secara individu sehingga melalui konseling individu, siswa dapat diarahkan untuk mengatasi  masalah  yang  sedang  dialami,  mengembangkan  individu  dan
memelihara segala potensi yang dilikinya. Melalui  kegiatan  konseling  realita  yang  menggunakan  prinsip  dasar  3R
yaitu  right,  responsibility  dan  reality  serta  adanya  berbagai  teknik  yang mendukung  kegiatan  konseling  maka  dimungkinkan  akan  dapat  membantu
masalah  siswa  yang  berkaitan  dengan  penerimaan  diri  penerimaan  diri  yang rendah. Dalam konseling realita, bentuk perilaku yang muncul dapatlah dijadikan
pelampiasan  siswa  dalam  menghadapi  masalah  yang  dialami.  Dari  penjelasan mengenai  penerapan  konseling  realita,  diharapkan  penggunaan  konseling  realita
mampu  mengatasi  rendahnya  penerimaan  diri  pada  siswa.  Karena  melalui konseling  realita  siswa  diharapkan  bisa  dan  mampu  menghargai  segala  kekuatan
dalam diri baik itu kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya
2.5. Kerangka Berpikir
Karakteristik  individu  yang  mau  menerima  dirinya  meliputi,  memiliki gambaran  yang  positif  tentang  dirinya,  dapat  mengatur  dan  dapat  bertoleransi
dengan  rasa  frustasi  dan  kemarahannya,  dapat  berinteraksi  dengan  orang  lain tanpa  memusuhi  mereka  apabila  orang  lain  berikritik,  dapat  mengatur  keadaan
emosi  mereka  depresi,  kemarahan.  Sedangkan  formulasi  dalam  terapi  realita adalah  sistem  WDEP  yang  merepresentasikan  sebuah  keterampilan  dan  teknik
untuk membantu klien membuat pilihan-pilihan yang lebih baik dalam hidupnya. Individu yang menerima dirinya sendiri adalah yakin akan standar-standar
dan  pengakuan  terhadap  dirinya  tanpa  terpaku  pada  pendapat  orang  lain  dan
memiliki perhitungan akan keterbtasan dirinya serta tidak melihat dirinya sendiri secara  irrasional.
”  Individu  yang  menerima  dirinya  menyadari  asset  diri  yang dimilikinya, dan merasa bebas untuk menarik atau melakukan keinginannya, serta
menyadari kekurangannya tanpa menyalahkan diri sendiri.
↓
↓
Gambar 2.1 kerangka berfikir
Siswa bermasalah penerimaan diri rendah :
1. Siswa berfikir irrasional.
2. Siswa memiliki gambaran yang negatif dengan dirinya.
3. Siswa malu dengan keadaan ekonomi orang tuanya.
4. Siswa  tidak  dapat  menerima  segala  kekurangan  yang  ada  di  dalam
dirinya. 5.
Siswa tidak mampu terbuka tentang dirinya terhadap orang lain.
Terapi realitas :
1. Keinginan dan kebutuhan Wants and need.
2. Melakukan dan arah Doing and direction.
3. Evaluasi Evaluation.
4. Rencana Plans.
Penerimaan diri self acceptance:
1. Memiliki ganbaran yang positif tentang dirinya.
2. Dapat  mengatur  dan  bertoleransi  dengan  rasa  frustasi  dan
kemarahannya. 3.
Dapat berinteraksi dengan orang lain tanpa memusuhi mereka apabila orang lain menyampaikan kritik.
4. Dapat mengatur keadaan emosi mereka.
2.6. Hipotesis
Dari  pendapat  beberapa  ahli  dan  kerangka  berpikir  tersebut  mengenai definisi  penerimaan  diri  dan  konseling  realita  di  atas,  maka  peneliti  mengambil
hipotesis “Penerimaan diri self acceptance dapat ditingkatkan melalui konseling
realita pada siswa kelas VIII SMP N 1 Bantarbolang Kabupaten Pemalang.”
38
BAB 3 METODE PENELITIAN
Keberhasilan  penelitian  sangat  ditentukan  oleh  metode  yang  digunakan. Ketepatan  metode  akan  mengatur  arah  dan  tujuan  penelitian.  Oleh  karena  itu,
metode  penelitian  mempunyai  peranan  penting  dalam  menentukan  kualitas  hasil penelitian.  Di  dalam  metode  penelitian  terdapat  beberapa  hal  yang  menentukan
pelaksanaan  penelitian  dapat  berjalan  baik  dan  sistematis.  Uraian  dalam  metode penelitian  diantaranya  1  Jenis  penelitian,  2  Desain  penelitian,  3  Variabel
penelitian,  4  Populasi  dan  subyek,  5  Alat  pengumpul  data,  6  Validitas  dan reliabilitas, 7 Teknik analisis data.
3.1 Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, menggunakan jenis penelitian eksperimen. Menurut Latipun  2004:8  “penelitian  eksperimen  merupakan  penelitian  yang  dilakukan
dengan  memanipulasi  yang  bertujuan  untuk  mengetahui  akibat  manipulasi terhadap perilaku individu. “
Menurut  Arikunto  2006:3  “peneliti  dengan  cara  eksperimen  sengaja membangkitkan  timbulnya  sesuatu  kejadian  atau  keadaan,  kemudian  diteliti
bagaimana  akibatnya.”  Dengan  kata  lain,  eksperimen  adalah  suatu  cara  untuk mencari hubungan sebab akibat hubungan kausal antara dua faktor yang sengaja
ditimbulkan  oleh  peneliti  dengan  mengeliminasi  atau  mengurangi  atau menyisihkan  faktor-faktor  lain  yang  mengganggu.  Eksperimen  selalu  dilakukan
dengan maksud untuk melihat akibat suatu perlakuan.