Pemahaman Siswa terhadap Bencana Alam

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pemahaman Siswa terhadap Bencana Alam

Pemahaman siswa dalam penelitian ini adalah pemahaman terhadap bencana alam yang dikaitkan dengan fisika untuk anak SD. Bencana ini dibahas dalam materi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia. Namun dalam penelitian, bencana alam yang dibahas dibatasi hanya pada tiga macam bencana yang sangat dekat dengan kehidupan siswa yaitu bencana alam banjir, tanah longsor, dan gempa bumi yang dikaitkan dengan fisika untuk anak SD. Data pemahaman terhadap bencana alam tersebut diperoleh melalui metode tes bentuk pilihan ganda. Pada tahap awal sebelum diberi perlakuan, kedua kelas diberi pretest. Dari hasil pretest yang ditunjukkan pada Tabel 4.1 dan hasil analisis uji kesamaan dua rata-rata data pretest yang ditunjukkan pada Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata pemahaman terhadap bencana alam antara kelas eksperimen dan kelas kendali sebelum keduanya diberi perlakuan. Hasil post test pada Tabel 4.1 dan hasil analisis uji perbedaan dua rata-rata post test yang ditunjukkan pada Tabel 4.3. Hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata pemahaman siswa terhadap bencana alam yang diajar dengan pendekatan open-ended problem solving bervisi SETS lebih tinggi daripada yang diajar dengan pendekatan open-ended problem solving tanpa visi SETS. Melalui analisis uji peningkatan rata-rata seperti pada Tabel 4.4 dapat diketahui besarnya peningkatan rata-rata pemahaman kelas eksperimen sebesar 0,43 dengan kriteria peningkatan sedang dan kelas kendali sebesar 0,22 dengan kriteria peningkatan rendah. Penggambaran yang lebih jelas tentang besar peningkatan rata-rata pemahaman terhadap bencana alam pada Gambar 4.2. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan pemahaman terhadap bencana alam baik pada kelas eksperimen maupun kelas kendali. Hal ini karena kedua kelas ada perlakuan yang sama yaitu pendekatan open-ended problem solving. Hal ini berarti, pendekatan open-ended problem solving pada umumnya dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap bencana alam. Senada dengan penelitian Japa 2008: 63 yang mengatakan bahwa pertanyaan terbuka diarahkan untuk menggiring tumbuhnya pemahaman atas masalah yang diajukan. Pemberian pertanyaan-pertanyaan terbuka kepada siswa melalui pendekatan open-ended problem solving membuat siswa lebih tertantang untuk mencari jawaban atas permasalahan yang diberikan sehingga pemahaman mereka terhadap masalah itu akan meningkat. Perlakuan berbeda yang diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kendali adalah pada visi SETS. Kelas eksperimen diperlakukan dengan pendekatan open-ended problem solving dengan visi SETS sedangkan kelas kendali dengan pendekatan open-ended problem solving tanpa visi SETS. Perbedaan hasil dari perbedaan perlakuan tersebut adalah pada besarnya peningkatan pemahaman siswa terhadap bencana alam. Peningkatan pemahaman siswa terhadap bencana alam kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kendali. Dengan demikian visi SETS yang diberikan kepada kelas eksperimen membuat pemahaman siswa terhadap bencana menjadi lebih tinggi daripada pemahaman siswa yang tidak diperlakukan dengan visi SETS. Hal ini sebagaimana hasil penelitian Akgul 2004: 61 yang menyatakan bahwa pembelajaran STS Science, Technology, and Society yang dirancang dengan baik akan mengubah pandangan seseorang tentang ilmu pengetahuan. Pembelajaran yang mengaitkan antara ilmu pengetahuan, teknologi, dan masyarakat membuat siswa menjadi lebih memahami ilmu pengetahuan tersebut karena siswa dituntut untuk mengaitkan ilmu pengetahuan dalam hal ini adalah ilmu fisika yang dikaitkan dalam peristiwa alam dengan dampaknya pada lingkungan, masyarakat serta teknologi. Solbes Vilches 1997: 380 dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa aktivitas dengan pendekatan STS Science, Technology and Society membuat siswa yang melakukan aktivitas dengan STS memiliki gambaran ilmu pengetahuan yang lebih nyata dan kontekstual. Teksoz et al 2010: 308 dalam penelitiannya juga menemukan bahwa seseorang yang memiliki pengetahuan tentang lingkungan pada tingkat yang memuaskan, mereka juga memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk menjaga sikap baik, penggunaan lingkungan, dan perhatian yang lebih tinggi terhadap isu lingkungan. Hal ini berarti, dengan mengaitkan pembelajaran, dalam hal ini tentang bencana alam yang dikaitkan dengan ilmu fisika untuk anak SD, dikaitkan dengan lingkungan, teknologi dan masyarakat visi SETS membuat siswa lebih memahami bencana alam. Bencana-bencana alam yang dapat dicegah seperti banjir dan tanah longsor dapat diupayakan pencegahannya melalui pemahaman bencana kepada masyarakat. Bencana yang tidak dapat dicegah kedatangannya dapat diupayakan untuk meminimalisir korban harta dan nyawa juga melalui pemahaman terhadap bencana. Pencegahan bencana alam bisa dilakukan jika masyarakat sudah paham dengan sebab, dampak, akibat, maupun upaya pencegahan tersebut. Hal ini bisa diberikan sejak dini, yaitu kepada anak-anak sejak mereka duduk di bangku sekolah dasar. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap bencana alam adalah melalui pemebelajaran dengan pendekatan open-ended problem solving bervisi SETS untuk materi peristiwa alam di Indonesia.

4.2.2 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa