Uji Mann-Whitney Analisis Data

Dengan jumlah variabel kinerja n = 11 dan jumlah rezim k = 3 maka formula Uji Friedman disederhanakan dengan persamaan sebagai berikut: 132 3 1 2 11 1 2 − ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ = = ∑ j j R χ Adapun urutan kerja uji Friedman tersebut di atas diperlihatkan pada Lampiran 16.

3.4.3 Uji Mann-Whitney

Uji Mann-Whitney adalah salah satu alat statistik non parametrik untuk menguji hipotesis Ho tentang kesamaan parameter-parameter lokasi populasi dengan ukuran sampel yang tidak sama. Formula Uji Mann Whitney untuk menganalisis perbedaan kinerja pengelolaan sumberdaya perikanan desa sasi laut dan non sasi laut pada rezim sentralisasi dan rezim otonomi daerah, dikutip dari Daniel 1990 adalah sebagai berikut : 2 1 + − = Τ J J S Keterangan: T = Statistik Uji S = Jumlah peringkat terbesar untuk salah satu kategori lokasi J = Jumlah variabel kinerja pengelolaan perikanan pada salah satu kategori lokasi Adapun kategori lokasi adalah desa sasi laut dan desa non sasi laut, sedangkan variabel kinerja pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan di pedesaan Maluku yang diamati adalah: Efisiensi: 1 Pengambilan keputusan nelayan dalam pengelolaan perikanan 2 Kesempatan masyarakat dalam pemanfaatan sumberdaya perikanan 3 Kepatuhan masyarakat terhadap peraturan perikanan Pemerataan: 4 Tingkat aksesibilitas terhadap sumberdaya perikanan 5 Kepemilikan alat tangkap 6 Tingkat kesamaan ekonomi Keberlanjutan sosial ekonomi: 7 Kebersamaan masyarakat dalam kegiatan perikanan 8 Tingkat kesejahteraan rumah tangga 9 Kerukunan nelayan Keberlanjutan biologi: 10 Kondisi kesehatan sumberdaya perikanan 11 Kondisi hasil tangkapan sumberdaya perikanan. Adapun urutan kerja Uji Mann-Whitney adalah sebagai berikut: 1 Buatkan rata-rata per variabel pada rezim sentralisasi untuk desa sasi laut dan desa non sasi laut 2 Gabungkan variabel-variabel tersebut 3 Urutkan data tersebut dari terkecil hingga terbesar 4 Berikan peringkatnya 5 Pisahkan antara desa sasi laut dan desa non sasi laut 6 Jumlahkan perikatnya 7 Masukkan ke rumus Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 19 dan 20. Adapun analisis data berdasarkan tujuan penelitian disusun pada Tabel 3. Tabel 3 Analisis data berdasarkan tujuan penelitian No. Tujuan Penelitian Analisis Data 1 Perubahan sistem pemerintahan desa Deskriptif kualitatif 2 Keberadaan sasi pada rezim otonomi daerah Deskripsi kualitatif 3 Perubahan pengelolaan perikanan berbasis masyarakat Uji Friedman 4. Perubahan kinerja pengelolaan perikanan Uji Friedman 5 Perbandingan kinerja pengelolaan perikanan pada desa sasi laut dan non sasi laut Uji Mann-Whitney 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi UmumWilayah Penelitian Daerah Maluku dengan ibukota Ambon merupakan salah satu provinsi dari negara kesatuan Republik Indonesia yang terletak di kawasan timur. Luas wilayah daerah Maluku 581.376 km 2 , terdiri dari luas daratan 54.185 km 2 dan lautan 527.191 km 2 . Maluku merupakan provinsi kepulauan yang terdiri dari sekitar 559 pulau, dimana dari jumlah pulau tersebut ada beberapa pulau yang tergolong besar di antaranya adalah Pulau Seram seluas 18.625 km 2 , Pulau Buru seluas 9.000 km 2 , Pulau Yamdena seluas 5.085 km 2 , dan Pulau Wetar seluas 3.624 km 2 Bappeda Maluku, 2004. Sisanya adalah pulau-pulau sedang dan pulau-pulau kecil antara lain, Pulau Ambon, Kepulauan Lease, Kepulauan Banda, Kepulauan Gorom dan Watubela, Pulau Manepa, Pulau Kelang, Pulau Buano dan pulau-pulau kecil lainnya Lampiran 2. Secara geografis daerah Maluku terletak di antara 2 30’ - 9 LS dan 134 - 136 BT dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: di sebelah Utara berbatasan dengan Laut Seram, di sebelah Selatan berbatasan dengan Lautan Indonesia dan Laut Arafura, di sebelah Timur berbatasan dengan Pulau IrianProvinsi Papua dan di sebelah Barat berbatasan dengan Pulau SulawesiLaut Sulawesi BPS, Provinsi Maluku 2005. Secara administratif, Provinsi Maluku kini telah terjadi pemekaran menjadi Provinsi Maluku dan Maluku Utara yang tertuang dalam UU No. 46 Tahun 1999 b. Setelah pemekaran provinsi, diikuti kemudian dengan pemekaran beberapa kabupatenkota sehingga jumlah kabupatenkota telah bertambah dari tiga menjadi delapan, yaitu: Kabupaten Maluku Tenggara Barat MTB, Kabupaten Maluku Tenggara Malra, Kabupaten Maluku Tengah Malteng, Kabupaten Buru, Kabupaten Kepulauan Aru, Kabupaten Seram Bagian Barat SBB, Kabu- paten Seram Bagian Timur SBT, dan Kota Ambon Tabel 4. Kondisi daerah Maluku sebagai daerah kepulauan dimana masyarakat ter- sebar dan bermukim di pulau-pulau, menyebabkan adanya perbedaan karakter sosial budaya antara masyarakat di suatu pulau dengan pulau lainnya. Bahkan semakin jauh jarak fisik antar pulau, maka derajat perbedaan karakter semakin tinggi. Tabel 4 Nama kabupaten, ibukota serta jumlah kecamatan dan desa di Maluku No Kabupaten Ibukota Jumlah Kecamatan Jumlah Desa 1. Maluku Tenggara Barat MTB Saumlaki 17 188 2. Maluku Tenggara Malra Tual 8 235 3. Maluku Tengah Malteng Masohi 19 320 4. Buru Namlea 5 62 5. Kepulauan Aru Aru 3 119 6. Seram Bagian Barat SBB Piru 4 87 7. Seram Bagian Timur SBT Bula 4 56 8. Kota Ambon Ambon 3 50 Total 63 1117 Sumber : Maluku Dalam Angka 2004 Karakter Masyarakat Maluku Tenggara berbeda dengan masyarakat Maluku Tenggara Barat berbeda juga dengan masyarakat di Maluku Tengah Ambon, Buru, Maluku Tengah, Seram Bagian Barat dan Seram Bagian Timur. Perbedaan karakter masyarakat tersebut pada dasarnya menunjukkan bahwa eksistensi masyarakat Maluku bersifat multi kultur - polietnik. Walaupun demikian, struk- tur masyarakat di Maluku memiliki unsur-unsur yang relatif sama dalam konteks pola hubungan berdasarkan distribusi kekuasaan di dalam masyarakat terutama dalam sistem pemerintahan desa Pariela, 2005. Secara spesifik wilayah penelitian meliputi Kota Ambon, Kabupaten Maluku Tengah dan Kabupaten Seram Bagian Barat. Adapun karakteristik umum wilayah penelitian dibawah ini.

4.1.1 Kota Ambon