Pendekatan Open-Ended Problem Solving

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendekatan Open-Ended Problem Solving

Pembelajaran dengan pendekatan open-ended problem solving biasanya dimulai dengan memberikan masalah terbuka kepada siswa. Kegiatan pembelajaran harus membawa siswa dalam menjawab permasalahan dengan banyak cara dan mungkin juga banyak jawaban yang benar sehingga mengundang potensi intelektual dan pengalaman siswa dalam proses menemukan sesuatu yang baru Suherman, 2003: 123. Japa 2008: 63 menjelaskan bahwa pertanyaan terbuka diarahkan untuk menggiring tumbuhnya pemahaman atas masalah yang diajukan. Pembelajaran yang berdasarkan masalah terbuka dapat mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan juga menekankan pada pencapaian kompetensi tingkat tinggi yaitu berpikir kritis, kreatif, dan produktif Belajar dengan melibatkan masalah open-ended dan menantang, mengakomodasi berbagai gaya belajar siswa yang dapat membantu siswa dalam mengembangkan dan mendemonstrasikan pemahamannya Hudiono, 2008: 27. Mourtos et al 2004: 8 dalam penelitiannya menemukan bahwa melibatkan sedikit masalah open-ended pada tiap kursus melalui kurikulum dapat memberikan dampak yang signifikan dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dan kemampuan khusus mereka untuk 9 mengidentifikasi rumusan masalah, dan meningkatkan tingkat kepercayaan diri siswa dalam menyelesaikan masalah-masalah yang kompleks. Inprasitha 2006: 171 menjelaskan langkah pendekatan open-ended adalah dengan cara memberikan masalah open-ended kepada siswa kemudian diselesaikan dengan menggunakan banyak jawaban yang benar sehingga akan memberikan pengalaman kepada siswa untuk menemukan sesuatu yang baru selama proses pemecahan masalah. Langkah-langkah pembelajaran sains dengan pendekatan open-ended problem solving adalah sebagai berikut. 1 Pembelajaran dimulai dengan memberikan pertanyaan terbuka kepada siswa, pertanyaan tersebut haruslah dapat diperkirakan mampu diselesaikan siswa dengan banyak cara dan mungkin banyak jawaban benar sehingga memacu potensi intelektual dan pengalaman siswa dalam proses menemukan pengetahuan yang baru. 2 Siswa melakukan beragam aktivitas untuk menjawab pertanyaan yang diberikan secara berkelompok. 3 Guru memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk mengeksplorasi pertanyaan. 4 Siswa membuat rangkuman dari proses penemuan yang mereka lakukan. 5 Diskusi kelas mengenai strategi dan pemecahan masalah serta penyimpulan dengan bimbingan guru. Gokhale 1995: 28 dalam penelitiannya menyatakan interaksi kelompok membuat siswa untuk belajar dari pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman satu sama lain. Diskusi dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, mengklarifikasi dan mengevaluasi gagasan satu sama lain. Namun demikian, pembelajaran dengan pendekatan open-ended problem solving memiliki keunggulan dan kelemahan. Suherman et al 2003: 132 menguraikan keunggulan dan kelemahan tersebut sebagai berikut. a Keunggulan Pendekatan Open-Ended Problem Solving 1 Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan lebih sering mengekspresikan ide. 2 Siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan waktu. 3 Peserta dengan kemampuan yang rendah dapat merespon permasalahan dengan cara mereka sendiri. 4 Siswa secara intrinsik termotivasi untuk memberikann bukti atau penjelasan. 5 Memberikan banyak pengalaman kepada peserta dididk untuk menemukan sesuatu dalam menjawab permasalahan. b Kelemahan Pendekatan Open-Ended Problem Solving 1 Membuat dan menyiapkan pertanyaan terbuka yang bermakna bagi siswa bukanlah pekerjaan yang mudah. 2 Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami siswa sangat sulit sehingga banyak siswa yang mengalami kesulitan bagaimana merespon permasalahan yang diberikan. 3 Siswa dengan kemampuan tinggi bisa merasa ragu atau mencemaskan jawaban mereka. 4 Kemungkinan ada sebagian siswa yang merasa kegiatan belajar mereka tidak menyenangkan karena kesulitan yang mereka hadapi.

2.2 SETS Science, Environment, Technology and Society