dampak dari penerapan UU tersebut adalah adanya perubahan sistem pemerintahan desa dikembalikan menjadi sistem pemerintahan negeri.
Perubahan sistem pemerintahan desa yang telah berlangsung selama ini me- rupakan suatu fenomena yang menarik karena diduga memiliki dampak terhadap
perubahan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan di pedesaan Maluku. Dapat dikatakan bahwa berhasil tidaknya pengelolaan sumberdaya kelautan dan
perikanan di pedesaan Maluku tergantung dari fungsi dan peranan sistem pemerintahan desa yang berlaku.
Hasil kajian terhadap penelitian-penelitian sasi terdahulu maka pengamatan penelitian tersebut dilakukan pada periode sebelum diterapkannya rezim otonomi
daerah dalam pengelolaan sumberdaya perikanan. Aspek-aspek pola perubahan pengelolaan perikanan pada rezim adat, rezim sentralisasi dan rezim otonomi
daerah belum dikaji dalam penelitian-penelitian sebelumnya. Saran dan rekomen- dasi penelitian di atas adalah menyusun suatu program ko-manajemen baik di
tingkat desa maupun di tingkat kabupaten. Hal-hal inilah yang menjadi bahan masukan bagi penelitian ini.
1.2 Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini adalah pada tiga rezim pemerintahan desa yaitu rezim adat, rezim sentralisasi dan rezim otonomi daerah.
1 Rezim adat yaitu periode sebelum berlaku UU No.5 Tahun 1974 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No.5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan
Desa. Pada periode ini sistem pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan dilakukan oleh masyarakat
2 Rezim sentralisasi yaitu periode berlakunya UU No.5 Tahun 1974 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No.5 Tahun 1979 tentang
Pemerintahan Desa. Pada periode ini pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan bersifat sentralistik begitu juga dengan sistem
pemerintahan desa 3 Rezim otonomi daerah yaitu periode berlakunya UU No. 22 Tahun 1999
yang kemudian direvisi menjadi UU No.32 Tahun 2004 tentang Peme- rintahan Daerah. Pada periode ini terjadi suatu proses perubahan dalam
pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan dari sistem sentralistik menjadi desentralistik. Sistem pemerintah desa telah dikembalikan pada
sistem pemerintahan negeri. Dengan demikian maka pelaksanaan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan berbasis masyarakat
sebagai bagian dari sistem pemerintahan negeri menjadi perhatian dan mulai diaktifkan kembali. Adapun ruang lingkup penelitian diperlihatkan
pada Tabel 1. Tabel 1 Ruang lingkup penelitian
No. Rezim Periode
Sistem Pemerintahan
Desa Sistem
Pengelolaaan Sumberdaya
Perikanan
1 2
3 Adat
Sentralisasi Otonomi
daerah Sebelum pemberlakuan
UU No. 5 Tahun 1974 dan UU No. 5 Tahun
1979 Setelah pemberlakuan
UU No. 5 Tahun 1974 dan UU No. 5 Tahun
1979 Pemberlakuan
UU No. 22 Tahun 1999 dan UU No. 32 Tahun
2004 Negeri
Desa, dan kombinasi
antara desa dan negeri
Negeri Berbasis
masyarakat Sentralistik
Pengelolaan Perikanan
Otonomisasi Pengelolaan
perikanan
1.3 Perumusan Masalah
Permasalahan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: 1 Bagaimana perubahan sistem pemerintahan desa pada rezim adat, rezim
sentralisasi dan rezim otonomi daerah 2 Sejauhmana keberadaan sasi pada rezim otonomi daerah
3 Bagaimana dampak pengaruh perubahan sistem pemerintahan desa terhadap pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan berbasis
masyarakat pada rezim adat rezim sentralisasi dan rezim otonomi daerah 4 Bagaimana dampak pengaruh perubahan sistem pemerintahan desa
terhadap kinerja pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan di
pedesaan Maluku pada rezim adat rezim sentralisasi dan rezim otonomi daerah
5 Apakah ada perbedaan kinerja pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan pada desa sasi laut dan desa non sasi laut pada rezim
sentralisasi dan rezim otonomi daerah
1.4 Kerangka Pemikiran Penelitian