individu memiliki cara-cara yang berbeda untuk memenuhi tanggung jawab mereka, baik cara yang sesuai norma maupun dengan merampas hak-hak orang
lain. Namun seharusnya pemenuhan tanggung jawab pribadi dilakukan dengan tidak merampas hak-hak orang lain. Meskipun tanggung jawab pribadi dapat
terpenuhi namun hal tersebut akan menyebabkan kerugian pada orang lain. Untuk itulah seharusnya dalam pemenuhan tanggung jawab harus sesuai norma yang
berlaku, adat-istiadat, serta nilai-nilai kehidupan agar tidak mengganggu kehidupan orang lain.
2.3.2 Karakteristik Konseling Realita
Setiap pendekatan konseling memiliki karakteristik yang berbeda-beda, baik dalam hal peran konselor dan dan konseli maupun dalam hal proses
pelaksanaan konseling itu sendiri. Seperti dalam pendekatan konseling realita, yang memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan pendekatan yang lainnya. Menurut
Corey 2007:265 ciri-ciri konseling realita adalah sebagai berikut: a.
Terapi realitas menolak konsep tentang penyakit mental. b.
Terapi realitas berfokus pada tingkah laku sekarang alih-alih pada perasaan-perasaan dan sikap-sikap.
c. Terapi realitas berfokus pada saat sekarang, bukan masa lampau.
d. Terapi realitas menekankan pertimbangan-pertimbangan nilai.
e. Terapi realitas tidak menekankan transferensi.
f. Terapi realitas menekankan aspek-aspek kesadaran, bukan aspek-aspek
ketidaksadaran. g.
Terapi realitas menghapus hukuman.
h. Terapi realitas menekankan tanggung jawab.
Karakteristik tersebut menjelaskan konseling realitas beranggapan bahwa individu yang bermasalah merupakan individu yang tidak menyadari tanggung
jawab akan dirinya. Sikap individu yang tidak bertanggung jawab tersebut tercermin dalam perilakunya pada saat ini sehingga dalam penanganannya
konselor mengacu pada sikap klien saat ini dan bukan pada masa lalu. Perilaku klien pada masa lalu tidak dapat diubah sehingga tidak perlu didiskusikan terlalu
dalam. Dalam hal ini konselor lebih fokus untuk mengeksplorasi aspek kehidupan klien pada masa sekarang, misalnya konselor menekankan pada kekuatan dan
potensi yang positif dan tidak hanya mengingat segi kegagalan klien saja, sehingga ada kemungkinan nyata untuk terjadinya perubahan positif.
Terapi realitas
didasarkan pada
pengantisipasian kalau
klien mengasumsikan
tanggungjawab pribadi
bagi kesejahteraannya
sendiri. Penerimaan tanggungjawab ini di satu sisi akan menolong seseorang mencapai
otonomi atau kondisi kematangan tempatnya mengandalkan dukungan internal. Meskipun banyak teori konseling menyarankan konselor semestinya tidak
menjalankan fungsi layaknya orang tua, namun terapis realitas memberi reward pada klien jika mereka sanggup bertindak secara bertanggungjawab dan
menunjukan ketidaksepakatan jika sebaliknya. Dalam konseling realita, konselor menjadi dirinya yang dapat membantu
klien memenuhi kebutuhannya dengan membangun hubungan yang personal dan tulus. Terapi realita juga menekankan klien pada kesadarannya, bahwa manusia
dalam bertindak harus dilandasi dengan tanggung jawab. Konselor tidak
diperkenankan memberikan hukuman terhadap kesalahan yang dilakukan klien karena hukuman dipandang tidak efektif dalam perkembangan klien.dengan
melakukan kesalahan maka secara otomatis klien juga akan menerima konsekuensinya sendiri. Sehingga klien akan secara sadar akan lebih bertanggung
jawab terhadap apa yang dilakukannya.
2.3.2 Pandangan Tentang manusia