Saran KESIMPULAN DAN SARAN

85 tingkat pendidikan kepala rumah tangga berpengaruh signifikan terhadap proporsi pengeluaran buah pada taraf nyata 5 persen. 5 Permintaan untuk jeruk, pisang, dan pepaya di perkotaan Pulau Jawa lebih responsif terhadap perubahan harga dibanding daerah pedesaan. Untuk jeruk, semakin tinggi tingkat pendapatan rumah tangga semakin elastis permintaannya terhadap perubahan harga. Untuk pisang dan pepaya berlaku sebaliknya. Terdapat hubungan komplementer antara jenis buah yang dianalisis jeruk, pisang, dan pepaya. Dari kecilnya nilai elastisitas harga komoditi lain harga silang, maka sifat komplementer tersebut tidak terlalu kuat. 6 Di wilayah Pulau Jawa secara total, desa, maupun kota, semua jenis buah yang dianalisis bersifat barang normal yang ditunjukkan oleh tanda positif dari nilai elastisitas pengeluaran. Ini berarti dengan semakin meningkatnya pendapatan rumahtangga maka akan meningkatkan permintaan komoditi tersebut. Pada seluruh komoditi, elastisitas pengeluaran cukup elastis, terutama pada pisang.

6.2 Saran

1 Pemerintah perlu meningkatkan konsumsi buah di Indonesia dengan cara memperbaiki distribusi pendapatan masyarakat. Selain itu alternatif lain yang dapat ditempuh ialah melalui sosialisasi mengenai pangan dan gizi secara umum melalui penyuluhan, pendidikan, dan kampanye mengenai peningkatan konsumsi buah, terutama untuk buah dalam negeri. Strategi promosi lain yang dapat digunakan ialah dengan memanfaatkan teknologi seperti iklan layanan masyarakat di berbagai media elektronik maupun internet. 86 2 Dari sisi penawaran, pemerintah sebaiknya memfokuskan usaha peningkatan konsumsi dengan cara meningkatkan produksi buah dalam negeri. Kebijakan yang berkaitan dengan aspek permodalan dan pengembangan teknologi produksi maupun pascapanen juga perlu dirumuskan. 3 Pemerintah juga perlu memperhatikan aspek manajemen pemasaran, termasuk di dalamnya masalah transportasi dan distribusi yang masih lemah. Jika distribusi buah sudah baik maka tentunya produk yang telah dihasilkan dapat dikonsumsi oleh sebagian besar lapisan masyarakat dan tingkat konsumsi buah di Indonesia pun dapat meningkat 4 Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk menambah jumlah variabel demografi yang belum dianalisis dalam penelitian ini, misalnya tingkat pendidikan istriibu. Hal ini karena decision maker mengenai konsumsi pangan di tingkat rumah tangga umumnya ialah istriibu, sehingga diduga tingkat pendidikan istriibu ini akan berpengaruh terhadap permintaan buah. Selain itu variabel usia juga dapat turut dianalisis, mengingat usia merupakan salah satu faktor yang menentukan permintaan seseorang terhadap komoditi pangan tertentu. Dalam menganalisis variabel- variabel demografi tersebut sebaiknya juga dianalisis secara mendalam mengenai elastisitasnya elastisitas pendidikan, elastisitas jumlah anggota ruma h tangga, dan seterusnya, sehingga dapat diketahui faktor manakah yang sebenarnya paling berpengaruh terhadap permintaan buah. 5 Dalam penelitian ini data yang digunakan ialah konsumsi buah total, artinya tidak dipisahkan apakah komoditi yang dikonsumsi tersebut dari hasil membeli cash and carry commodity, produksi sendiri self production 87 commodity , atau pemberian dari pihak lain. Akan lebih baik jika dalam penelitian selanjutnya hanya menggunakan data konsumsi yang bersumber dari hasil membeli cash and carry commodity. Hal tersebut bertujuan untuk menghindarkan bias survey dalam interpretasi nilai elastisitasnya. Pemisahan data ini sudah dilakukan oleh pihak BPS, sehingga tidak akan menyulitkan bagi penelitian selanjutnya. 6 Untuk penelitian selanjutnya disarankan pula untuk memisahkan komoditi berdasarkan asalnya, apakah produksi dalam negeri atau impor. Dengan adaya pemisahan tersebut, maka akan dapat memperkaya dan mempertajam analisis mengenai keragaman konsumsi dengan perbandingan antara model permintaan pangan lokal dengan pangan impor. Untuk data SUSENAS 2005 pemisahan data konsumsi berdasarkan asalnya ini belum dilakukan, namun jika di waktu mendatang BPS sudah melakukan pemisahan, maka saran ini memungkinkan untuk dilaksanakan. 7 Estimasi non linier dari AIDS juga disarankan untuk diterapkan, mengingat dalam kondisi riil tentunya perubahan harga, pendapatan, ataupun variabel lainnya tidak selalu direspon secara linier oleh permintaan suatu komoditi. Hasil dari estimasi non linier ini dapat diperbandingkan dengan estimasi liniernya, sehingga dapat diketahui pendekatan mana yang lebih baik. 88 DAFTAR PUSTAKA Ariani, Mewa. 1993. Kajian Pola Konsumsi dan Permintaan Pangan Serta Proyeksi Kebutuhan Pangan pada Repelita VI di Tiga Provinsi di Indonesia. Tesis. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Baliwati, Yayuk Farida, Ali Khomsan, dan Meti Dwiriani. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Penebar Swadaya : Depok Biro Pusat Statistik. 2005. Survey Sosial Ekonomi Nasional. Pedoman Kerja Kepala Kantor Statistik Provinsi dan KabupatenKota. Jakarta. . 2002. Pengeluaran Untuk Konsumsi Penduduk Indonesia 2002. Jakarta . 2003. Pengeluaran Untuk Konsumsi Penduduk Indonesia 2003. Jakarta . 2004. Pengeluaran Untuk Konsumsi Penduduk Indonesia 2004. Jakarta . 2005. Pengeluaran Untuk Konsumsi Penduduk Indonesia 2005. Jakarta . 2006. Pengeluaran Untuk Konsumsi Penduduk Indonesia 2006. Jakarta Budiar, Silvia. 2000. Analisis Permintaan dan Konsumsi Sumber Protein Hewani Rumah Tangga di Pulau Jawa. Skripsi. Jurusan Ilmu- ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor Daud, Lekir Amir.1986. Kajian Sistem Makanan Penting di Indonesia Suatu Penerapan Model Almost Ideal Demand Sistem AIDS dengan data SUSENAS 1981. Tesis. Fakultas Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Deaton, Angus and John Muellbauer. 1980a. Economic and Consumer Behavior. Cambridge University Press, Cambridge, Mass. Deaton, Angus and John Muellbauer. 1980b. An Almost Ideal Demand Sistem. American Economic Review 70 : 312-326. Deaton, Angus.1990. Price Elasticities from Survey Data, Extention and Indonesian Result on Living Standard Measuring Survey LSMS Working Paper No.69. Washington D. C : World Bank. Deroes, Kartini 1994. Pendekatan Teknologi Produksi Mengatasi Kendala Pemasaran Buah-buahan Indonesia dalam Prosiding Simposium Hortikultura Nasional, Malang 9-8 November. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Perhimpunan Hortikultura Indonesia. 89 Direktorat Jendral Tanaman Hortikultura. 2003. Statistik Tanaman Buah-buahan Tahun 2003. Jakarta . 2004. Statistik Tanaman Buah-buahan tahun 2004. Jakarta. . 2005. Statistik Tanaman Buah-buahan tahun 2005. Jakarta. Hadi, Prajogo Utama, dkk. 2000. Alternatif Model Pemasaran Komoditas Hortikultura Mendukung Gema Hortina. Makalah yang dipresentasikan pada Seminar Intern Hasil- hasil Penelitian Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian TA. 19992000. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian, Departemen Pertanian. Hartoyo, Sri. 1997. Analisis Permintaan Buah-buahan di Jawa Barat. Mimbar Sosek Vol. 10, No. 1 Edisi April. Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Kuntjoro, Sri Utami. 1984. Permintaan Bahan Makanan Penting di Indonesia. Disertasi Doktor. Fakultas Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Kurniawan, Rudi. 1993 Analisis Konsumsi Pangan Rumah Tangga di Pulau Jawa Suatu Kajian Almost Ideal Demand Sistem AIDS dengan data SUSENAS 1990. Skripsi. Jurusan Ilmu- ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Lipsey, Richard . 1995. Pengantar Mikroekonomi. Binarupa Aksara : Jakarta. Nicholson, Walter. 2002. Mikroekonomi Intermediet dan Aplikasinya. Erlangga : Jakarta. Nicholson, Walter. 1987. Microeconomic Theory Basic Principle and Extensions. Amherst College. The Dryden Press. Rachmat, Muchjidin dan Erwidodo. 1993. Pendugaan Permintaan Pangan Utama di Indonesia : Penerapan Model Almost Ideal Demand Sistem AIDS dengan data SUSENAS 1990. Jurnal Agro Ekonomi Vol. 12, No. 2 hal. 24-38. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian, Departemen Pertanian. Rahmi, Dewi.2001. Analisa Permintaan Makanan dan Dampak Perubahan Harga terhadap Kesejahteraan Rumah Tangga di Jawa Barat, Aplikasi Model AIDS. Tesis. Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia. Depok. Saliem, Handewi Purwati., Rachman dan Erwidodo. 1994. Kajian Sistem Permintaan Pangan di Indonesia. Jurnal Agro Ekonomi Vol.13, No. 2 hal. 72-89. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian, Departemen Pertanian. 90 Saliem, Handewi Purwati. 2002. Analisis Permintaaan Pangan di Kawasan Timur Indonesia. Jurnal Agro Ekonomi Vol. 20, No.2 hal. 64-91. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian, Departemen Pertanian. Sawit, Muhammad Husein, Mewa Ariani, Iwan Setiadjie, Tri B. Purwanti, dan Ade Supriatna. 1997. Perubahan Pola Konsumsi Komoditas Hortikultura di Indonesia. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian, Departemen Pertanian, Indonesia. Sitepu, Rasidin Karo-Karo dan Bonar M. Sinaga. 2006. Aplikasi Model Ekonometrika, Estimasi, Simulasi, dan Peramalan Menggunakan Program SAS. Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor. Sumarno. 2001. Kebijakan dan Strategi Pembangunan Agribisnis Hortikultura 2002-2004. Makalah yang disampaikan dalam Pertemuan Nasional Pengembangan Agribisnis Hortikultura September 2001. Dirjen Bina Produksi Hortikultura, Departemen Pertanian. Syafa’at, Nizwar, dkk. 2005. Pengembangan Model Permintaan dan Penawaran Komoditas Pertanian Utama. Makalah yang disampaikan dalam Seminar Proposal Operasional TA. 2005. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian, Departemen Pertanian. Timmer, Peter and Harold Alderman. 1979. Estimating Consumption Parameter for Food Policy Analysis. American Journal of Agricultural Economics. December Edition Vol.61 Page 982-987. -----------. 1993. Prospek Perkembangan Ekspor Buah-buahan Indonesia. Makalah yang disampaikan dalam Latihan Jangka Pendek Metodologi Ustan Tanaman Buah-buahan, Februari 1993. Badan Pengembangan Ekspor Nasiona l, Departemen Perdagangan. 91 Lampiran 1. Nilai Estimasi Parameter Model AIDS dengan Unit Sampling RT Tabel 1. Nilai estimasi parameter Model AIDS untuk Pulau Jawa Tabel 2. Nilai estimasi parameter Model AIDS untuk Pulau Jawa wilayah Pedesaan Tabel 3 Nilai estimasi parameter Model AIDS untuk Pulau Jawa wilayah Perkotaan Tabel 4. Nilai estimasi parameter Model AIDS untuk Pulau Jawa dengan Tingkat Pendapatan Rendah Tabel 5. Nilai estimasi parameter Model AIDS untuk Pulau Jawa dengan Tingkat Pendapatan Sedang Tabel 6. Nilai estimasi parameter Model AIDS untuk Pulau Jawa dengan Tingkat PendapatanTinggi Komoditi share intercep Pjeruk Ppisang Ppepaya JART PDDKN EXP IHS Jeruk Pisang Pepaya 0.35959 0.27731 0.18037 0.056647 x 0.599728 0.343624 0.066316 -0.03147 -0.03484 -0.03147 0.053829 -0.02236 -0.03484 -0.02236 0.057199 0.008664 x 0.000353 x -0.00585 x -0.00388 x -0.03562 -0.00628 2 0.023832 -0.02932 -0.00394 x -0.02328 0.032556 -0.00928 Komoditi share intercep Pjeruk Ppisang Ppepaya JART PDDKN EXP IHS Jeruk Pisang Pepaya 0.36241 0.3158 0.17906 -0.29344 3 0.804364 0.489081 0.078642 -0.03456 -0.04408 -0.03456 0.062909 -0.02835 -0.04408 -0.02835 0.072431 -0.01106 x 0.010990 0.001493 x -0.00891 x -0.04427 x -0.00691 x 0.057423 -0.04566 -0.01815 -0.04732 0.042781 0.004534 Komoditi share intercep Pjeruk Ppisang Ppepaya JART PDDKN EXP IHS Jeruk Pisang Pepaya 0.35835 0.26049 0.18095 0.185934 1 0.477610 0.336465 0.061647 -0.03155 -0.0301 -0.03155 0.049718 -0.01817 -0.0301 -0.01817 0.048273 0.013363 3 0.00684 x -0.0065 x 0.002587 x -0.02006 -0.00928 0.011187 2 -0.02 -0.0026 x -0.01405 0.026086 -0.01204 Komoditi share intercep Pjeruk Ppisang Ppepaya JART PDDKN EXP IHS Jeruk Pisang Pepaya 0.37334 0.31542 0.19512 0.420953 0.291391 0.287656 0.068075 -0.02797 -0.0401 -0.02797 0.048341 -0.02037 -0.04010 -0.02037 0.060469 -0.02265 3 -0.023 2 -0.02273 1 0.00812 x -0.02487 -0.00582 x - - - -0.02504 0.023884 0.001151 Komoditi share intercep Pjeruk Ppisang Ppepaya JART PDDKN EXP IHS Jeruk Pisang Pepaya 0.36327 0.26707 0.18147 0.354467 0.314167 0.331371 0.070585 -0.03388 -0.0367 -0.03388 0.057644 -0.02376 -0.0367 -0.02376 0.060463 0.018523 3 -0.0784 -0.02202 -0.00269 x -0.03382 -0.00755 2 - - - -0.018568 0.028403 -0.01273 Komoditi share intercep Pjeruk Ppisang Ppepaya JART PDDKN EXP IHS Jeruk Pisang Pepaya 0.32466 0.22145 0.14862 0.41345 0.236231 0.350319 0.054794 -0.0347 -0.02010 1 -0.0347 0.055224 -0.02053 -0.0201 1 -0.02053 0.040621 -0.0455 -0.02001 3 0.010359 x -0.05917 -0.07485 0.018688 - - - 0.009101 0.028822 -0.03792 92 Tabel 7. Nilai estimasi parameter Model AIDS untuk Pulau Jawa dengan Tingkat Pendidikan Rendah Tabel 8. Nilai estimasi parameter Model AIDS untuk Pulau Jawa dengan Tingkat Pendidikan Sedang Tabel 9. Nilai estimasi parameter Model AIDS untuk Pulau Jawa dengan Tingkat Pendidikan Tinggi Tabel 10. Nilai estimasi parameter Model AIDS untuk Propinsi DKI Jakarta Tabel 11. Nilai estimasi parameter Model AIDS untuk Propinsi Jawa Barat Tabel 12. Nilai estimasi parameter Model AIDS untuk Propinsi Jawa Tengah Komoditi share intercep Pjeruk Ppisang Ppepaya JART PDDKN EXP IHS Jeruk Pisang Pepaya 0.36187 0.28433 0.18570 -0.07317 x 0.730513 0.342653 0.072688 -0.03160 -0.04109 -0.0316 0.054565 -0.02297 -0.04109 -0.02297 0.064058 -0.00584 x -0.00108 x -0.00873 x - - - 0.035348 -0.04311 -0.00283 x -0.02895 0.040290 -0.01134 Komoditi share intercep Pjeruk Ppisang Ppepaya JART PDDKN EXP IHS Jeruk Pisang Pepaya 0.37512 0.28832 0.17611 0.417368 2 0.556193 0.026439 x 0.081017 -0.04240 -0.03861 -0.04240 0.065783 -0.02338 1 -0.03861 -0.02338 1 0.061992 0.038935 2 -0.01877 x -0.00112 x - - - 0.000977 x -0.02474 3 0.010620 x -0.04257 0.029663 0.012910 Komoditi share intercep Pjeruk Ppisang Ppepaya JART PDDKN EXP IHS Jeruk Pisang Pepaya 0.32892 0.22657 0.15103 0.232589 3 0.394555 0.372856 0.024701 x -0.03281 0.008105 x -0.03281 0.052555 x -0.01975 0.008105 x -0.01975 0.011644 x 0.068488 2 0.035254 x -0.00962 x - - - -0.00475x -0.01570 2 -0.00819 x 0.010343 0.004271 -0.01461 Komoditi share intercep Pjeruk Ppisang Ppepaya JART PDDKN EXP IHS Jeruk Pisang Pepaya 0.36083 0.22322 0.18458 0.373037 0.190986 3 0.435978 0.064367 -0.03361 -0.03075 -0.03361 0.032529 0.001086 x -0.03075 0.001086 x 0.029666 0.016746 x 0.038254 0.00662 x -0.02888 -0.04493 -0.00053 x -0.00238 x -0.00535 x -0.00607 x Komoditi share intercep Pjeruk Ppisang Ppepaya JART PDDKN EXP IHS Jeruk Pisang Pepaya 0.35656 0.27288 0.20839 -0.24669 3 0.764054 0.482631 0.078778 -0.03971 -0.03907 -0.03971 0.051749 -0.01204 x -0.03907 -0.01204 x 0.051106 0.004214 x -0.02514 x -0.00342 x 0.019626 2 -0.03035 -0.00837 x 0.046149 -0.037 -0.01679 2 Komoditi share intercep Pjeruk Ppisang Ppepaya JART PDDKN EXP IHS Jeruk Pisang Pepaya 0.36002 0.31307 0.15774 0.224612 x 0.263133 3 0.512255 0.094515 -0.04127 -0.05324 -0.04127 0.042745 -0.00147 x -0.05324 -0.00147 x 0.054719 x -0.00846 x 0.015035 x 0.01434 x -0.001 x -0.03317 0.003911 x 0.00915 x -0.00292 x -0.01787 2 93 Tabel 13. Nilai estimasi parameter Model AIDS untuk Propinsi DI Yogyakarta Tabel 14. Nilai estimasi parameter Model AIDS untuk Propinsi Jawa Timur Tabel 15. Nilai estimasi parameter Model AIDS untuk Propinsi Banten Keterangan : Pjeruk = Harga Jeruk Ppisang = Harga Pisang Ppepaya = Harga Pepaya JART = Jumlah Anggota per Rumah Tangga PDDKN = Tingkat Pendidikan EXP = Total Pengeluaran Rumah Tangga per bulan IHS = Indeks Harga Stone 1 = nyata pada taraf 97,5 2 = nyata pada taraf 95 3 = nyata pada taraf 90 x = tidak nyata Jika tidak ada keterangan berarti nyata pada taraf 99 Komoditi share intercep Pjeruk Ppisang Ppepaya JART PDDKN EXP IHS Jeruk Pisang Pepaya 0.34825 0.2919 0.19605 0.023316 x 0.539601 1 0.437083 1 0.044513 2 -0.02906 2 -0.01545 x -0.02906 2 0.066751 -0.03769 -0.01545 x -0.03769 0.053144 0.060537 -0.03685 2 -0.07214 -0.02045 x -0.00031 x -0.00603 x 0.034345 2 -0.01868 x -0.02060 3 Komoditi share intercep Pjeruk Ppisang Ppepaya JART PDDKN EXP IHS Jeruk Pisang Pepaya 0.36485 0.28681 0.1717 0.0786 x 0.592086 0.329314 0.02644 2 -0.01863 2 -0.00781 x -0.01863 2 0.064556 -0.04593 -0.00781 x -0.04593 0.053737 0.022288 x -0.01645 x -0.011 x -0.01976 2 -0.04686 0.005317 x 0.021771 2 -0.03099 0.00253 x Komoditi share intercep Pjeruk Ppisang Ppepaya JART PDDKN EXP IHS Jeruk Pisang Pepaya 0.36221 0.23313 0.15912 -1.5855 1 2.523291 0.062213 x 0.027469 x -0.00161 x -0.02585 x -0.00161 2 -0.04434 0.045956 -0.02585 x 0.045956 -0.0201 -0.1634 x 0.059031 x -0.01714 x 0.008687 2 -0.18539 0.020124 x 0.175584 2 -0.18228 0.009895 x 94 Lampiran 2. Nilai Estimasi Parameter Model AIDS dengan Unit Sampling PSU Tabel 1. Nilai estimasi parameter Model AIDS untuk Pulau Jawa Tabel 2. Nilai estimasi parameter Model AIDS untuk Pulau Jawa Wilayah Pedesaan Tabel 3. Nilai estimasi parameter Model AIDS untuk Pulau Jawa Wilayah Perkotaan Tabel 4. Nilai estimasi parameter Model AIDS untuk Pulau Jawa dengan Tingkat Pendapatan Rendah Tabel 5. Nilai estimasi parameter Model AIDS untukPulau Jawa dengan Tingkat Pendapatan sedang Tabel 6. Nilai estimasi parameter Model AIDS untuk Pulau Jawa dengan Tingkat Pendapatan Tinggi Komoditi share intercep Pjeruk Ppisang Ppepaya JART PDDKN EXP IHS Jeruk Pisang Pepaya 0.36675 0.25865 0.09988 -0.15838 x 1.170626 -0.01225 x 0.027492 -0.01427 2 -0.01322 -0.01427 2 0.017933 1 -0.00367 x -0.01322 -0.00367 x 0.016890 -0.00231 x -0.00381 x 0.000683 x 0.072345 -0.17920 0.000684 x 0.050140 -0.07450 0.013515 1 -0.06415 0.078378 -0.01423 Komoditi share intercep Pjeruk Ppisang Ppepaya JART PDDKN EXP IHS Jeruk Pisang Pepaya 0.35231 0.34441 0.1009 -1.51255 1.87474 0.637808 0.034023 1 -0.0212 3 -0.01283 3 -0.0212 3 0.029656 1 -0.00846 x -0.01283 3 -0.00846 x 0.021284 -0.0983 1 0.109505 2 0.020683 x 0.070883 -0.08876 -0.01130 x 0.164449 -0.14316 -0.03798 -0.08708 0.094247 -0.00716 Komoditi share intercep Pjeruk Ppisang Ppepaya JART PDDKN EXP IHS Jeruk Pisang Pepaya 0.37727 0.1962 0.09914 0.18315 3 0.925188 -0.10834 x 0.02727 -0.01328 3 -0.01399 1 -0.01328 3 0.012027 3 0.001255 x -0.01399 1 0.001255 x 0.012736 2 -0.00603 x -0.02577 x 0.003932 x -0.00854 x -0.09579 0.006463 x 0.026286 -0.05735 0.020302 -0.03752 0.054236 -0.01672 Komoditi share intercep Pjeruk Ppisang Ppepaya JART PDDKN EXP IHS Jeruk Pisang Pepaya 0.3587 0.34669 0.10472 0.50457 0.302107 0.193323 0.021882 3 -0.00949 x -0.01239 3 -0.00949 x 0.01421 x -0.00472 x -0.01239 3 -0.00472 x 0.01711 2 0.035682 x -0.15293 -0.01524 x 0.100764 -0.11183 -0.01322 3 - - - -0.08888 0.102048 -0.01317 Komoditi share intercep Pjeruk Ppisang Ppepaya JART PDDKN EXP IHS Jeruk Pisang Pepaya 0.38889 0.22256 0.097472 0.484612 0.389833 0.125555 0.025536 2 -0.01509 3 -0.01044 3 -0.01509 3 0.016691 3 -0.0016 x -0.01044 3 -0.0016 x 0.012042 3 -0.0164 x -0.14928 0.016579 x 0.018286 3 -0.11896 0.026041 - - - -0.02634 0.042268 -0.01593 Komoditi share intercep Pjeruk Ppisang Ppepaya JART PDDKN EXP IHS Jeruk Pisang Pepaya 0.33873 0.15481 0.095023 0.505967 0.277171 0.216862 0.040208 -0.01782 3 -0.02239 -0.01782 3 0.027966 1 -0.01015 x -0.02239 -0.01015 x 0.032536 -0.06092 2 -0.0493 3 0.007421 x -0.04055 1 -0.06044 -0.05290 - - - -0.00751 0.009654 -0.00214 95 Tabel 7. Nilai estimasi parameter Model AIDS untuk Pulau Jawa dengan Tingkat Pendidikan Rendah Tabel 8. Nilai estimasi parameter Model AIDS untuk Pulau Jawa dengan Tingkat Pendidikan Sedang Tabel 9. Nilai estimasi parameter Model AIDS untuk Pulau Jawa dengan Tingkat Pendidikan Tinggi Tabel 10. Nilai estimasi parameter Model AIDS untuk Propinsi DKI Jakarta Tabel 11. Nilai estimasi parameter Model AIDS untuk Propinsi Jawa Barat Tabel 12. Nilai estimasi parameter Model AIDS untuk Propinsi Jawa Tengah Komoditi share intercep Pjeruk Ppisang Ppepaya JART PDDKN EXP IHS Jeruk Pisang Pepaya 0.36968 0.27068 0.10126 -0.78771 1.844232 -0.05652 x 0.024618 -0.01209 3 -0.01253 1 -0.01209 3 0.016405 2 -0.00431 x -0.01253 -0.00431 x 0.016842 -0.03885 3 0.064916 1 -0.00189 x - - - 0.105103 -0.1433 0.016934 -0.06438 0.078299 -0.01392 Komoditi share intercep Pjeruk Ppisang Ppepaya JART PDDKN EXP IHS Jeruk Pisang Pepaya 0.34852 0.15195 0.085248 0.390934 3 0.52856 0.083210 x 0.037891 2 -0.01392 x -0.02397 2 -0.01392 x 0.009089 x 0.004834 x -0.02397 2 0.004834 x 0.019135 3 0.03116 x -0.07856 1 0.009736 x - - - 0.013913 x -0.04367 0.004775 x -0.05423 0.063735 -0.0095 Komoditi share intercep Pjeruk Ppisang Ppepaya JART PDDKN EXP IHS Jeruk Pisang Pepaya 0.31404 0.12359 0.068589 1.355397 0.376013 x -0.73141 -0.07325 2 -0.00465 x 0.077893 -0.00465 x 0.025751 x -0.02111 x 0.077893 -0.02111 x -0.05679 2 0.524407 2 -0.08108 -0.22467 x - - - -0.15614 -0.00107 x 0.105556 0.098654 -0.01696 -0.08169 Komoditi share intercep Pjeruk Ppisang Ppepaya JART PDDKN EXP IHS Jeruk Pisang Pepaya 0.35078 0.13974 0.12599 0.265819 x 0.159341 x 0.57484 0.019562 x -0.01332 x -0.00624 x -0.01332 x 0.023142 3 -0.00982 x -0.00624 x -0.00982 x 0.016068 x -0.04943 x 0.037763 x 0.07485 2 -0.01859 x -0.09069 0.014383 x 0.014487 x 0.002118 x -0.03839 Komoditi share intercep Pjeruk Ppisang Ppepaya JART PDDKN EXP IHS Jeruk Pisang Pepaya 0.39616 0.2516 0.094864 -0.41854 x 1061255 -0.19401 x 0.046807 1 -0.0297 3 -0.01710 3 -0.0297 3 0.042861 1 -0.01316 x -0.0171 3 -0.01316 x 0.030258 -0.01503 x -0.07314 x 0.054842 2 0.078172 -0.16346 -0.01386 x 0.070984 -0.09823 0.020148 3 Komoditi share intercep Pjeruk Ppisang Ppepaya JART PDDKN EXP IHS Jeruk Pisang Pepaya 0.35109 0.31721 0.084692 -0.48615 3 1.206385 0.279766 3 0.049621 -0.03752 1 -0.01211 x -0.03752 1 0.03606 1 0.001455 x -0.01211 x 0.001455 x 0.010651 x 0.043829 x -0.11419 1 0.00905 x 0.075903 -0.15304 0.015887 3 0.07406 -0.07361 -0.0085 x 96 Tabel 13. Nilai estimasi parameter Model AIDS untuk Propinsi DI Yogyakarta Tabel 14. Nilai estimasi parameter Model AIDS untuk Propinsi Jawa Timur Tabel 15. Nilai estimasi parameter Model AIDS untuk Propinsi Banten Keterangan : Pjeruk = Harga Jeruk Ppisang = Harga Pisang Ppepaya = Harga Pepaya JART = Jumlah Anggota per Rumah Tangga PDDKN = Tingkat Pendidikan EXP = Total Pengeluaran Rumah Tangga per bulan IHS = Indeks Harga Stone 1 = nyata pada taraf 97,5 2 = nyata pada taraf 95 3 = nyata pada taraf 90 x = tidak nyata Jika tidak ada keterangan berarti nyata pada taraf 99 Komoditi share intercep Pjeruk Ppisang Ppepaya JART PDDKN EXP IHS Jeruk Pisang Pepaya 0.42663 0.24232 0.08283 0.463829 x 0.555584 x -0.01941 x 0.058106 3 -0.02436 x -0.03375 3 -0.02436 x 0.007657 x 0.0167 x -0.03375 3 0.0167 x 0.017049 x 0.070621 x 0.063256 x -0.05195 3 0.032029 x -0.1735 -0.00283 x -0.00359 x -0.02897 x 0.02052 x Komoditi share intercep Pjeruk Ppisang Ppepaya JART PDDKN EXP IHS Jeruk Pisang Pepaya 0.34469 0.28158 0.1107 -0.37736 3 0.863613 0.513743 0.012228 x -0.00633 x -0.00589 x -0.00633 x 0.021295 x -0.01496 3 -0.00589 x -0.01496 x 0.020854 2 -0.0521 x 0.03588 x 0.004096 x 0.079128 -0.14839 -0.02422 1 0.074186 -0.05527 -0.0305 1 Komoditi share intercep Pjeruk Ppisang Ppepaya JART PDDKN EXP IHS Jeruk Pisang Pepaya 0.36973 0.2052 0.099781 -1.5855 1 2.52329 0.062213 x 0.02747 x -0.00161 x -0.02585 x -0.00161 x -0.04434 3 0.045956 -0.02585 x 0.045956 -0.02010 x -0.16342 x 0.059031 x -0.01714 x 0.008687 x -0.18539 0.020124 x 0.175584 -0.18228 0.009895 x 97 Lampiran 3 Perintah membuat mode l AIDS da lam program SAS Contoh : Model AIDS untuk Pulau Jawa secara agregat dengan unit sampling RT. option nodate nonumber nocenter; data impor; set JAWA; create share pengeluaran komoditi; S128=V128Vbuah; Spisang=VpisangVbuah; S140=V140Vbuah; create harga komoditi; P128=V128Q128; Ppisang=VpisangQpisang; P140=V140Q140; create log harga; LP128=logP128; LPpisang=logPpisang; LP140=logP140; Ljart=logjart; Ltamat1=logtamat1; Lexp=logexp; create indeks harga stone; ih128=S128LP128; ihpisang=SpisangLPpisang; ih140=S140LP140; ttih=sumih128,ihpisang,ih140; ih=expttih; p=vbuahih; lnp=logp; label S128 = share jeruk Spisang = share pisang S140 = share pepaya LP128 = harga jeruk LPpisang = harga pisang LP140 = harga pepaya lnp = indeks harga stone Ljart = jumlah anggota keluarga Ltamat1 = pendidikan Lexp = pendapatan ; run ; title1 model almost ideal demand system RT JAWA ; proc syslin data=impor sur outest=hasil; model S128 = LP128 LPpisang LP140 Ljart Ltamat1 Lexp lnp; model Spisang = LP128 LPpisang LP140 Ljart Ltamat1 Lexp lnp; model S140 = LP128 LPpisang LP140 Ljart Ltamat1 Lexp lnp; 98 syarat adding up, homogeniti dan simetri var S128 Spisang S140; srestrict S128.intercep + Spisang.intercep + S140.intercep = 1 ; srestrict S128.lnp + Spisang.lnp + S140.lnp = ; srestrict S128.LP128 + S128.LPpisang + S128.LP140 = , Spisang.LP128 + Spisang.LPpisang + Spisang.LP140 = , S140.LP128 + S140.LPpisang + S140.LP140 = ; srestrict S128.LP128 + Spisang.LP128 + S140.LP128 = , S128.LPpisang + Spisang.LPpisang + S140.LPpisang = , S128.LP140 + Spisang.LP140 + S140.LP140 = ; srestrict S128.LPpisang=Spisang.LP128, Spisang.LP140=S140.LPpisang, S128.LP140=S140.LP128; run ; 99 Lampiran 4 Karakteristik Data SUSENAS 2005

1. Definisi SUSENAS

Susenas Survey Sosial Ekonomi Nasional merupakan survey yang dirancang untuk mengumpulkan data social kependudukan yang relative sangat luas. Data yang dikumpulkan antara lain menya ngkut bidang-bidang pendidikan, kesehatangizi, perumahan, social ekonomi lainnya, kegiatan social budaya, konsumsipengeluaran dan pendapatan rumah tangga, perjalanan, dan pendapat masyarakat mengenai kesejahteraan rumah tangga. Data-data tersebut dikelompokkan ke dalam 3 modulpaket utama, yaitu 1 modul konsumsipengeluaran dan pendapatan rumah tangga, 2 modul social budaya dan pendidikan, serta 3 modul kesehatan dan perumahan. Masing- masing modul tersebut dilakukan survey secara bergiliran setiap tahunnya, dan untuk tahun 2005 merupakan giliran untuk modul konsumsipengeluaran dan pendapatan rumah tangga. Namun dalam rangka program pemerintah Indonesia untuk mengentaskan kemiskinan, maka sejak tahun 2003 khusus untuk modul konsumsi ini dilakukan survey setiap tahun sekali. Dimana pada tahun yang sebenarnya bukan giliran untuk survey modul konsumsi, pengumpulan data dilakukan secara panel yaitu mencacah kembali rumah tangga terpilih modul konsumsi sebelumnya, dengan tujuan agar data yang dihasilkan sangat terbanding antar tahun. Pendataan secara panel hanya dirancang untuk estimasi tingkat nasional, dengan cakupan sample sekitar 10.000 rumah tangga.

2. Ruang Lingkup

Pelaksanaan Susenas 2005 mancakup 278.352 rumah tangga sample yang tersebar di seluruh wilayah geografis Indonesia, dengan rincian 68.288 rumah tangga sample kor- modul dan 210.064 rumah tangga sample kor tanpa modul, dan 10.640 rumah tangga sample Susenas Panel yang merupakan bagian dari rumah tangga sample kor-modul. Keterangan : kor merupakan kumpulan keterangan yang dikumpulkan tiap tahun, sedangkan modul adalah keterangan yang dikumpulkan tiga tahun sekali