Produksi perikanan laut di Kota Ambon tahun 2004 terbanyak adalah jenis cakalang sebanyak 3 164.33 ton dimana mengalami peningkatan sebesar 70.75
dari tahun 2003, kemudian layang sebanyak 2 249.16 ton yang mengalami peningkatan sebesar 70.73 dari tahun 2003, diikuti tongkol sebanyak 1 790.24
ton lebih meningkat sebesar 76.65 dari tahun 2003 dan tuna sebanyak 1 153.66 ton dimana mengalami peningkatan sebesar 297.89 dari tahun 2003. Hal ini
menunjukkan bahwa potensi sumberdaya perikanan di Kota Ambon cukup tinggi. Adapun potensi dan jumlah produksi di perairan Kota Ambon terlihat pada Tabel
7. Tabel 7 Potensi dan jumlah tangkapan sumberdaya perikanan di Kota Ambon
tahun 2004 Jenis Potensi
TonTahun Potensi JTB
TonTahun Produksi
Ton Persentasi
Pelagis Besar Pelagis Kecil
Demersal Udang
Cumi-Cumi Ikan Karang
Ikan 104 100
132 000 9 300
400 100
2 500 226 100
83 300 105 600
7 400 300
100 2 000
180 900 6 108
3 665.9 11.1
0.4 6.8
457.2 0.2
0.073 0.035
0.0015 0.0013
0.068 0.0228
0.0000011
Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Ambon, 2004
4.1.2 Kabupaten Maluku Tengah
Secara geografis batas wilayah Kabupaten Maluku Tengah adalah sebelah Utara dengan Laut Seram, sebelah selatan dengan Laut Banda, sebelah Barat
dengan Kabupaten Seram Bagian Barat dan sebelah Timur dengan Kabupaten Seram Bagian Timur. Luas wilayah Kabupaten Maluku Tengah seluruhnya
kurang lebih 275 907 km
2
yang terdiri dari luas laut 264 311.43 km
2
dan luas daratan 11 595.57 km
2
. Kabupaten Maluku Tengah merupakan suatu wilayah kepulauan dimana pulau-pulau yang tersebar adalah Pulau Haruku, Pulau Saparua,
Pulau Nusalaut, Kepulauan Banda, Pulau Seram dan pulau-pulau-pulau kecil serta sebagian Pulau Ambon. Secara administratif pembagian wilayah Kabupaten
Maluku Tengah, sebagaimana terlihat pada Tabel 8.
Jumlah penduduk Kabupaten Maluku Tengah tahun 2004 tercatat sebesar 349 974 jiwa yang terdiri dari laki-laki 173 923 50.56 dan perempuan 170
051 49.44 . Kepadatan penduduk tiap km
2
adalah sebanyak 30 jiwa dan rata- rata tiap rumah tangga di Kabupaten Maluku Tengah adalah 5 orang. Hal ini
menunjukkan bahwa penyebaran penduduk tidak merata di wilayah ini baik dari kepadatan dan rata-rata penduduk per rumah tangga BPS Maluku Tengah, 2004.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Maluku Tengah dapat diketahui dari laju pertumbuhan produk regional domestik bruto PRDB. Sektor pertanian yang
meliputi tanaman pangan, peternakan dan perikanan merupakan sektor terbesar dari sembilan sektor yang memberikan kontribusi terhadap PRDB Kabupaten
Maluku Tengah. Tahun 2003 PRDB Kabupaten Maluku Tengah adalah sebesar Rp.979 223 330,- bila dibandingkan dengan tahun 2002 maka mengalami pe-
ningkatan sebesar 5.57 . Oleh karena itu sektor pertanian merupakan sektor yang memiliki peranan yang strategis dalam pertumbuhan ekonomi di Kabupaten
Maluku Tengah. Sebagian besar penduduk di Kabupaten Maluku Tengah bekerja di sektor pertanian sekitar 59.64 sektor kedua terbesar dalam menyerap tenaga
kerja BPS Maluku Tengah, 2004. Tabel 8 Nama kecamatan, luas, nama ibukota serta jumlah desa dan kelurahan
di Kabupaten Maluku Tengah Nama
Kecamatan Luas Nama
Ibukota Jumlah
Desa Jumlah
Kelurahan 1. Banda
172.00 km
2
Banda Naira
10 2. Tehoru
534.22 km
2
Tehoru 20
3. Amahai 1 739.07 km
2
Amahai 18
1 4. Masohi
37.30 km
2
Masohi -
5 5. Teon Nila Serua
24.28 km
2
Waipia 18
6. Saparua 176.50 km
2
Saparua 17
7. Nusalaut 32.50 km
2
Ameth 7
8. Pulau Haruku 150.00 km
2
Pelauw 11
9. Salahutu 151.82 km
2
Tulehu 6
10. Leihitu 232.10 km
2
Hila 16
11. Seram Utara 8 345.78 km
2
Wahai 38
Total 11 595.57 km
2
161 6
Sumber : Maluku Tengah Dalam Angka, 2004
Rata-rata produksi komoditi tanaman pangan yang paling besar di Maluku Tengah adalah ubi kayu, ubi jalar, padi sawah dan jagung. Produksi ubi kayu
terbesar adalah di Kecamatan Saparua dan Kecamatan Haruku sedangkan produk- si ubi jalar dominan di Kecamatan Teon Nila Serua dan Amahai sedangkan pro-
duksi padi sawah maupun padi ladang terpusat di Kecamatan Seram Utara. Komoditi tanaman perkebunan yang ada di Kabupaten Maluku Tengah adalah
kelapa, cengkeh, pala, coklat dan jambu mente. Pada tahun 2004, tanaman ceng- keh masih mendominasi dibandingkan dengan komoditi lainnya yang diikuti
dengan komoditi kelapa, coklat dan pala. Sedangan dari luas dan produksi komoditi di dominasi oleh kelapa, cengkeh dan coklat BPS, Maluku Tengah
2004. Produksi ternak yang paling banyak di Kabupaten Maluku Tengah adalah
unggas, babi, kambing dan sapi. Sedangkan jenis ternak yang dipotong adalah unggas yang mecakup ayam buras. itik dan babi. Pada tahun 2004, produksi hasil
ternak dan unggas adalah telur ayam kampung yang memiliki nilai produksi cukup tinggi BPS, Maluku Tengah 2004.
Dilihat dari geografisnya wilayah Kabupaten Maluku Tengah yang dikeli- lingi oleh lautan dan memiliki banyak pulau-pulau kecil maka tentunya memiliki
perairan yang sangat potensial bagi sektor perikanan. Jumlah RTP di tahun 2004 adalah 9 097 dan kebanyakan di Kecamatan Leihitu sebanyak 2.568 RTP tangkap,
Kecamatan Pulau Haruku sebanyak 1 538 RTP dan Kecamatan Saparua sebanyak 1 495. Jumlah nelayan tangkap pada tahun 2004 adalah sebanyak 15 523 dan
kebanyakan berada di Kecamatan Leihitu Pulau Ambon. Adapun kelompok usaha perikanan pada tahun 2004 yang terbanyak adalah kelompok penangkapan
yaitu sebanyak 1 058. Dibandingkan dengan usaha perikanan lainnya maka usaha perikanan tangkap lebih dominan tapi bersifat tradisional. Hal ini dapat dilihat
pada armada penangkapan yang terbanyak digunakan adalah perahu tanpa motor terutama jukung sebanyak 5 483 unit yang terdapat di Kecamatan Leihitu. Perahu
tanpa motor berkuran kecil banyak terdapat di Kecamatan Pulau Haruku yaitu sebanyak 550 unit. Perahu tanpa motor berukuran sedang banyak terdapat di
Kecamatan Leihitu yaitu sebanyak 626 unit. Penggunaan motor tempel oleh nelayan banyak terdapat di Kecamatan Leihitu yaitu sebanyak 277 unit begitupun
juga dengan katinting sebanyak 462 unit. Perahu kapal motor dengan ukuran 1 - 10 GT kebanyakan terdapat di Kecamatan Banda yaitu sebanyak 142 unit, untuk
ukuran 11 - 19 GT kebanyakan terdapat di Kecamatan Saparua yaitu sebanyak 6 unit dan ukuran 20 - 30 GT kebanyakan terdapat di Kecamatan Salahutu yaitu
sebanyak 9 unit begitu juga ukuran 35 - 50 GT yaitu sebanyak 3 unit. Jenis alat perikanan yang paling banyak digunakan adalah pancing tonda sebanyak 3 841
unit, pancing ulur sebanyak 3 067 unit, pancing tegak sebesar 2 419 unit dan ke- banyakan terdapat di Kecamatan Leihitu sedangkan jaring insang hanyut sebanyak
1 106 unit kebanyakan terdapat di Kecamatan Saparua yaitu sebanyak 423 unit Dinas Perikanan dan Kelautan Maluku Tengah, 2004
Produksi hasil perikanan didominasi oleh perikanan laut sebesar 37 729.9 ton dan terdapat di Kecamatan Leihitu sebesar 9 679.0 ton demikian pula dengan
nilai produksi perikanan di dominasi oleh perikanan laut sebesar Rp.72 092.575.- dan terdapat di Kecamatan Leihitu sebesar Rp. 24 746 825 000.- Dinas Perikan-
an dan Kelautan Maluku Tengah, 2004. Adapun produksi perikanan berdasarkan jenis ikan di Kabupaten Maluku Tengah tahun 2004 adalah di dominasi, ikan
layang sebesar 5 011.8 ton, tembangmake sebesar 4 176.0 ton, cakalang sebesar 3 244.1 ton, selarkawalinya sebesar 3.060 ton, lencamsikuda sebesar 2 696.2 ton,
tongkol sebesar 2 504.7 ton, teri sebesar 2 093.7 ton, tuna sebesar 2 081.1 ton, kembunglema sebesar 1 277.0 ton dan kemudian diikuti dengan ikan lainnya.
Nilai produksi perikanan laut yang terbesar adalah dari jenis ikan layang sebesar Rp 10 023 800 000.- cakalang sebesar Rp. 9 732 300 000.- dan jenis ikan
lainnya sebesar Rp. 9 305 400 000.- lencamsikuda sebesar Rp. 8 088 600 000.- Sebagian besar produk perikanan dikonsumsi oleh masyarakat sebesar
78.61 sedangkan jenis ikan yang paling banyak dieksport adalah jenis ikan layang, cakalang dan tuna BPS Maluku Tengah, 2004.
Produksi ikan laut hasil olahan di Kabupaten Maluku Tengah terbanyak adalah olahan kering yang didominasi oleh cakalang sebanyak 152.5 ton dan nilai
produksinya sebesar Rp.762 500 000.- sedangkan olahan asap atau yang dikenal dengan ikan asar adalah dari cakalang sebanyak 95.7 ton dan nilai produksi
sebesar Rp. 287 100 000.- Jenis ikan yang diekspor adalah layang dan cakalang
sedangkan antar pulau adalah tongkol dan cakalang Dinas Perikanan dan Kelautan Maluku Tengah, 2004.
Pendapatan rata-rata nelayan per kapita per tahun adalah Rp. 3 723 643.5 dimana yang terbanyak adalah di Kota Masohi. Sedangkan rata-rata pendapatan
nelayan per bulan adalah Rp. 310 303.6 dan per harinya adalah Rp. 10 343.40.- Dinas Perikanan dan Kelautan Maluku Tengah, 2004. Pendapatan nelayan per
bulan di Kabupaten Maluku Tengah tergolong masih sangat rendah bila di bandingkan dengan upah minimum provinsi UMP untuk sektor-sub sektor
sesuai SK Gubernur No. 138 Tahun 2004, dimana untuk sektor perikanan per bulan adalah sebesar Rp. 530 000 apabila dirinci lebih maka untuk penangkapan
biota laut adalah sebesar Rp. 635 000 per bulan sedangkan untuk budidaya biota laut adalah sebesar Rp. 560 000 per bulannya. Untuk itu diperlukan berbagai
upaya untuk peningkatan pendapatan nelayan di Kabupaten Maluku Tengah.
4.1.3 Kabupaten Seram Bagian Barat