3.3 Variabel Penelitian
3.3.1 Klasifikasi Variabel
Variabel penelitian diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu variabel bebas, variabel terikat, dan variabel antara atau mediasi. Variabel bebas
independent variabel adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel terikat dependent variabel adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain.
Selain itu juga terdapat variabel antara atau mediasi yang fungsinya bertindak sebagai perantara dalam hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat
Sanusi, 2012: 51. Penelitian ini terdiri atas variabel bebas, yaitu keadilan organisasional X
1
, variabel antara atau mediasi yaitu POS Y
1
, sedangkan variabel terikat adalah OCB Y
2
. 3.3.2
Definisi Operasional Variabel
a. Keadilan distributif menurut Niehoff Moorman 1993: 531 adalah
persepsi mengenai sejauh mana imbalan rewards dialokasikan secara adil oleh organisasi. Keadilan distributif diukur dengan 5 indikator yang
dikembangkan oleh Niehoff Moorman 1993, yaitu jadwal kerja, tingkat gaji, beban kerja, penghargaan yang didapatkan, tanggung jawab pekerjaan.
b. Keadilan prosedural menurut Niehoff Moorman 1993: 531 adalah
persepsi yang dipengaruhi oleh sejauh mana alokasi keputusan yang dirasakan karyawan telah dibuat sesuai dengan metode dan pedoman yang
adil. Keadilan prosedural diukur dengan 6 indikator yang dikembangkan oleh Niehoff Moorman 1993, yaitu mempertimbangkan keputusan
pekerjaan, kekhawatiran karyawan didengar oleh pimpinan, mekanisme
pengumpulan informasi yang akurat dan objektif, mengklarifikasi keputusan dan memberikan tambahan informasi, penetepan keputusan yang konsisten,
karyawan diperbolehkan mengajukan proses banding c.
Keadilan interaksional menurut Mansour 2014: 22 didefinisikan sebagai, bagaimana karyawan diperlakukan dalam organisasi oleh atasan mereka.
Hal tersebut menunjukkan bagaimana organisasi memperlakukan karyawan, dan termasuk menunjukkan tingkat hormat, kejujuran dan pemahaman dari
atasan. Keadilan interaksional diukur dengan 9 indikator yang dikembangkan oleh Niehoff Moorman 1993, yaitu memperlakukan
karyawan dengan baik dan perhatian, memperlakukan karyawan dengan terhormat dan bermartabat, peka terhadap kebutuhan karyawan,
memperlakukan karyawan dengan cara yang tepat, peduli terhadap hak-hak karyawan, mendiskusikan implikasi atas keputusan pekerjaan, memberikan
pembenaran yang cukup atas keputusan pekerjaan, memberikan penjelasan yang logis atas keputusan pekerjaan, memberikan penjelasan secara rinci
atas keputusan pekerjaan. d.
POS menurut Eisenberger dkk. 1986: 501 merupakan keyakinan global karyawan mengenai sejauh mana perhatian atau kepedulian organisasi
terhadap kesejahteraan karyawan, serta sejauh mana organisasi menghargai kontribusi yang telah diberikan oleh karyawan. POS diukur dengan 4
indikator yang dikembangkan oleh Eisenberger 1986 dalam Miao 2011, yaitu memenuhi kebutuhan karyawan yang berbeda, mengapresiasi
kontribusi setiap karyawan, membantu karyawan melakukan pekerjaan
dengan baik, menyediakan bantuan kepada karyawan jika memiliki masalah.
e. OCB menurut Organ 1997: 86 mendefinisikan OCB sebagai perilaku
individu yang diskresi secara tidak langsung atau eksplisit diakui oleh sistem reward formal, dan secara agregat mempromosikan fungsi organisasi
secara efektif. OCB diukur dengan 5 indikator yang dikembangkan oleh Organ 1988 dalam Tambe Shanker 2014:68, yaitu perilaku membantu,
sikap kesopanan, sikap kesadaran, sikap sportif, kebajikan sipil.
3.4 Metode Pengumpulan Data