ini dipaparkan hasil perbandingan tingkat self acceptance sebelum dan setelah pemberian layanan konseling individu realita.
4.1.4.1 Perbedaan Self Acceptance Berdasarkan Analisis Deskriptif
Dari hasil pengukuran yang dilakukan saat pre test dan post test diperoleh hasil bahwa self acceptance siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Bantarbolang dapat
ditingkatkan melalui layanan konseling individual relita. Peningkatan self acceptance siswa kelas VIII dapat dilihat pada analisis deskriptif persentase pada
tabel 4.5.
Tabel 4.5 Perbandingan Hasil
Pre test Dan Post test Secara Keseluruhan No
Kode Responden
Pre test Post test
Beda Persentase Kategori Persentase Kategori
1 S-1
44 Rendah
69 Tinggi
25 2
S-2 49
Rendah 68
Sedang 19
3 S-3
40 Rendah
48 Rendah
8 4
S-4 51
Rendah 73
Tinggi 22
5 S-5
51 Rendah
54 Sedang
3 6
S-6 52
Rendah 70
Tinggi 18
Rata-rata 48
Rendah 64
Sedang 16
Berdasarkan tabel 4.5, tampak bahwa self acceptance siswa kelas VIII setelah mengikuti layanan konseling individu realita mengalami peningkatan.
Peningkatan persentase berkisar antara 3 sampai 25. Sebanyak 2 siswa berada pada kriteria tinggi, sebanyak 3 siswa berada pada kriteria sedang dan 1 anak pada
kriteria rendah.
Y
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
S-1 S-2
S-3 S-4
S-5 S-6
PRE-TEST POST-TEST
Grafik 4.3 Perbandingan
Self Acceptance Sebelum dan Setelah Treatmennt pada Tiap Konseli
Berdasarkan tabel 4.5 dan grafik 4.3 dapat diketahui bahwa dari 6 siswa tersebut mengalami peningkatan self acceptance dari rendah menjadi sedang dan
tinggi. Dari perhitungan persentase rata-rata self acceptance siswa sebelum diberi perlakuan adalah dengan kategori rendah, dan setelah diberikan konseling realitas
maka rata-rata tingkat penerimaan diri menjadi 64 yang berada pada kategori sedang. Persentase antara sebelum dan setelah diberikan konseling rata-rata
mengalami kenaikan sebesar 15,8. Sedangkan S-1 merupakan klien yang mengalami peningkatan penerimaan diri paling banyak dari hasil pre-test dan
post-test dengan perbedaan persentase 25, yaitu dari 44 menjadi 69. Sedangkan klien yang mengalami peningkatan persentase paling rendah ialah S-5
X
dengan perbedaan hasil pre-test dan post-test sebesar 3, yaitu dari 51 menjadi 54.
Sedangkan perubahan pada tiap indikator dapat dilihat melalui tabel 4.6 di bawah ini:
Tabel 4.6 Perbandingan Hasil Persentase Skor Pre-test Dan Post-test
Pada Tiap Indikator No
Indikator Pre test
Post test Beda
Skor Kriteria
Skor Kriteria
1 Memiliki gambaran yang
positif tentang dirinya. 49
Rendah 63,5
Sedang 14,5
2 Dapat mengatur dan dapat
bertoleransi dengan rasa frustasi dan kemarahannya.
46,8 Rendah
63,3 Sedang
16,5
3 Dapat berinteraksi dengan
orang lain tanpa memusuhi mereka apabila orang lain
menyampaikan kritik. 47,2
Rendah 62,3
Sedang 15,1
4 Dapat mengatur keadaan
emosi mereka. 49,5
Rendah 65,5
Sedang 16
Perubahan tingkat penerimaan diri siswa setelah diberikan perlakuan melalui konseling realitas tiap indikator secara lebih jelas dapat dilihat melalui
grafik 4.4 berikut:
Y
Grafik 4.4 Perbandingan Persentase Hasil Skor
Pre-test dan Post-test Pada Tiap Indikator
Dari tabel 4.6 dan grafik 4.4 diatas, dapat dilihat bahwa dari keempat indikator semua mengalami peningkatan. Indikator yang mengalami peningkatan
paling banyak adalah dapat mengatur dan dapat bertoleransi dengan rasa frustasi dan kemarahannya dengan perbedaan persentase sebesar 16,5. Sedangkan
indikator yang mengalami peningkatan terendah adalah memiliki gambaran yang positif tentang dirinya dengan perbedaan persentase sebesar 14,5.
4.1.4.2 Perbedaan Self Acceptance Berdasarkan Hasil Uji Wilcoxon