ended problem solving tidak bervisi SETS Hasil analisis uji signifikansi peningkatan rata-rata pemahaman dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil Analisis Uji Signifikansi Peningkatan Rata-Rata Pemahaman Antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kendali
Variasi Kelas eksperimen
Kelas kendali Nilai rata-rata pretest
50,60 50,13
Nilai rata-rata post test 75,30
64,23 Peningkatan rata-rata
24,70 14,10
dk 41
41 α
0,05 0,05
t
hitung
2,870 2,870
t
tabel
2,020 2,020
Hasil analisis pada Tabel 4.5 menunjukkan bahwa t
hitung
t
tabel
. Hal tersebut berarti H
ditolak, dengan demikian signifikansi peningkatan rata-rata pemahaman kelas eksperimen lebih besar dari kelas kendali.
4.1.5 Data Hasil Pretest dan Post Test Kemampuan Berpikir Kritis
Kemampuan berpikir kritis siswa diukur menggunakan metode tes bentuk uraian dengan jumlah 6 soal yang mencakup indikator berpikir kritis meliputi
mengidentifikasi, menginterpretasi, menganalisis, meyimpulkan, mengevaluasi
dan berargumen. Tes yang dilakukan adalah pretest dan post test. Data hasil
pretest dan post test kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen dan kelas
kendali dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Data Nilai Hasil Pretest dan Post Test Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Eksperimen dan Kendali
Variasi Kelas Eksperimen
Kelas Kendali Pretest
Post test Pretest
Post test Jumlah nilai
∑ 1058,33 1733,33
825,00 1187,50
Jumlah siswa n 24
24 19
19 Nilai rata-rata
44,10 72,22
43,42 62,50
Nilai tertinggi 66,67
87,50 70,83
87,50 Nilai terendah
29,17 50,00
25,00 37,50
Varians s
2
87,43 106,68
154,93 260,42
Standar deviasi s 9,35
10,33 12,45
16,14 4.7 Rekapitulasi Persentase Rata-Rata Nilai Petest dan Post Test Kemampuan
Berpikir Kritis Berdasarkan Tiap Indikator Indikator
Kelas eksperimen Kelas Kendali
Pretest Post Test
Pretest Post Test
Mengidentifikasi 70,8
92,0 46,9
81,6 Menyimpulkan
31,3 71,9
34,4 61,8
Menganalisis 34,4
65,0 28,1
60,5 Mengevaluasi
34,9 63,0
31,3 60,5
Menginterpretasi 30,2
59,4 39,6
60,5 Berargumen
63,5 83,0
47,9 77,6
Rata-rata 44,1
cukup kritis
72,2 kritis
43,2
tidak kritis
62,5 cukup ktritis
4.1.6 Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Data Kemampuan Berpikir Kritis
Uji kesamaan dua rata-rata dilakukan pada data pretest. Tujuannya adalah untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan rata-rata kemampuan berpikir kritis
antara kelas eksperimen dan kelas kendali sebelum diberi perlakuan. Uji yang digunakan adalah uji t dua pihak. Hasil analisis uji kesamaan dua rata-rata dapat
dilihat pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Hasil Analisis Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Pretest dengan Uji t Dua Pihak Antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kendali
Berdasarkan hasil analisis seperti ditunjukkan Tabel 4.8 diketahui bahwa t
hitung
t
tabel
. Hal ini menunjukkan bahwa untuk data pretest H diterima, dengan
demikian tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan berpikir kritis antara kelas eksperimen dan kelas kendali sebelum kedua kelas diberi perlakuan.
Uji t satu pihak uji t pihak kanan pada data post test digunakan untuk mengetahui rata-rata niai post test yang lebih baik antara kelas eksperimen dan
kelas kendali. Hasil analisis uji t pihak kanan disajikan pada Tabel 4.9. Tabel 4.9 Hasil Analisis Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Post Test dengan Uji t
Pihak Kanan Antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kendali Variasi
Kelas eksperimen Kelas kendali
Nilai rata-rata post test 73,33
63,16 dk
41 41
α 0,05
0,05 t
hitung
3, 242 3,242
t
tabel
1,680 1,680
Berdasarkan hasil analisis seperti ditunjukkan pada Tabel 4.9 diketahui bahwa t
hitung
t
tabel
. Hal ini berarti bahwa untuk nilai post test H ditolak, dengan
demikian peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa yang diajar dengan pendekatan open-ended problem solving bervisi SETS lebih tinggi daripada yang
diajar dengan pendekatan open-ended problem solving tidak bervisi SETS. Variasi
Kelas Eksperimen Kelas Kendali
Nilai rata-rata pretest 44,10
43,42 dk
41 41
α 0,05
0,05 t
hitung
0,182 0,182
t
tabel
2,020
4.1.7 Uji Peningkatan Rata-Rata Data Kemampuan Berpikir Kritis Uji Gain Ternormalisasi