Kerangka Berpikir TINJAUAN PUSTAKA

diketahui waktunya, karena ini adalah aktivitas bumi secara natural. Namun demikian, dampak gempa bumi dapat kita minimalisir yaitu dengan membuat rekayasa bangunan-bangunan untuk menahan kekuatan getaran. Konstruksi bangunan-bangunan tahan gempa dan keinginan untuk bertempat tinggal di dalam rumah-rumah yang aman terlindung dari kekuatan-kekuatan gempa. Pramularsih 2008: 51 mengatakan bahwa bangunan rumah dome ditinjau dari studi kelayakan gempa dapat dikategorikan sebagai bangunan yang stabil, bentuk seperti batok kelapa tengkurap. Islam Iwashita 2010: 12 dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa perkembangan solusi untuk dampak gempa bumi dari struktur batu bata adalah hal yang penting dan menantang bagi teknisi gempa bumi untuk mengurangi resiko gempa bumi bagi warga yang miskin di negara- negara berkembang.

2.6 Kerangka Berpikir

Letak Indonesia yang berada di antara tiga lempeng dan termasuk di daerah tropis menyebabkan Indonesia rawan terjadi bencana alam. Bencana yang terjadi menyebabkan kerugian yang banyak baik dari segi material, korban jiwa, maupun dampak terhadap lingkungan. Kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan perlu dimiliki oleh setiap warga negara Indonesia. Oleh karena itu, pendidikan bencana sangat baik ketika diperkenalkan kepada anak sejak dini agar mereka bisa lebih tanggap jika terjadi bencana ataupun berupaya untuk meminimalisir dampak dari bencana yang terjadi. Sikap tanggap terhadap bencana dan peduli terhadap lingkungan akan terwujud jika siswa paham dengan penyebab maupun dampak dari bencana- bencana tersebut. Di samping itu, anak juga dituntut untuk lebih berpikir kritis terhadap situasi yang ada di sekeliling mereka. Jika mereka dikenalkan dengan ilmu yang dekat dengan mereka kemudian dikaitkan dengan keseharian siswa, dampak terhadap masyarakat dan lingkungan, serta disesuaikan dengan kemajuan iptek, maka anak akan lebih mudah untuk memahami apa yang diajarkan dan apa yang seharusnya mereka lakukan. Kenyataan di lapangan, pembelajaran di kelas V SD Negeri 01 Karangsari dan SD Negeri 02 Karangsari pembelajaran masih bersifat teoritis dan belum sepenuhnya berorientasi kepada lingkungan, masyarakat maupun perkembangan iptek. Di samping itu, pemahaman dan kemampuan berpikir siswa masih rendah. Siswa belum begitu tanggap terhadap peristiwa-peristiwa alam yang terjadi di sekitar mereka khususnya, dan di Indonesia pada umumnya. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap bencana alam, dalam hal ini dikaitkan dengan ilmu fisika karena sesuai bidang studi peneliti, dan upaya untuk meningkatkan kemampuan berpikir ktitis siswa agar mereka lebih tanggap dan peduli terhadap lingkungan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap bencana alam yang ditinjau dari segi fisika serta untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa adalah dengan menerapkan suatu pendekatan pemebelajaran yaitu pendekatan open-ended bervisi SETS. Pendekatan ini diharapkan akan meningkatkan pemahaman serta kemampuan berpikir kritis siswa terhadap bencana alam yang dikaitkan dengan fisika untuk anak usia sekolah dasar.

2.7 Hipotesis