1 Terlibat permainan peran dengan klien.
2 Menggunakan humor.
3 Mengkonfrontasi klien dan menolak dalih apapun.
4 Membantu klien dalam merumuskan rencana-rencana yang
spesifik bagi tindakan 5
Bertindak sebagai model dan guru 6
Memasang batas-batas dan menyusun situasi terapi 7
Menggunakan “terapi kejutan verbal” atau sarkasme yang layak untuk mengkonfrontasikan klien dengan tingkah lakunya yang
tidak realistis.
8 Melibatkan diri dengan klien dalam upayanya mencari kehidupan
yang lebih efektif Corey 2007:277-278
Disamping mengajukan pertanyaan-pertanyaan, konselor secara verbal aktif dalam berbagai cara. Konselor mengikat klien dengan
percakapan yang menarik dan meyenangkan, yang kadang-kadang tidak berhubungan dengan masalah klien saat itu. Konselor menggunakan
humor, diskusi, sebagai bagian penting dalam konseling.
2.4. Mengatasi Masalah Penerimaan Diri Rendah Melalui Konseling Realita
Rendahnya penerimaan diri merupakan suatu hal yang bisa menimpa semua orang dalam waktu tertentu dalam kehidupannya. Banyak orang lebih
mudah memandang dan menerima kelebihan dalam dirinya dibandingkan dengan kekurangan yang ada pada dirinya sendiri. Sehingga mereka merasakan suatu
ketidaknyamanan yang luar biasa yang biasanya ditandai dengan gejala menarik diri dari pergaulan karena malu minder karena keadaan atau kekurangan yang
dimilikinya. Konseling individu merupakan salah satu layanan yang dapat membantu
siswa dalam
mengarahkan dirinya
dalam melaksanakan
tugas-tugas perkembangannya dan permasalahan yang muncul dalam kehidupannya dan yang
sering muncul dalam kegiatan belajarnya yaitu siswa yang kurang memiliki penerimaan diri. Kurangnya penerimaan diri menunjukan adanya kepribadian
menyimpang yang ditunjukan oleh siswa yang mengalami kesulitan dalam bersosialisasi. Menurut Hurlock
2004:19 “penerimaan diri adalah suatu tingkat kemampuan atau keinginan individu dengan segala karakteristik dirinya.” Hal ini
menunjukan bahwa penerimaan diri sangatlah diperlukan siswa dalam bersosialisasi dengan orang lain yang diantaranya yaitu untuk memperoleh
prestasi dan hasil belajar yang baik di sekolah. Fauzan 1994:30
mengatakan”konseling realita mengidealkan tingkah laku sebagai individu yang tercukupi kebutuha
nnya akan cinta dan harga diri.” Setiap orang belajar untuk memenuhi kebutuhannya, yang pada gilirannya akan
mengembangkan tingkah laku yang normal yakni yang bertanggung jawab dan berorientasi pada realita serta mengidentifikasi diri sebagai individu yang berhasil
dan sukses. Tugas dari guru pembimbing adalah membantu siswa dalam
mengoptimalkan perkembangan diri siswa, salah satunya di bidang pribadi yang berkaitan dengan penerimaan diri siswa. Menangani masalah yang berkaitan
dengan penerimaan diri menjadi salah satu tugas penting guru pembimbing dalam membantu siswa agar mampu mengembangkan diri secara optimal. Salah satu
layanan bimbingan konseling yang dipandang tepat dalam membantu siswa untuk meningkatkan penerimaan dirinya yaitu memalui layanan konseling individu yang
dalam ini menggunakan pendekatan realita. Hal ini disesuaikan dengan permasalahan tentang penerimaan diri siswa yang permasalahannya dihadapi
secara individu sehingga melalui konseling individu, siswa dapat diarahkan untuk mengatasi masalah yang sedang dialami, mengembangkan individu dan
memelihara segala potensi yang dilikinya. Melalui kegiatan konseling realita yang menggunakan prinsip dasar 3R
yaitu right, responsibility dan reality serta adanya berbagai teknik yang mendukung kegiatan konseling maka dimungkinkan akan dapat membantu
masalah siswa yang berkaitan dengan penerimaan diri penerimaan diri yang rendah. Dalam konseling realita, bentuk perilaku yang muncul dapatlah dijadikan
pelampiasan siswa dalam menghadapi masalah yang dialami. Dari penjelasan mengenai penerapan konseling realita, diharapkan penggunaan konseling realita
mampu mengatasi rendahnya penerimaan diri pada siswa. Karena melalui konseling realita siswa diharapkan bisa dan mampu menghargai segala kekuatan
dalam diri baik itu kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya
2.5. Kerangka Berpikir