29
Tidak mentolerir data iklim kosong Program ini merupakan penyempurnaan dari program neraca air
yang sudah ada dengan penambahan beberapa model, yaitu penentuan waktu tanam dan pemberian irigasi optimal. Perangkat lunak ini
diharapkan lebih mudah digunakan dan luaran yang dihasilkan lebih bermanfaat untuk perencanaan pertanian.
C. Kebutuhan Air Tanaman
Kebutuhan air tanaman crop water requirement adalah besarnya jumlah air yang digunakan oleh tanaman untuk berproduksi atau secara umum
menunjukkan jumlah total evaporasi dari bahan yang digunakan oleh tanaman. Kebutuhan air tanaman biasa disebut evapotranspirasi. Menurut Doorenbos
dan Pruit 1977, kebutuhan air tanaman merupakan jumlah air yang dibutuhkan untuk mengimbangi evapotranspirasi tanaman sehat Etc yang
tumbuh pada suatu lahan yang luas, kondisi air tanah dan kesuburan tanah tidak dalam keadaan terbatas serta dapat mencapai produksi potensial pada
lingkungan pertumbuhannya. Besarnya kebutuhan air tanaman dipengaruhi oleh berbagai faktor
yang mencakup iklim, tanah, teknik budidaya, dan irigasi yang digunakan. Kebutuhan air tanaman juga dipengaruhi oleh fase pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Umumnya pada fase vegetatif tanaman memerlukan air dalam jumlah yang besar. Kekurangan air pada periode tertentu akan
mengurangi hasil, yaitu pada awal pertumbuhan akan mengurangi hasil sampai 50, awal fase pembungaan akan mengurangi hasil 25.
Pada dasarnya kebutuhan air tanaman dapat dihitung dengan metode pengukuran langsung atau dengan metode pendugaan. Metode pengukuran
langsung menggunakan panci evaporasi dan lysimeter yang didasari pada prinsip neraca air.
1. Neraca Air
Neraca air water balance mudah berubah baik menurut ruang maupun waktu, karena mengikuti siklus hidrologi. Menurut Sastrodarsono
30
dan Takeda 1983, neraca air merupakan penjelasan hubungan aliran masuk inflow dan aliran keluar outflow dari proses sirkulasi untuk suatu
periode tertentu di suatu daerah. Neraca air tanaman dapat dituliskan sebagai berikut:
S T
E Ro
D I
P
Keterangan: P
: Curah hujan E
: Evaporasi I
: Irigasi T
: Transpirasi D
: Drainase S
: Cadangan air dalam tanah Ro : Runoff
a Evapotranspirasi Potensial ETp ETp merupakan konsep yang dikembangkan oleh Penman yang
membatasi laju penguapan terbesar dari suatu komunitas tanaman. Ada tiga hal utama dari konsep ini, yaitu : tajuk tanaman menutupi tanah
secara sempurna, air tanah cukup, dan tanaman cukup pendek. Ketiga batasan tersebut pada prinsipnya adalah untuk memaksimalkan laju
evapotranspirasi, sehingga hanya ada satu nilai evapotranspirasi potensial untuk kondisi cuaca tertentu yang hanya ditentukan oleh
unsur-unsur cuaca. ETp menggambarkan laju maksimum kehilangan air suatu pertanaman yang ditentukan oleh kondisi iklim pada keadaan
penutupan tajuk tanaman pendek yang rapat dengan penyediaan air yang cukup.
b Evapotranspirasi Aktual ETa Berdasarkan keadaan air tanah, dikenal dua istilah yaitu ETp
dan ETa. ETp adalah evapotranspirasi yang terjadi pada keadaan kapasitas lapang, sedangkan ETa terjadi pada saat keadaan air tanah
sebenarnya. Besarnya ETa tidak selalu lebih rendah dari ETp. Besarnya nilai ETa dipengaruhi oleh keadaan permukaan evaporasi dan
ketersediaan air.
31
c Evapotranspirasi Maksimum ETmax Evapotranspirasi maksimum Etmax adalah evapotranspirasi
maksimal yang dilakukan oleh tanaman yang dapat diartikan juga sebagai evapotranspirasi tanaman ETc. Menurut Doorenbos dan Pruit
1977, untuk menduga evapotranspirasi maksimal tanaman ada beberapa tahap, yaitu :
Menentukan evapotranspirasi acuan ETo Menentukan koefisien tanaman Kc
Menghitung evapotranspirasi tanaman Etmax atau ETc Menjelaskan adanya pengaruh iklim lokal
Untuk mengetahui besarnya nilai Etmax diperlukan nilai koefisien tanaman Kc, dimana nilai Kc menunjukan nilai karakteristik
dari suatu tanaman dalam menentukan besarnya kebutuhan air. Kc juga merupakan fungsi dari tahap-tahap fenologi taanaman yang nilainya
beragam diantara
tiap-tiap kelompok
tanaman dan
tahap perkembangannya. Koefisien tanaman Kc, menujukkan hubungan
antara ETo dan ETmax, sementara itu nilai ETo dapat didekati dengan nilai ETp.
Doorenbos, J. and Pruit, W. O. 1977 menghitung evapotranspirasi
maksimaltanaman berdasarkan
fungsi dari
evapotranspirasi acuan dengan parameter karakteristik tanamannya, yang digambarkan dengan persamaan berikut:
ETcrop = Kc x ETo Dimana :
ETcrop : Evapotranspirasi tanaman Kc : Koefisien Tanaman ETo : Evapotranspirasi acuan
2. Indeks Kecukupan Air