
permintaan diarahkan kepada kelompok komoditi pangan termasuk di dalamnya komoditi hortikultura, sayur dan buah secara agregat. Namun ada pula beberapa
penelitian yang telah merinci komoditi hortikultura, seperti penelitian Hartoyo 1997 dan Sawit, dkk 1997.
Berbagai penelitian tersebut telah dilakukan dengan membagi analisis berdasarkan wilayah pedesaan dan perkotaan maupun di berbagai kelas
pendapatan. Namun demikian, penelitian-penelitian tersebut menggunakan data SUSENAS Survey Sosial Ekonomi Nasional sebelum tahun 2000 . Karena itu,
dalam penelitian ini dicoba untuk menganalisis permintaan buah-buahan yang juga dirinci per komoditi, kelas pendapatan, dan wilayah desa-kotanya untuk
Pulau Jawa dengan menggunakan data SUSENAS tahun 2005 dan memasukkan faktor- faktor sosiodemografi dalam merumuskan model permintaannya. Dalam
penelitian ini juga akan diperbandingkan penggunaan unit sampling Rumah Tangga RT dan Primary Sampling Unit PSU yang akan dijelaskan secara
lebih mendalam dalam bab metode penelitian.
17
Tabel 4 : Elastisitas Harga sendiri Ed Elastisitas Pendapatan Ei untuk Komoditi buah-buahan dari Berbagai Penelitian yang Menggunakan Model
AIDS
Peneliti Tujuan Penelitian
JenisSumber Data
Wilayah studi Unit
Analisis Hasil
Lekir Amir Daud
1986 Mewa Ariani
1993 Handewi P.
Saliem dan Erwidodo
1994 Sri Hartoyo
1997 Analisis Permintaan makanan
penting di Indonesia Analisis permintaan pangan di 3
provinsi di Indonesia : Sumbar, Jatim, dan Sulsel.
Analisis Permintaan Pangan di Indonesia.
Analisis permintaan Buah- buahan di Jawa Barat.
Susenas 1981 Susenas 1990
Susenas 1990 Susenas 1996
Jawa, desa-kota Sumbar, Jatim, dan
Sulsel Indonesia, desa-kota,
kelas pendapatan Jawa Barat
Rumah tangga Rumah tangga
PSU Rata-rata
kelompok pengeluaran
jumlah anggota rumah
tangga Untuk kelompok komoditi
sayurankacangbuah :
- Ed : -0,83 Jawa dan -0,67 non
Jawa.
- Ei : 1,07 Jawa dan 1,08 non Jawa
Untuk kelompok sayur dan buah : - Ed : Sumbar -0,67, Jatim -1,01 dan
Sulsel -0,77
- Ei : Sumbar 1,15, Jatim 1,02, dan
Sulsel 1,17. Untuk kelompok buah-buahan :
- Ed : Desa -0,63, Kota -0,63 dan
total -0,64.
- Ei : Desa 0,60, Kota 0,39 dan total
1,49.
- Ed : bernilai negatif untuk semua
komoditi yang dianalisis, yaitu jeruk, mangga, apel, rambutan, salak, pisang,
pepaya, dan lainnya.
- Ei :Bernilai positif dengan : nilai 1 untuk jeruk, apel, dan lainnya.
nilai 1 untuk mangga, rambutan, salak, pisang, dan pepaya.
18
Peneliti Tujuan pennelitian
JenisSumber Data
Wilayah Studi Unit Analisis
Hasil
Angus Deaton 1981
M. Husein Sawit, dkk
1997 Dewi Rahmi
2001 Handewi P.
Saliem 2002 Analisis Elastisitas Harga
Komoditi Pangan di daerah Pedesaan jawa
Analisis pola konsumsi hortikultura di Indonesia.
Analisis Permintaan Makanan Dampak perbahan Harga
terhadap kesejahteraan RT di Jawa Barat
Analisis Permintaan Pangan di Kawasan Timur Indonesia KTI
Susenas 1981 Susenas 1987 dan
1993 Susenas 1996
Susenas 1996 Pedesaan Jawa
Indonesia, desa-kota Jawa Barat, desa-kota,
kelas pendapatan Kawasan Timur
Indonesia, desa-kota, kelas pendapatan
PSU PSU
Rumah Tangga
Rumah Tangga
Untuk kelompok buah-buahan : Ed = -0.953
Untuk data susenas 1987 :
- elastisitas harga sendiri : jeruk : -0,449 kota, -0,594 desa
pisang : -0,648 kota, -0,569 desa pepaya : -1,09 kota, -0,291 desa
-elastisitas pengeluaran : jeruk : 0,419 kota, 0,520 desa
pisang : 0,264 kota, 0,420 desa pepaya : 0,207 kota, -0,594 desa
Untuk grup komoditi buah-buahan : Ed : -0,588 Jabar, -0,661 desa, dan -
0,524 kota Ei : 1,261 Kota dan 1,157 desa
Income rendah 1,143, sedang 1,157, dan tinggi 1,229
Untuk kelompok buah-buahan: - Ed : Desa -0,809, Kota -0,628 dan
total -0,724
- Ei : Desa 1,366, Kota 1,08, dan
total 1,208.
19
BAB III KERANGKA PEMIKIRAN