85 tingkat pendidikan kepala rumah tangga berpengaruh signifikan terhadap
proporsi pengeluaran buah pada taraf nyata 5 persen. 5 Permintaan untuk jeruk, pisang, dan pepaya di perkotaan Pulau Jawa lebih
responsif terhadap perubahan harga dibanding daerah pedesaan. Untuk jeruk, semakin tinggi tingkat pendapatan rumah tangga semakin elastis
permintaannya terhadap perubahan harga. Untuk pisang dan pepaya berlaku sebaliknya. Terdapat hubungan komplementer antara jenis buah yang
dianalisis jeruk, pisang, dan pepaya. Dari kecilnya nilai elastisitas harga komoditi lain harga silang, maka sifat komplementer tersebut tidak terlalu
kuat. 6 Di wilayah Pulau Jawa secara total, desa, maupun kota, semua jenis buah yang
dianalisis bersifat barang normal yang ditunjukkan oleh tanda positif dari nilai elastisitas pengeluaran.
Ini berarti dengan semakin meningkatnya pendapatan rumahtangga maka akan meningkatkan permintaan komoditi tersebut. Pada
seluruh komoditi, elastisitas pengeluaran cukup elastis, terutama pada pisang.
6.2 Saran
1 Pemerintah perlu meningkatkan konsumsi buah di Indonesia dengan cara memperbaiki distribusi pendapatan masyarakat. Selain itu alternatif lain yang
dapat ditempuh ialah melalui sosialisasi mengenai pangan dan gizi secara umum melalui penyuluhan, pendidikan, dan kampanye mengenai peningkatan
konsumsi buah, terutama untuk buah dalam negeri. Strategi promosi lain yang dapat digunakan ialah dengan memanfaatkan teknologi seperti iklan layanan
masyarakat di berbagai media elektronik maupun internet.
86 2 Dari sisi penawaran, pemerintah sebaiknya memfokuskan usaha peningkatan
konsumsi dengan cara meningkatkan produksi buah dalam negeri. Kebijakan yang berkaitan dengan aspek permodalan dan pengembangan teknologi
produksi maupun pascapanen juga perlu dirumuskan. 3 Pemerintah juga perlu memperhatikan aspek manajemen pemasaran, termasuk
di dalamnya masalah transportasi dan distribusi yang masih lemah. Jika distribusi buah sudah baik maka tentunya produk yang telah dihasilkan dapat
dikonsumsi oleh sebagian besar lapisan masyarakat dan tingkat konsumsi buah di Indonesia pun dapat meningkat
4 Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk menambah jumlah variabel demografi yang belum dianalisis dalam penelitian ini, misalnya tingkat
pendidikan istriibu. Hal ini karena decision maker mengenai konsumsi pangan di tingkat rumah tangga umumnya ialah istriibu, sehingga diduga
tingkat pendidikan istriibu ini akan berpengaruh terhadap permintaan buah. Selain itu variabel usia juga dapat turut dianalisis, mengingat usia merupakan
salah satu faktor yang menentukan permintaan seseorang terhadap komoditi pangan tertentu. Dalam menganalisis variabel- variabel demografi tersebut
sebaiknya juga dianalisis secara mendalam mengenai elastisitasnya elastisitas pendidikan, elastisitas jumlah anggota ruma h tangga, dan seterusnya,
sehingga dapat diketahui faktor manakah yang sebenarnya paling berpengaruh terhadap permintaan buah.
5 Dalam penelitian ini data yang digunakan ialah konsumsi buah total, artinya tidak dipisahkan apakah komoditi yang dikonsumsi tersebut dari hasil
membeli cash and carry commodity, produksi sendiri self production
87 commodity
, atau pemberian dari pihak lain. Akan lebih baik jika dalam penelitian selanjutnya hanya menggunakan data konsumsi yang bersumber
dari hasil membeli cash and carry commodity. Hal tersebut bertujuan untuk menghindarkan bias survey dalam interpretasi nilai elastisitasnya. Pemisahan
data ini sudah dilakukan oleh pihak BPS, sehingga tidak akan menyulitkan bagi penelitian selanjutnya.
6 Untuk penelitian selanjutnya disarankan pula untuk memisahkan komoditi berdasarkan asalnya, apakah produksi dalam negeri atau impor. Dengan adaya
pemisahan tersebut, maka akan dapat memperkaya dan mempertajam analisis mengenai keragaman konsumsi dengan perbandingan antara model
permintaan pangan lokal dengan pangan impor. Untuk data SUSENAS 2005 pemisahan data konsumsi berdasarkan asalnya ini belum dilakukan, namun
jika di waktu mendatang BPS sudah melakukan pemisahan, maka saran ini memungkinkan untuk dilaksanakan.
7 Estimasi non linier dari AIDS juga disarankan untuk diterapkan, mengingat dalam kondisi riil tentunya perubahan harga, pendapatan, ataupun variabel
lainnya tidak selalu direspon secara linier oleh permintaan suatu komoditi. Hasil dari estimasi non linier ini dapat diperbandingkan dengan estimasi
liniernya, sehingga dapat diketahui pendekatan mana yang lebih baik.
88
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, Mewa. 1993. Kajian Pola Konsumsi dan Permintaan Pangan Serta Proyeksi Kebutuhan Pangan pada Repelita VI di Tiga Provinsi di
Indonesia. Tesis. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Baliwati, Yayuk Farida, Ali Khomsan, dan Meti Dwiriani. 2004. Pengantar
Pangan dan Gizi. Penebar Swadaya : Depok Biro Pusat Statistik. 2005. Survey Sosial Ekonomi Nasional. Pedoman Kerja
Kepala Kantor Statistik Provinsi dan KabupatenKota. Jakarta. . 2002. Pengeluaran Untuk Konsumsi Penduduk Indonesia 2002. Jakarta
. 2003. Pengeluaran Untuk Konsumsi Penduduk Indonesia 2003. Jakarta . 2004. Pengeluaran Untuk Konsumsi Penduduk Indonesia 2004. Jakarta
. 2005. Pengeluaran Untuk Konsumsi Penduduk Indonesia 2005. Jakarta . 2006. Pengeluaran Untuk Konsumsi Penduduk Indonesia 2006. Jakarta
Budiar, Silvia. 2000. Analisis Permintaan dan Konsumsi Sumber Protein Hewani Rumah Tangga di Pulau Jawa. Skripsi. Jurusan Ilmu- ilmu Sosial
Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor Daud, Lekir Amir.1986. Kajian Sistem Makanan Penting di Indonesia Suatu
Penerapan Model Almost Ideal Demand Sistem AIDS dengan data SUSENAS 1981. Tesis. Fakultas Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Deaton, Angus and John Muellbauer. 1980a. Economic and Consumer Behavior. Cambridge University Press, Cambridge, Mass.
Deaton, Angus and John Muellbauer. 1980b. An Almost Ideal Demand Sistem. American Economic Review 70 : 312-326.
Deaton, Angus.1990. Price Elasticities from Survey Data, Extention and Indonesian Result on Living Standard Measuring Survey LSMS
Working Paper No.69. Washington D. C : World Bank. Deroes, Kartini 1994. Pendekatan Teknologi Produksi Mengatasi Kendala
Pemasaran Buah-buahan Indonesia dalam Prosiding Simposium Hortikultura Nasional, Malang 9-8 November. Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya Perhimpunan Hortikultura Indonesia.
89 Direktorat Jendral Tanaman Hortikultura. 2003. Statistik Tanaman Buah-buahan
Tahun 2003. Jakarta . 2004. Statistik Tanaman Buah-buahan tahun 2004. Jakarta.
. 2005. Statistik Tanaman Buah-buahan tahun 2005. Jakarta. Hadi, Prajogo Utama, dkk. 2000. Alternatif Model Pemasaran Komoditas
Hortikultura Mendukung Gema Hortina. Makalah yang dipresentasikan pada Seminar Intern Hasil- hasil Penelitian Pusat Penelitian Sosial
Ekonomi Pertanian TA. 19992000. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian, Departemen Pertanian.
Hartoyo, Sri. 1997. Analisis Permintaan Buah-buahan di Jawa Barat. Mimbar Sosek Vol. 10, No. 1 Edisi April. Departemen Sosial Ekonomi Pertanian,
Institut Pertanian Bogor. Bogor. Kuntjoro, Sri Utami. 1984. Permintaan Bahan Makanan Penting di Indonesia.
Disertasi Doktor. Fakultas Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Kurniawan, Rudi. 1993 Analisis Konsumsi Pangan Rumah Tangga di Pulau Jawa
Suatu Kajian Almost Ideal Demand Sistem AIDS dengan data SUSENAS 1990. Skripsi. Jurusan Ilmu- ilmu Sosial Ekonomi Pertanian.
Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Lipsey, Richard . 1995. Pengantar Mikroekonomi. Binarupa Aksara : Jakarta. Nicholson, Walter. 2002. Mikroekonomi Intermediet dan Aplikasinya. Erlangga :
Jakarta. Nicholson, Walter. 1987. Microeconomic Theory Basic Principle and Extensions.
Amherst College. The Dryden Press. Rachmat, Muchjidin dan Erwidodo. 1993. Pendugaan Permintaan Pangan Utama
di Indonesia : Penerapan Model Almost Ideal Demand Sistem AIDS dengan data SUSENAS 1990. Jurnal Agro Ekonomi Vol. 12, No. 2 hal.
24-38. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian, Departemen Pertanian.
Rahmi, Dewi.2001. Analisa Permintaan Makanan dan Dampak Perubahan Harga terhadap Kesejahteraan Rumah Tangga di Jawa Barat, Aplikasi Model
AIDS. Tesis. Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia. Depok.
Saliem, Handewi Purwati., Rachman dan Erwidodo. 1994. Kajian Sistem Permintaan Pangan di Indonesia. Jurnal Agro Ekonomi Vol.13, No. 2
hal. 72-89. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian, Departemen Pertanian.
90 Saliem, Handewi Purwati. 2002. Analisis Permintaaan Pangan di Kawasan Timur
Indonesia. Jurnal Agro Ekonomi Vol. 20, No.2 hal. 64-91. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian, Departemen Pertanian.
Sawit, Muhammad Husein, Mewa Ariani, Iwan Setiadjie, Tri B. Purwanti, dan Ade Supriatna. 1997. Perubahan Pola Konsumsi Komoditas Hortikultura
di Indonesia. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian, Departemen Pertanian, Indonesia.
Sitepu, Rasidin Karo-Karo dan Bonar M. Sinaga. 2006. Aplikasi Model Ekonometrika, Estimasi, Simulasi, dan Peramalan Menggunakan
Program SAS. Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Sumarno. 2001. Kebijakan dan Strategi Pembangunan Agribisnis Hortikultura 2002-2004. Makalah yang disampaikan dalam Pertemuan Nasional
Pengembangan Agribisnis Hortikultura September 2001. Dirjen Bina Produksi Hortikultura, Departemen Pertanian.
Syafa’at, Nizwar, dkk. 2005. Pengembangan Model Permintaan dan Penawaran Komoditas Pertanian Utama. Makalah yang disampaikan dalam Seminar
Proposal Operasional TA. 2005. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian, Departemen Pertanian.
Timmer, Peter and Harold Alderman. 1979. Estimating Consumption Parameter for Food Policy Analysis. American Journal of Agricultural Economics.
December Edition Vol.61 Page 982-987. -----------. 1993. Prospek Perkembangan Ekspor Buah-buahan Indonesia. Makalah
yang disampaikan dalam Latihan Jangka Pendek Metodologi Ustan Tanaman Buah-buahan, Februari 1993. Badan Pengembangan Ekspor
Nasiona l, Departemen Perdagangan.
91
Lampiran 1. Nilai Estimasi Parameter Model AIDS dengan Unit Sampling RT
Tabel 1. Nilai estimasi parameter Model AIDS untuk Pulau Jawa
Tabel 2. Nilai estimasi parameter Model AIDS untuk Pulau Jawa wilayah Pedesaan
Tabel 3 Nilai estimasi parameter Model AIDS untuk Pulau Jawa wilayah Perkotaan
Tabel 4. Nilai estimasi parameter Model AIDS untuk Pulau Jawa dengan Tingkat Pendapatan Rendah
Tabel 5. Nilai estimasi parameter Model AIDS untuk Pulau Jawa dengan Tingkat Pendapatan Sedang
Tabel 6. Nilai estimasi parameter Model AIDS untuk Pulau Jawa dengan Tingkat PendapatanTinggi
Komoditi share
intercep Pjeruk
Ppisang Ppepaya
JART PDDKN
EXP IHS
Jeruk Pisang
Pepaya
0.35959 0.27731
0.18037 0.056647
x
0.599728 0.343624
0.066316 -0.03147
-0.03484 -0.03147
0.053829 -0.02236
-0.03484 -0.02236
0.057199 0.008664
x
0.000353
x
-0.00585
x
-0.00388
x
-0.03562 -0.00628
2
0.023832 -0.02932
-0.00394
x
-0.02328 0.032556
-0.00928
Komoditi share
intercep Pjeruk
Ppisang Ppepaya
JART PDDKN
EXP IHS
Jeruk Pisang
Pepaya
0.36241 0.3158
0.17906 -0.29344
3
0.804364 0.489081
0.078642 -0.03456
-0.04408 -0.03456
0.062909 -0.02835
-0.04408 -0.02835
0.072431 -0.01106
x
0.010990 0.001493
x
-0.00891
x
-0.04427
x
-0.00691
x
0.057423 -0.04566
-0.01815 -0.04732
0.042781 0.004534
Komoditi share
intercep Pjeruk
Ppisang Ppepaya
JART PDDKN
EXP IHS
Jeruk Pisang
Pepaya
0.35835 0.26049
0.18095 0.185934
1
0.477610 0.336465
0.061647 -0.03155
-0.0301 -0.03155
0.049718 -0.01817
-0.0301 -0.01817
0.048273 0.013363
3
0.00684
x
-0.0065
x
0.002587
x
-0.02006 -0.00928
0.011187
2
-0.02 -0.0026
x
-0.01405 0.026086
-0.01204
Komoditi share
intercep Pjeruk
Ppisang Ppepaya
JART PDDKN
EXP IHS
Jeruk Pisang
Pepaya
0.37334 0.31542
0.19512 0.420953
0.291391 0.287656
0.068075 -0.02797
-0.0401 -0.02797
0.048341 -0.02037
-0.04010 -0.02037
0.060469 -0.02265
3
-0.023
2
-0.02273
1
0.00812
x
-0.02487 -0.00582
x
- -
- -0.02504
0.023884 0.001151
Komoditi share
intercep Pjeruk
Ppisang Ppepaya
JART PDDKN
EXP IHS
Jeruk Pisang
Pepaya
0.36327 0.26707
0.18147 0.354467
0.314167 0.331371
0.070585 -0.03388
-0.0367 -0.03388
0.057644 -0.02376
-0.0367 -0.02376
0.060463 0.018523
3
-0.0784 -0.02202
-0.00269
x
-0.03382 -0.00755
2
- -
- -0.018568
0.028403 -0.01273
Komoditi share
intercep Pjeruk
Ppisang Ppepaya
JART PDDKN
EXP IHS
Jeruk Pisang
Pepaya
0.32466 0.22145
0.14862 0.41345
0.236231 0.350319
0.054794 -0.0347
-0.02010
1
-0.0347 0.055224
-0.02053 -0.0201
1
-0.02053 0.040621
-0.0455 -0.02001
3
0.010359
x
-0.05917 -0.07485
0.018688 -
- -
0.009101 0.028822
-0.03792
92
Tabel 7. Nilai estimasi parameter Model AIDS untuk Pulau Jawa dengan Tingkat Pendidikan Rendah
Tabel 8. Nilai estimasi parameter Model AIDS untuk Pulau Jawa dengan Tingkat Pendidikan Sedang
Tabel 9. Nilai estimasi parameter Model AIDS untuk Pulau Jawa dengan Tingkat Pendidikan Tinggi
Tabel 10. Nilai estimasi parameter Model AIDS untuk Propinsi DKI Jakarta
Tabel 11. Nilai estimasi parameter Model AIDS untuk Propinsi Jawa Barat
Tabel 12. Nilai estimasi parameter Model AIDS untuk Propinsi Jawa Tengah
Komoditi share
intercep Pjeruk
Ppisang Ppepaya
JART PDDKN
EXP IHS
Jeruk Pisang
Pepaya
0.36187 0.28433
0.18570 -0.07317
x
0.730513 0.342653
0.072688 -0.03160
-0.04109 -0.0316
0.054565 -0.02297
-0.04109 -0.02297
0.064058 -0.00584
x
-0.00108
x
-0.00873
x
- -
- 0.035348
-0.04311 -0.00283
x
-0.02895 0.040290
-0.01134
Komoditi share
intercep Pjeruk
Ppisang Ppepaya
JART PDDKN
EXP IHS
Jeruk Pisang
Pepaya
0.37512 0.28832
0.17611 0.417368
2
0.556193 0.026439
x
0.081017 -0.04240
-0.03861 -0.04240
0.065783 -0.02338
1
-0.03861 -0.02338
1
0.061992 0.038935
2
-0.01877
x
-0.00112
x
- -
- 0.000977
x
-0.02474
3
0.010620
x
-0.04257 0.029663
0.012910
Komoditi share
intercep Pjeruk
Ppisang Ppepaya
JART PDDKN
EXP IHS
Jeruk Pisang
Pepaya
0.32892 0.22657
0.15103 0.232589
3
0.394555 0.372856
0.024701
x
-0.03281 0.008105
x
-0.03281 0.052555
x
-0.01975 0.008105
x
-0.01975 0.011644
x
0.068488
2
0.035254
x
-0.00962
x
- -
- -0.00475x
-0.01570
2
-0.00819
x
0.010343 0.004271
-0.01461
Komoditi share
intercep Pjeruk
Ppisang Ppepaya
JART PDDKN
EXP IHS
Jeruk Pisang
Pepaya
0.36083 0.22322
0.18458 0.373037
0.190986
3
0.435978 0.064367
-0.03361 -0.03075
-0.03361 0.032529
0.001086
x
-0.03075 0.001086
x
0.029666 0.016746
x
0.038254 0.00662
x
-0.02888 -0.04493
-0.00053
x
-0.00238
x
-0.00535
x
-0.00607
x
Komoditi share
intercep Pjeruk
Ppisang Ppepaya
JART PDDKN
EXP IHS
Jeruk Pisang
Pepaya
0.35656 0.27288
0.20839 -0.24669
3
0.764054 0.482631
0.078778 -0.03971
-0.03907 -0.03971
0.051749 -0.01204
x
-0.03907 -0.01204
x
0.051106 0.004214
x
-0.02514
x
-0.00342
x
0.019626
2
-0.03035 -0.00837
x
0.046149 -0.037
-0.01679
2
Komoditi share
intercep Pjeruk
Ppisang Ppepaya
JART PDDKN
EXP IHS
Jeruk Pisang
Pepaya
0.36002 0.31307
0.15774 0.224612
x
0.263133
3
0.512255 0.094515
-0.04127 -0.05324
-0.04127 0.042745
-0.00147
x
-0.05324 -0.00147
x
0.054719
x
-0.00846
x
0.015035
x
0.01434
x
-0.001
x
-0.03317 0.003911
x
0.00915
x
-0.00292
x
-0.01787
2
93
Tabel 13. Nilai estimasi parameter Model AIDS untuk Propinsi DI Yogyakarta
Tabel 14. Nilai estimasi parameter Model AIDS untuk Propinsi Jawa Timur
Tabel 15. Nilai estimasi parameter Model AIDS untuk Propinsi Banten
Keterangan : Pjeruk
= Harga Jeruk Ppisang
= Harga Pisang Ppepaya
= Harga Pepaya JART
= Jumlah Anggota per Rumah Tangga PDDKN
= Tingkat Pendidikan EXP
= Total Pengeluaran Rumah Tangga per bulan IHS
= Indeks Harga Stone
1
= nyata pada taraf 97,5
2
= nyata pada taraf 95
3
= nyata pada taraf 90
x
= tidak nyata Jika tidak ada keterangan berarti nyata pada taraf 99
Komoditi share
intercep Pjeruk
Ppisang Ppepaya
JART PDDKN
EXP IHS
Jeruk Pisang
Pepaya
0.34825 0.2919
0.19605 0.023316
x
0.539601
1
0.437083
1
0.044513
2
-0.02906
2
-0.01545
x
-0.02906
2
0.066751 -0.03769
-0.01545
x
-0.03769 0.053144
0.060537 -0.03685
2
-0.07214 -0.02045
x
-0.00031
x
-0.00603
x
0.034345
2
-0.01868
x
-0.02060
3
Komoditi share
intercep Pjeruk
Ppisang Ppepaya
JART PDDKN
EXP IHS
Jeruk Pisang
Pepaya
0.36485 0.28681
0.1717 0.0786
x
0.592086 0.329314
0.02644
2
-0.01863
2
-0.00781
x
-0.01863
2
0.064556 -0.04593
-0.00781
x
-0.04593 0.053737
0.022288
x
-0.01645
x
-0.011
x
-0.01976
2
-0.04686 0.005317
x
0.021771
2
-0.03099 0.00253
x
Komoditi share
intercep Pjeruk
Ppisang Ppepaya
JART PDDKN
EXP IHS
Jeruk Pisang
Pepaya
0.36221 0.23313
0.15912 -1.5855
1
2.523291 0.062213
x
0.027469
x
-0.00161
x
-0.02585
x
-0.00161
2
-0.04434 0.045956
-0.02585
x
0.045956 -0.0201
-0.1634
x
0.059031
x
-0.01714
x
0.008687
2
-0.18539 0.020124
x
0.175584
2
-0.18228 0.009895
x
94
Lampiran 2. Nilai Estimasi Parameter Model AIDS dengan Unit Sampling PSU
Tabel 1. Nilai estimasi parameter Model AIDS untuk Pulau Jawa
Tabel 2. Nilai estimasi parameter Model AIDS untuk Pulau Jawa Wilayah Pedesaan
Tabel 3. Nilai estimasi parameter Model AIDS untuk Pulau Jawa Wilayah Perkotaan
Tabel 4. Nilai estimasi parameter Model AIDS untuk Pulau Jawa dengan Tingkat Pendapatan Rendah
Tabel 5. Nilai estimasi parameter Model AIDS untukPulau Jawa dengan Tingkat Pendapatan sedang
Tabel 6. Nilai estimasi parameter Model AIDS untuk Pulau Jawa dengan Tingkat Pendapatan Tinggi
Komoditi share
intercep Pjeruk
Ppisang Ppepaya
JART PDDKN
EXP IHS
Jeruk Pisang
Pepaya
0.36675 0.25865
0.09988 -0.15838
x
1.170626 -0.01225
x
0.027492 -0.01427
2
-0.01322 -0.01427
2
0.017933
1
-0.00367
x
-0.01322 -0.00367
x
0.016890 -0.00231
x
-0.00381
x
0.000683
x
0.072345 -0.17920
0.000684
x
0.050140 -0.07450
0.013515
1
-0.06415 0.078378
-0.01423
Komoditi share
intercep Pjeruk
Ppisang Ppepaya
JART PDDKN
EXP IHS
Jeruk Pisang
Pepaya
0.35231 0.34441
0.1009 -1.51255
1.87474 0.637808
0.034023
1
-0.0212
3
-0.01283
3
-0.0212
3
0.029656
1
-0.00846
x
-0.01283
3
-0.00846
x
0.021284 -0.0983
1
0.109505
2
0.020683
x
0.070883 -0.08876
-0.01130
x
0.164449 -0.14316
-0.03798 -0.08708
0.094247 -0.00716
Komoditi share
intercep Pjeruk
Ppisang Ppepaya
JART PDDKN
EXP IHS
Jeruk Pisang
Pepaya
0.37727 0.1962
0.09914 0.18315
3
0.925188 -0.10834
x
0.02727 -0.01328
3
-0.01399
1
-0.01328
3
0.012027
3
0.001255
x
-0.01399
1
0.001255
x
0.012736
2
-0.00603
x
-0.02577
x
0.003932
x
-0.00854
x
-0.09579 0.006463
x
0.026286 -0.05735
0.020302 -0.03752
0.054236 -0.01672
Komoditi share
intercep Pjeruk
Ppisang Ppepaya
JART PDDKN
EXP IHS
Jeruk Pisang
Pepaya
0.3587 0.34669
0.10472 0.50457
0.302107 0.193323
0.021882
3
-0.00949
x
-0.01239
3
-0.00949
x
0.01421
x
-0.00472
x
-0.01239
3
-0.00472
x
0.01711
2
0.035682
x
-0.15293 -0.01524
x
0.100764 -0.11183
-0.01322
3
- -
- -0.08888
0.102048 -0.01317
Komoditi share
intercep Pjeruk
Ppisang Ppepaya
JART PDDKN
EXP IHS
Jeruk Pisang
Pepaya
0.38889 0.22256
0.097472 0.484612
0.389833 0.125555
0.025536
2
-0.01509
3
-0.01044
3
-0.01509
3
0.016691
3
-0.0016
x
-0.01044
3
-0.0016
x
0.012042
3
-0.0164
x
-0.14928 0.016579
x
0.018286
3
-0.11896 0.026041
- -
- -0.02634
0.042268 -0.01593
Komoditi share
intercep Pjeruk
Ppisang Ppepaya
JART PDDKN
EXP IHS
Jeruk Pisang
Pepaya
0.33873 0.15481
0.095023 0.505967
0.277171 0.216862
0.040208 -0.01782
3
-0.02239 -0.01782
3
0.027966
1
-0.01015
x
-0.02239 -0.01015
x
0.032536 -0.06092
2
-0.0493
3
0.007421
x
-0.04055
1
-0.06044 -0.05290
- -
- -0.00751
0.009654 -0.00214
95
Tabel 7. Nilai estimasi parameter Model AIDS untuk Pulau Jawa dengan Tingkat Pendidikan Rendah
Tabel 8. Nilai estimasi parameter Model AIDS untuk Pulau Jawa dengan Tingkat Pendidikan Sedang
Tabel 9. Nilai estimasi parameter Model AIDS untuk Pulau Jawa dengan Tingkat Pendidikan Tinggi
Tabel 10. Nilai estimasi parameter Model AIDS untuk Propinsi DKI Jakarta
Tabel 11. Nilai estimasi parameter Model AIDS untuk Propinsi Jawa Barat
Tabel 12. Nilai estimasi parameter Model AIDS untuk Propinsi Jawa Tengah
Komoditi share
intercep Pjeruk
Ppisang Ppepaya
JART PDDKN
EXP IHS
Jeruk Pisang
Pepaya
0.36968 0.27068
0.10126 -0.78771
1.844232 -0.05652
x
0.024618 -0.01209
3
-0.01253
1
-0.01209
3
0.016405
2
-0.00431
x
-0.01253 -0.00431
x
0.016842 -0.03885
3
0.064916
1
-0.00189
x
- -
- 0.105103
-0.1433 0.016934
-0.06438 0.078299
-0.01392
Komoditi share
intercep Pjeruk
Ppisang Ppepaya
JART PDDKN
EXP IHS
Jeruk Pisang
Pepaya
0.34852 0.15195
0.085248 0.390934
3
0.52856 0.083210
x
0.037891
2
-0.01392
x
-0.02397
2
-0.01392
x
0.009089
x
0.004834
x
-0.02397
2
0.004834
x
0.019135
3
0.03116
x
-0.07856
1
0.009736
x
- -
- 0.013913
x
-0.04367 0.004775
x
-0.05423 0.063735
-0.0095
Komoditi share
intercep Pjeruk
Ppisang Ppepaya
JART PDDKN
EXP IHS
Jeruk Pisang
Pepaya
0.31404 0.12359
0.068589 1.355397
0.376013
x
-0.73141 -0.07325
2
-0.00465
x
0.077893 -0.00465
x
0.025751
x
-0.02111
x
0.077893 -0.02111
x
-0.05679
2
0.524407
2
-0.08108 -0.22467
x
- -
- -0.15614
-0.00107
x
0.105556 0.098654
-0.01696 -0.08169
Komoditi share
intercep Pjeruk
Ppisang Ppepaya
JART PDDKN
EXP IHS
Jeruk Pisang
Pepaya
0.35078 0.13974
0.12599 0.265819
x
0.159341
x
0.57484 0.019562
x
-0.01332
x
-0.00624
x
-0.01332
x
0.023142
3
-0.00982
x
-0.00624
x
-0.00982
x
0.016068
x
-0.04943
x
0.037763
x
0.07485
2
-0.01859
x
-0.09069 0.014383
x
0.014487
x
0.002118
x
-0.03839
Komoditi share
intercep Pjeruk
Ppisang Ppepaya
JART PDDKN
EXP IHS
Jeruk Pisang
Pepaya
0.39616 0.2516
0.094864 -0.41854
x
1061255 -0.19401
x
0.046807
1
-0.0297
3
-0.01710
3
-0.0297
3
0.042861
1
-0.01316
x
-0.0171
3
-0.01316
x
0.030258 -0.01503
x
-0.07314
x
0.054842
2
0.078172 -0.16346
-0.01386
x
0.070984 -0.09823
0.020148
3
Komoditi share
intercep Pjeruk
Ppisang Ppepaya
JART PDDKN
EXP IHS
Jeruk Pisang
Pepaya
0.35109 0.31721
0.084692 -0.48615
3
1.206385 0.279766
3
0.049621 -0.03752
1
-0.01211
x
-0.03752
1
0.03606
1
0.001455
x
-0.01211
x
0.001455
x
0.010651
x
0.043829
x
-0.11419
1
0.00905
x
0.075903 -0.15304
0.015887
3
0.07406 -0.07361
-0.0085
x
96
Tabel 13. Nilai estimasi parameter Model AIDS untuk Propinsi DI Yogyakarta
Tabel 14. Nilai estimasi parameter Model AIDS untuk Propinsi Jawa Timur
Tabel 15. Nilai estimasi parameter Model AIDS untuk Propinsi Banten
Keterangan :
Pjeruk = Harga Jeruk
Ppisang = Harga Pisang
Ppepaya = Harga Pepaya
JART = Jumlah Anggota per Rumah Tangga
PDDKN = Tingkat Pendidikan
EXP = Total Pengeluaran Rumah Tangga per bulan
IHS = Indeks Harga Stone
1
= nyata pada taraf 97,5
2
= nyata pada taraf 95
3
= nyata pada taraf 90
x
= tidak nyata Jika tidak ada keterangan berarti nyata pada taraf 99
Komoditi share
intercep Pjeruk
Ppisang Ppepaya
JART PDDKN
EXP IHS
Jeruk Pisang
Pepaya
0.42663 0.24232
0.08283 0.463829
x
0.555584
x
-0.01941
x
0.058106
3
-0.02436
x
-0.03375
3
-0.02436
x
0.007657
x
0.0167
x
-0.03375
3
0.0167
x
0.017049
x
0.070621
x
0.063256
x
-0.05195
3
0.032029
x
-0.1735 -0.00283
x
-0.00359
x
-0.02897
x
0.02052
x
Komoditi share
intercep Pjeruk
Ppisang Ppepaya
JART PDDKN
EXP IHS
Jeruk Pisang
Pepaya
0.34469 0.28158
0.1107 -0.37736
3
0.863613 0.513743
0.012228
x
-0.00633
x
-0.00589
x
-0.00633
x
0.021295
x
-0.01496
3
-0.00589
x
-0.01496
x
0.020854
2
-0.0521
x
0.03588
x
0.004096
x
0.079128 -0.14839
-0.02422
1
0.074186 -0.05527
-0.0305
1
Komoditi share
intercep Pjeruk
Ppisang Ppepaya
JART PDDKN
EXP IHS
Jeruk Pisang
Pepaya
0.36973 0.2052
0.099781 -1.5855
1
2.52329 0.062213
x
0.02747
x
-0.00161
x
-0.02585
x
-0.00161
x
-0.04434
3
0.045956 -0.02585
x
0.045956 -0.02010
x
-0.16342
x
0.059031
x
-0.01714
x
0.008687
x
-0.18539 0.020124
x
0.175584 -0.18228
0.009895
x
97
Lampiran 3 Perintah membuat mode l AIDS da lam program SAS
Contoh : Model AIDS untuk Pulau Jawa secara agregat dengan unit sampling RT.
option nodate nonumber nocenter;
data impor;
set JAWA;
create share pengeluaran komoditi; S128=V128Vbuah;
Spisang=VpisangVbuah; S140=V140Vbuah;
create harga komoditi; P128=V128Q128;
Ppisang=VpisangQpisang; P140=V140Q140;
create log harga; LP128=logP128;
LPpisang=logPpisang; LP140=logP140;
Ljart=logjart; Ltamat1=logtamat1;
Lexp=logexp;
create indeks harga stone; ih128=S128LP128;
ihpisang=SpisangLPpisang; ih140=S140LP140;
ttih=sumih128,ihpisang,ih140; ih=expttih;
p=vbuahih; lnp=logp;
label S128 =
share jeruk Spisang =
share pisang S140 =
share pepaya LP128 =
harga jeruk LPpisang =
harga pisang LP140 =
harga pepaya lnp =
indeks harga stone Ljart =
jumlah anggota keluarga Ltamat1 =
pendidikan Lexp =
pendapatan ;
run ;
title1 model almost ideal demand system RT JAWA
;
proc syslin
data=impor sur outest=hasil; model
S128 = LP128 LPpisang LP140 Ljart Ltamat1 Lexp lnp; model
Spisang = LP128 LPpisang LP140 Ljart Ltamat1 Lexp lnp; model
S140 = LP128 LPpisang LP140 Ljart Ltamat1 Lexp lnp;
98
syarat adding up, homogeniti dan simetri var
S128 Spisang S140; srestrict
S128.intercep + Spisang.intercep + S140.intercep = 1
; srestrict
S128.lnp + Spisang.lnp + S140.lnp = ;
srestrict S128.LP128 + S128.LPpisang + S128.LP140 =
, Spisang.LP128 + Spisang.LPpisang + Spisang.LP140 =
, S140.LP128 + S140.LPpisang + S140.LP140 =
; srestrict S128.LP128 + Spisang.LP128 + S140.LP128 =
, S128.LPpisang + Spisang.LPpisang + S140.LPpisang =
, S128.LP140 + Spisang.LP140 + S140.LP140 =
; srestrict S128.LPpisang=Spisang.LP128,
Spisang.LP140=S140.LPpisang, S128.LP140=S140.LP128;
run ;
99
Lampiran 4
Karakteristik Data SUSENAS 2005
1. Definisi SUSENAS
Susenas Survey Sosial Ekonomi Nasional merupakan survey yang dirancang untuk mengumpulkan data social kependudukan yang relative sangat
luas. Data yang dikumpulkan antara lain menya ngkut bidang-bidang pendidikan, kesehatangizi, perumahan, social ekonomi lainnya, kegiatan social budaya,
konsumsipengeluaran dan pendapatan rumah tangga, perjalanan, dan pendapat masyarakat mengenai kesejahteraan rumah tangga. Data-data tersebut
dikelompokkan ke dalam 3 modulpaket utama, yaitu 1 modul konsumsipengeluaran dan pendapatan rumah tangga, 2 modul social budaya
dan pendidikan, serta 3 modul kesehatan dan perumahan. Masing- masing modul tersebut dilakukan survey secara bergiliran setiap tahunnya, dan untuk tahun 2005
merupakan giliran untuk modul konsumsipengeluaran dan pendapatan rumah tangga. Namun dalam rangka program pemerintah Indonesia untuk mengentaskan
kemiskinan, maka sejak tahun 2003 khusus untuk modul konsumsi ini dilakukan survey setiap tahun sekali. Dimana pada tahun yang sebenarnya bukan giliran
untuk survey modul konsumsi, pengumpulan data dilakukan secara panel yaitu mencacah kembali rumah tangga terpilih modul konsumsi sebelumnya, dengan
tujuan agar data yang dihasilkan sangat terbanding antar tahun. Pendataan secara panel hanya dirancang untuk estimasi tingkat nasional, dengan cakupan sample
sekitar 10.000 rumah tangga.
2. Ruang Lingkup
Pelaksanaan Susenas 2005 mancakup 278.352 rumah tangga sample yang tersebar di seluruh wilayah geografis Indonesia, dengan rincian 68.288 rumah
tangga sample kor- modul dan 210.064 rumah tangga sample kor tanpa modul, dan 10.640 rumah tangga sample Susenas Panel yang merupakan bagian dari
rumah tangga sample kor-modul. Keterangan : kor merupakan kumpulan keterangan yang dikumpulkan tiap tahun, sedangkan modul adalah keterangan
yang dikumpulkan tiga tahun sekali