Kota Ambon Analisis Data

4.1.1 Kota Ambon

Letak geografis Kota Ambon berada pada posisi 3 - 4 LS dan 128 - 29 BT. Batas wilayah Kota Ambon adalah sebagai berikut: sebelah Utara dengan petuanan Desa Hitu, Hila, Kaitetu Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah, sebelah Selatan dengan Laut Banda, sebelah Timur dengan petuanan Desa Suli Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah dan sebelah Barat dengan petuanan desa Hatu, Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah. Luas wilayah Kota Ambon adalah 377 km 2 atau 25 dari luas wilayah Pulau Ambon. Luas wilayah daratan adalah 359,45 km 2 sedangkan luas wilayah perairan adalah 405,4 km 2 . Adapun pembagian wilayah secara administratif terlihat pada Tabel 5. Tabel 5 Nama kecamatan, luas, jumlah desa dan kelurahan di Kota Ambon Nama Kecamatan Luas Jumlah Desa Jumlah Kelurahan 1. Teluk Ambon Baguala 158.79 km 2 5 5 2. Sirimau 112.31 km 2 9 10 3. Nusaniwe 88.35 km 2 16 2 Total 359.45 km 2 30 17 Sumber : Kota Ambon Dalam Angka, 2004 Jumlah penduduk di Kota Ambon dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2004 terus mengalami kenaikan sekitar 5.26. Pada Tahun 2004 jumlah penduduk berjumlah 257.774 orang yang terdiri dari 129.583 laki-laki 50.27 dan 128 191 perempuan 49.73 . Kepadatan penduduk di Kota Ambon sebesar 717 jiwa per km 2 dan terkonsentrasi pada Kecamatan Nusaniwe dan Sirimau yang merupakan jantung dari berbagai aktivitas perkantoran baik pemerintah maupun swasta, aktivitas pendidikan dari tingkat Taman Kanak-Kanak sampai Perguruan Tinggi, kesehatan, aktivitas pasar dan perekonomian lainnya. Pertumbuhan ekonomi Kota Ambon dapat diketahui dari laju pertumbuhan produk regional domestik bruto PRDB. Tahun 2003 PRDB Kota Ambon adalah sebesar Rp.1 364 983 260 000,- bila dibandingkan dengan PRDB tahun 2002 maka mengalami peningkatan sebesar 6.88 . Sektor pertanian yang meliputi tanaman pangan, peternakan dan perikanan merupakan salah satu dari sembilan sektor yang memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap PRDB Kota Ambon. Oleh karena itu, sektor pertanian merupakan sektor yang memiliki peranan yang strategis dalam pertumbuhan ekonomi Kota Ambon. Berdasarkan kondisi geografisnya serta kemampuan lahan maka usaha pertanian rakyat yang didominasi oleh tanaman palawija dan tanaman horti- kultura yang mengalami perkembangan. Produksi tanaman palawija di Kota Ambon tahun 2004 tercatat ubi kayu 4 707.00 ton meningkat sebesar 3.42 , ubi jalar 439.89 ton meningkat sebesar 18.98 , jagung 193.3 ton meningkat sebesar 21.89 , sedangkan kacang tanah 74.75 ton menurun sebesar 1.64 bila diban- dingkan dengan tahun 2003. Produksi tanaman hortikultura di Kota Ambon tahun 2003 adalah buah-buahan 1 636.10 ton naik sebesar 3.72 dan bumbu- bumbuan 90.57 turun 40.75 sedangkan sayur-sayuran 4 586.25 ton naik 1.92 dari tahun 2002 BPS, Kota Ambon 2004. Populasi ternak pada tahun 2004 adalah: ternak besar yaitu sapi sebanyak 622 ekor, ternak kecil yaitu kambing sebanyak 653 ekor dan babi 1 883 ekor, unggas yaitu itik 687 ekor, ayam pedaging 27 609 ekor dan ayam kampung 39 840 ekor. Jumlah populasi ternak yang ada jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan data pemotongan ternak. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah ternak yang dipotong untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kebanyakan dari ternak impor. Secara ekologis perairan pesisir Kota Ambon dibagi atas empat wilayah ekologis: 1 Teluk Ambon Bagian Dalam TABD dicirikan oleh daerah teluk semi tertutup yang relatif tenang dan digolongkan dalam salah satu bentuk perairan estuari, bermuara beberapa sungai besar dan kecil, serta didomi- nasi oleh komunitas lamun dan bakau yang dipisahkan dengan Teluk Ambon Luar oleh ambang Galala-Poka yang sempit 2 Teluk Ambon Bagian Luar TAL dicirikan oleh daerah teluk yang ber- bentuk corong dan terbuka kearah Barat pulau Ambon denagn kondisi perairan yang relatif dinamis karena masih dipengaruhi oleh masa air laut Banda, didominasi oleh komunitas terumbu karang 3 Teluk Ambon Baguala TB dicirikan oleh daerah teluk yang berbentuk corong dan terbuka kearah Timur Pulau Ambon dengan kondisi perairan yang relatif dinamis karena masih dipengaruhi oleh massa air air laut Banda, didominasi oleh komunitas terumbu karang 4 Pesisir Selatan Kota Ambon PSKA merupakan daerah terbuka yang sangat dinamis karena dipengaruhi langsung oleh massa air Laut Banda, dengan tipe pantai berbatu yang didominasi oleh komunitas algae Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Maluku, 2004 Berdasarkan aspek ekologis tersebut maka jenis komoditi perikanan Kota Ambon dibagi dalam tujuh golongan besar dengan potensi dan jumlah tangkap- an yang diperbolehkan. Adapun potensi sumberdaya perikanan di perairan Kota Ambon adalah sebesar 474 500 ton per tahun. Sedangkan jumlah tangkapan yang diperbolehkan adalah sebesar 379 600 ton per tahun. Pemanfaatan sumberdaya perikanan adalah sebesar 10 249.6 ton dari jumlah tangkapan yang diperbolehkan. Hal ini berarti bahwa peluang pengembangan perikanan masih 97.3 .Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Ambon, 2005 Adapun jumlah rumah tangga perikanan RTP di Kota Ambon pada tahun 2004 adalah sebanyak 3 359 RT dan bila dibandingkan dengan tahun 2003 maka terjadi kenaikan sebesar 1.45 . Pemanfaatan sumberdaya perikanan di Kota Ambon setiap tahun menun- jukkan adanya peningkatan seperti terlihat pada perkembangan jumlah alat tangkap dan kapal perikanan dari tahun 2002-2004 Tabel 6. Tabel 6 menggambarkan bahwa sebagian besar nelayan menggunakan jenis alat tangkap yang didominasi oleh hand line sebanyak 1 968 unit, jaring insang sebanyak 491 dan jaring angkat sebanyak 303 unit dimana untuk ketiga jenit alat tangkap ini memiliki jumlah yang sama di tahun 2003. Sedangkan jenis atau ukuran armada perikanan tangkap didominasi oleh perahu tanpa motor terutama perahu jukung dan perahu kecil. Jumlah perahu jukung adalah sebanyak 1 286 yang mana setiap tahun mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun 2003 yaitu sebesar 142.2 begitu pula dengan perahu kecil mengalami peningkatan sebesar 175.3 . Untuk semua jenis perahu tanpa motor dan motor tempel dari tahun ke tahun mengalami peningkatan lain halnya dengan perahu kapal motor untuk ukuran 1-10 GT mengalami penurunan sekitar 37,2 sedang- kan untuk ukuran 20-30 GT dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2004 tidak mengalami perkembangan dimana berjumlah 16 kapal. Hal ini merupakan suatu kenyataan bahwa produktivitas nelayan di Kota Ambon masih tergolong rendah. Namun secara perlahan ada peningkatan dalam usaha perikanan yang dapat dilihat pada peningkatan armada tangkap. Tabel 6 Perkembangan jenis alat tangkap dan armada tangkap di Kota Ambon tahun 2002-2004 Jumlah Tahun Unit Jenis Alat Tangkap 2002 2003 2004 Pukat Pantai Pukat Cincin Jaring Insang Jaring Angkat Hand Line LainnyaBubu,panah,rawai,jala, tanggu dan rumpon 5 20 303 9 501 226 4 36 303 491 1968 291 4 36 303 491 1968 315 Jenis Ukuran Armada Perahu Tanpa Motor - Perahu Jukung - Perahu Kecil - Perahu Sedang - Perahu Besar 200 72 25 16 531 182 36 16 1286 501 227 52 Motor tempel 95 234 284 Kapal Motor - 1-10 GT - 11-19 GT - 20-30 GT 192 - 16 452 - 16 284 - 16 Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Ambon, 2004 Adapun volume pemasaran ikan segar melalui tempat pelelangan di Kota Ambon pada tahun 2004 di dominasi oleh jenis ikan layang Decapterus spp sebanyak 1 124.58 ton kemudian ikan tongkol Scrombidae sebanyak 346.05 ton dan ikan ikan cakalang skipjack sebanyak 316.43 ton. Nilai produksi ikan segar melalui tempat pelelangan ikan di Kota Ambon pada tahun 2004 adalah di dominasi oleh ikan cakalang yaitu sebesar Rp. 1 582 150 000.- dimana menga- lami peningkatan sebesar 143.97 dari tahun 2003 kemudian diikuti dengan ikan layang sebesar Rp.1 237 038 000.- yang mengalami peningkatan sebesar 77.14 dari tahun 2003 Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Ambon, 2004. Perkembangan produksi perikanan menurut jenis ikan pada ketiga kecamat- an di Kota Ambon menunjukkan bahwa produksi ikan terbesar adalah di Keca- matan Nusaniwe sebesar 5 215.50 ton dimana mengalami peningkatan sebesar 3.51 dari tahun 2003. Jenis ikan yang diproduksi didominasi oleh ikan cakalang sebanyak 1 582.17 ton dan ikan layang 1 124.58 ton. Begitu pula pada nilai produksi yang terbesar ada di Kecamatan Nusaniwe sebesar Rp. 17 706 969 000 menurun 7.36 dibandingkan nilai tahun 2003. Nilai produksi terbesar adalah pada jenis ikan cakalang sebesar Rp. 7 910 850 ton dan ikan tuna yaitu sebesar Rp. 4 037 810 000.- Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Ambon, 2004. Produk pengolahan perikanan di Kota Ambon adalah ikan asap dan ikan beku. Jenis ikan yang paling banyak digunakan untuk pengasapan ikan adalah cakalang dan tongkol, ikan beku terbanyak adalah udang, cakalang dan tuna. Berdasarkan gambaran umum perkembangan alat tangkap yang digunakan masyarakat nelayan dengan potensi sumberdaya perikanan di Kota Ambon di atas, maka masih perlu diadakan upaya-upaya pengembangan pembangunan perikanan yang optimal sehingga dapat menjawab tujuan pengembangan perikan- an antara lain yaitu meningkatkan produksi, meningkatkan ekspor, meningkatkan pendapatan nelayan, meningkatkan konsumsi ikan, meningkatan pendapatan daerah Kota Ambon, serta memperluas lapangan kerja bagi masyarakat. Pemanfaatan sumberdaya perikanan sangat perlu ditunjang dengan sarana dan prasarana perikanan yang tersedia seperti pelabuhan perikanan dan cold storage . Sarana pelabuhan di Kota Ambon sebanyak enam pelabuhan yaitu terdiri dari PPN, PPI, PT Usaha Mina, PT Nusantara Fishery, PT Maprodin dan PT Segara Mulia Sejahtera. Kepemilikkan sarana pelabuhan di dominasi oleh pihak swasta. Sedangkan jumlah cold storage di Kota Ambon adalah sebanyak lima unit yaitu, PT Usaha Mina, Fa Sanu, PT Nusantara, PT Morela, PT Segara Mulia Sejahtera dimana kepemilikannya juga oleh pihak swasta dan jumlahnya masih sangat relatif sedikit. Produksi perikanan laut di Kota Ambon tahun 2004 terbanyak adalah jenis cakalang sebanyak 3 164.33 ton dimana mengalami peningkatan sebesar 70.75 dari tahun 2003, kemudian layang sebanyak 2 249.16 ton yang mengalami peningkatan sebesar 70.73 dari tahun 2003, diikuti tongkol sebanyak 1 790.24 ton lebih meningkat sebesar 76.65 dari tahun 2003 dan tuna sebanyak 1 153.66 ton dimana mengalami peningkatan sebesar 297.89 dari tahun 2003. Hal ini menunjukkan bahwa potensi sumberdaya perikanan di Kota Ambon cukup tinggi. Adapun potensi dan jumlah produksi di perairan Kota Ambon terlihat pada Tabel 7. Tabel 7 Potensi dan jumlah tangkapan sumberdaya perikanan di Kota Ambon tahun 2004 Jenis Potensi TonTahun Potensi JTB TonTahun Produksi Ton Persentasi Pelagis Besar Pelagis Kecil Demersal Udang Cumi-Cumi Ikan Karang Ikan 104 100 132 000 9 300 400 100 2 500 226 100 83 300 105 600 7 400 300 100 2 000 180 900 6 108 3 665.9 11.1 0.4 6.8 457.2 0.2 0.073 0.035 0.0015 0.0013 0.068 0.0228 0.0000011 Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Ambon, 2004

4.1.2 Kabupaten Maluku Tengah