Dalam tuturan di atas diduga mengandung sinonim pada kata setriwel [sәtriwәl]. Kata setriwel [sәtriwәl] yang diucapakan oleh penutur mengandung
makna kaos kaki. Dalam dialek Banyumasan yang mengandung makna kaos kaki juga terdapat pada kata kasut [kasut]. Kata kasut [kasut], setriwel
[sәtriwәl] merujuk pada nomina atau kata benda. Setriwel
[sәtriwәl] bersinonim dengan kasut [kasut] merupakan wujud sinonim leksem dengan leksem. Kesinoniman
tersebut terjadi karena faktor waktu dan penutur karena yang biasa menyebut kasut [kasut] dan setriwel
[sәtriwәl] adalah orang-orang jaman dulu dan yang tergolong sepuh. Sekarang kata kasut [kasut] dan setriwel
[sәtriwәl] sudah jarang digunakan.
Berdasarkan hal tersebut peneliti melihat adanya dugaan sinonim dalam kata benda ataupun kata sifat dalam tuturan penutur dialek Banyumasan. Adanya
fenomena tersebut secara kebahasaan menarik untuk diteliti. Berdasarkan uraian tersebut, sinonim nomina dan adjektiva dalam dialek Banyumasan yang dijadikan
sebagai topik penelitian.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan dalam latar belakang, maka masalah dalam penelitian ini :
1. bagaimanakah wujud sinonim nomina dan adjektiva bahasa Jawa dalam
dialek Banyumasan? 2.
apa sajakah faktor-faktor penyebab sinonim nomina dan adjektiva bahasa Jawa dalam dialek Banyumasan?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah: 1.
mendeskripsikan wujud sinonim nomina dan adjektiva bahasa Jawa dalam dialek Banyumasan.
2. mendeskripsikan faktor-faktor penyebab sinonim nomina dan adjektiva
bahasa Jawa dalam dialek Banyumasan.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis maupun praktis. Secara teoretis, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
referensi bagi para peneliti lain yang ingin meneliti lebih mendalam tentang dialek Banyumasan terutama pada kajian semantik. Selain itu, penelitian ini dapat
bermanfaat bagi pengembang ilmu pengetahuan kebahasaan tentang sinonim
nomina dan adjektiva bahasa Jawa dialek Banyumasan.
Secara praktis, hasil penelitian ini dapat dijadikan kajian untuk peneliti selanjutnya yang akan meneliti tentang kajian semantik yang lain. Penelitian ini
juga bermanfaat untuk masyarakat Banyumas dan masyarakat luas agar mengetahui adanya sinonim nomina dan adjektiva dalam dialek Banyumasan
dengan kosa kata baru yang ditemukan di desa Sirau.
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS
2.2 Kajian Pustaka
Sinonim nomina dan adjektiva dalam dialek Banyumasan yang sangat bervariasi sehingga menarik untuk diteliti. Penelitian ini mengacu pada penelitian
sebelumnya yaitu penelitian Sutiman dan Ririen Ekoyanantiasih 2007 dan Utami 2010.
Sutiman dan Ririen Ekoyanantiasih 2007 melakukan penelitian tentang kesinoniman nomina non insani dalam bahasa Indonesia. Dalam penelitiannya
yang telah dibukukan sumber datanya menggunakan leksikon nomina non insani yang terdapat dalam KBBI 2001. Hasil penelitian berupa nomina non insani
perlengkapan busana ikat pinggang, taksonomi alat penangkap ikan, taksonomi penunjuk waktu, taksonomi alat angkut atau usung, taksonomi alat transportasi
darat yang ditarik hewan, taksonomi alat rumah tangga yang terbuat dari tanah liat, taksonomi alat rumah tangga yang terbuat dari anyaman, taksonomi busana
laki-laki, bangunan atau tempat jual beli. Persamaan penelitian ini dan penelitian Sutiman dan Ririen Ekoyanantiasih
2007 adalah sama-sama mengkaji bidang semantik yaitu pada kajian sinonim nomina. Perbedaan penelitian ini dengan Sutiman dan Ririen Ekoyanantiasih
2007 terletak pada sumber datanya. Jika Sutiman dan Ririen Ekoyanantiasih 2007 sumber datanya berupa leksikon nomina non insani yang terdapat dalam
KBBI 2001 sedangkan penelitian ini datanya berupa tuturan masyarakat.
6