Wilayah Studi dan Waktu Penelitian Data Penelitian .1 Jenis dan Sumber Data

33

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Wilayah Studi dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini wilayah studi yang diambil dalam menganalisis pola konsumsi dan permintaan buah pada tingkat rumah tangga ialah Pulau Jawa. Ini ata dasar pertimbangan bahwa penduduk di Pulau Jawa relatif heterogen, baik dari segi tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, gaya hidup, maupun variasi wilayah pedesaan dan perkotaan, sehingga diharapkan dapat menjadi cerminan bagaimana pola konsumsi dan permintaan buah di Indonesia. Penelitian dilakukan dari bulan Desember 2006 – April 2007. 4.2 Data Penelitian 4.2.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa data mentah SUSENAS Survey Sosial Ekonomi Nasional 2005. Data tersebut merupakan data penampang lintang cross section yang dikumpulkan oleh BPS. Data yang digunakan adalah data konsumsi dan pengeluaran rumah tangga sampel untuk buah-buahan di wilayah Pulau Jawa. Buah yang dianalisis dalam penelitian ini ialah jeruk, pisang, dan pepaya. Pemilihan ketiga jenis komoditi tersebut didasarkan bahwa ketiga jenis buah tersebut memiliki tingkat konsumsi yang frekuensinya paling tinggi di Pulau Jawa. Karakteristik umum dari data tersebut dapat dilihat di Lampiran 32. Secara lebih detail, data yang digunakan dalam penelitian ini disajikan dalam tabel x. 34 Tabel 5. Jenis dan Sumber Data Penelitian No. Jenis Data Sumber Data 1. Data SUSENAS 2005 Meliputi data konsumsi buah, pengeluaran rumah tangga, dan data-data demografi rumah tangga untuk wilayah Pulau Jawa Pusat Analisis Sosial Ekonomi Kebijakan Pertanian PSE-KP, Dept. Pertanian. 2. Data perkembangan luas panen, produksi, dan produktivitas buah-buahan di Indonesia. Direktorat Jendral Tanaman Hortikultura 3. Data Perkembangan Konsumsi, Pengeluaran dan Ekspor buah-buahan di Indonesia. Badan Pusat Statistik

4.2.2 Kerangka Sampel Data Susenas 2005

Kerangka sampel yang digunakan dalam SUSENAS 2005 terdiri dari tiga jenis, yaitu 1 kerangka sampel untuk pemilihan blok sensus, 2 kerangka sampel untuk pemilihan sub blok sensus, dan 3 kerangka sampel untuk pemilihan rumah tangga dalam blok sensussub blok sensus terpilih. Kerangka sampel untuk pemilihan blok sensus adalah daftar blok sensus biasa yang dilengkapi jumlah rumah tangga hasil pencacahan P4B 2003 Pendaftaran pemilih dan Pendataan penduduk berkelanjutan. Kerangka sampel ini mencakup blok sensus biasa di 440 kabupatenkota dan dibedakan menurut daerah perkotaan dan pedesaan. Kerangka sampel untuk pemilihan sub blok sensus adalah daftar sub blok sensus yang terdapat dalam blok sensus terpilih, yang mempunyai jumlah rumah tangga lebih besar dari 150 rumah tangga. Sedangkan kerangka sampel untuk pemilihan rumah tangga adalah daftar rumah tangga hasil pendaftaran rumah tangga, dimana untuk setiap blok sensus yang terpilih diambil 16 rumah tangga secara sistematik 35

4.2.3 Teknik Penarikan Contoh Penelitian

Dalam penelitian ini akan diperbandingkan penggunaan unit sampling Rumah Tangga RT dan blok sensus atau disebut juga Primary Sampling Unit PSU. Satu PSU terdiri dari rumah tangga yang memiliki nomor kode sampel yang sama. Untuk wilaya h Jawa, satu PSU terdiri dari 16 rumah tangga. Pemakaian PSU sebagai unit sampling didasarkan kepada pertimbangan bahwa melalui pemakaian PSU diharapkan dapat mengatasi kelemahan kemungkinan tidak seluruh pengamatan terisi. Dalam pendugaan simultan mengharuskan semua contoh mengkonsumsi semua komoditi yang dianalisa sebagai akibat dari adanya asumsi bahwa antar komoditi memiliki keterkaitan. Selain itu, Rachmad dan Erwidodo 1993 juga menyimpulkan bahwa pendugaan model AIDS dengan menggunakan PSUblok sensus untuk komoditi pangan utama yang umumnya relatif banyak dikonsumsi oleh masyarakat menghasilkan dugaan yang lebih sesuai dengan teori permintaan dibandingkan dengan pemakaian unit analisa rumah tangga. Oleh karena itu, dalam penelitian ini ingin memperbandingkan kembali pemakaian unit sampling RT dan PSU, namun untuk komoditi buah-buahan yang relatif sedikit dikonsumsi oleh masyarakat Prosedur penarikan contoh dalam penelitian ini secara lebih rinci ialah sebagai berikut. Untuk analisa dengan unit sampling RT dari total 30.580 unit rumah tangga contoh untuk wilayah Pulau Jawa, dipilih rumah tangga yang mengkonsumsi ketiga jenis buah yang dianalisis jeruk, pisang, dan pepaya. Dari hasil penyortiran tersebut diperoleh 1218 unit rumah tangga 3,98 yang selanjutnya akan digunakan dalam analisis. Untuk analisa dengan unit sampling PSU, Pertama sebanyak 30.580 unit rumah tangga contoh untuk wilayah Pulau 36 Jawa dari data SUSENAS 2005 dikelompokkan berdasarkan kode sampelnya. Dari hasil pengelompokkan ini diperoleh 1916 PSU Primary Unit Sampling. Setiap satu PSU kurang lebih terdiri dari 16 rumah tangga. Selain itu dilakukan pula penarikan nilai rata-rata pada ‘konsumsi’ dan ‘pengeluaran’ untuk setiap rumah tangga yang berkode sampel sama tersebut atau rumah tangga yang tergabung dalam satu PSU. Kedua, dilakukan penyortiran untuk PSU yang mengkonsumsi ketiga jenis komoditi yang dianalisis. Dari total 1916 PSU, diperoleh 1228 PSU 64,09 yang akan digunakan sebagai sampel dalam analisis selanjutnya.

4.2.4 Pengelompokan Data

Wilayah Pulau Jawa yang mencakup 6 provinsi dalam analisis ini dibedakan menjadi : 1 Jawa Total, 2 Jawa Pedesaan, 3 Jawa Perkotaan, 4 Jawa menurut kelas pendapatan, dan 5 Jawa menurut tingkat pendidikan. Untuk pengklasifikasian sampel baik RT maupun PSU berdasarkan kelas pendapatan, maka digunakan kriteria Bank Dunia, yang mengelompokkan dalam tiga kelas pendapatan berdasarkan sebarannya. Setelah diranking, kelompok rumah tangga pendapatan rendah adalah 40 persen sampel pengeluaran terbawah, kelompok pendapatan tinggi adalah 20 persen pendapatan tertinggi dan sisa diantaranya 40 adalah kelompok pendapatan sedang. Dalam analisis, tingkat pendapatan diproksi dengan tingkat pengeluaran rumah tangga. Sedangkan untuk pengklasifikasian berdasarkan tingkat pendidikan dibagi ke dalam 3 kelompok, yaitu : 37 1. Tingkat pendidikan rendah : masa sekolah = 6 tahun Tamat SD 2. Tingkat pendidikan sedang : 6,1 = masa sekolah = 9 tahun tamat SMP 3. Tingkat pendidikan tinggi : 9,1 = masa sekolah.

4.3 Spesifikasi Model Analisis